http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=15840
Selasa, 03 Maret 2009 , 12:06:00


Tiongkok Setuju Cairkan Pinjaman


JAKARTA--Negosiasi pemerintah Indonesia ke Tiongkok mulai membuahkan hasil. 
Pendanaan untuk proyek listrik yang semula macet kini lancar lagi. Wakil Dirut 
PT PLN Rudiantara mengatakan, sudah tidak ada masalah dengan pendanaan dari 
perbankan Tiongkok. "Saat di sana (Tiongkok), kami jelaskan kontrak itu. Mereka 
langsung menyetujui kita kembali ke kontrak. Tak ada masalah," ujarnya di sela 
acara 5Th World Islamic Economic Forum (WIEF) di Jakarta kemarin (2/3). 
Sebelumnya, bank Tiongkok sempat menyetop pencairan pendanaan proyek PLTU 
10.000 megawatt (MW). 

Ini terkait sengketa antara Merpati Nusantara Airlines dgan produsen pesawat 
asal Tiongkok, Xian Aircraft Industry.Saat ini, dua perbankan Tiongkok memang 
sudah meneken komitmen pendanaan tiga proyek PLTU 10.000 MW. Yakni, Bank of 
China untuk PLTU Indramayu serta China Export Import (Cexim) Bank mendanai PLTU 
Suralaya dan PLTU Paiton.Mulai lancarnya pendanaan ditunjukkan dengan pencairan 
pinjaman USD 180 juta oleh Cexim. "Itu cair 10 hari lalu untuk Suralaya dan 
Paiton," kata Rudiantara.Meski begitu, Rudiantara membenarkan sempat ada 
penundaan pencairan dana. "Mereka mengajak kita bicara perubahan lingkungan 
market. Kita bicara, dan semuanya baik-baik saja," tuturnya.Untuk proyek 
listrik lain, PLN tengah menjajaki kemungkinan pendanaan dari investor Timur 
Tengah. "Kami sudah proses sejak awal, bukan hanya saat ini," ujar Rudiantara.

Tapi, dia enggan memberitahu negara yang didekati. "(Keberhasilan mendapatkan 
pendanaan) itu bergantung timing, size, serta price," katanya.Selain pendanaan, 
PLN juga terus berupaya untuk mengamankan suplai batu bara. Dalam waktu dekat, 
PLN akan mengumumkan tender pasokan batu bara untuk proyek PLTU 10.000 
MW.Kepala Satuan Tugas Energi Primer PLN Nasri Sebayang mengatakan, batu bara 
itu diperlukan guna memenuhi kebutuhan enam pembangkit 10.000 MW di luar Jawa. 
"Masih ada tiga juta ton batu bara lagi yang harus ditender untuk program 
10.000 MW. Rencananya, akan diumumkan minggu ketiga Maret ini," ujarnya.Menurut 
Nasri, tender tersebut bagian terakhir pengadaan batu bara proyek 10.000 MW. 
Proyek itu terdiri dari 10 pembangkit yang berlokasi di Jawa dan 25 pembangkit 
di luar Jawa. Kebutuhan batu bara untuk pembangkit itu sekitar 33 juta ton. 
(owi/dw

Reply via email to