Mengadili dan Menghukum Bukan Bagian Kehidupan Beragama
                                                    
Banyak ulama dan umat beragama tersesat dalam memahami tujuan dalam kehidupan 
beragama.  Karena beragama bukan artinya mengadili, juga bukan berarti 
menghukum, juga bukan berarti mengancam, juga bukan berarti membawa beban 
kewajiban2.

Agama hanyalah menjanjikan reward atau pahala, hanyalah menjanjikan kebahagiaan 
bukan penderitaan, bukan mengancam dengan hukuman, juga bukan mengadili salah 
dan benar.

Oleh karena dasar pemahaman universal diatas, maka jadi salah kalo ajaran agama 
mengadili benar dan salah lalu menjatuhkan macem2 hukuman seperti merajam, 
memotong tangan, memenggal kepala, mencambuk, bahkan memotong kemaluan wanita.

Dalam kehidupan beragama tidak ada hak untuk menghukum seseorang dalam kaitan 
kepercayaannya.  Tidak bisa seseorang dihukum karena tidak menjalankan 
kewajiban2 dalam beragama.  Karena menghukum itu bukanlah bagian dari kehidupan 
dalam beragama.

Dalam semua perdebatan tujuannya khan satu yaitu menemukan kebenaran dengan 
jalan membandingkan pendapat2 untuk diterima sebagai pendapat yang benar.

Oleh karena itu, untuk membuat sebuah kesimpulan yang benar tentu ada urut2an 
yang benar sehingga pernyataan2 itu bisa disimpulkan sebagai benar.

Oleh karena itu, untuk bisa menyusun pernyataan2 yang bisa disimpulkan benar 
dibutuhkan urutan yang dinamakan logika.

Marilah kita memperdebatkan agama dan khususnya agama Islam.  Lalu kenapa harus 
agama Islam bukan agama lainnya, jawabnya jelas, Islam menjadi masalah 
diseluruh dunia karena umatnya selalu konflik dalam lingkungan mereka baik 
terhadap umat lainnya maupun terhadap sesama umatnya sendiri.

Demikianlah, ini merupakan pernyataan dan kesimpulan, jadi memperdebatkan agama 
Islam bukan karena benci tetapi karena selalu umatnya konflik dengan lingkungan 
mereka sendiri.  Memang tidak bisa disangkal, ada perdebatan yang disebabkan 
karena kebencian, namun kalo perdebatan itu dilandasi kebencian tidak akan 
mungkin bisa mendapatkan kesimpulan yang benar !!!!

Oleh karena itu, sebelum kita lanjutkan, kita masing2 harus lebih dulu memahami 
"kehidupan beragama" itu tujuannya apa ???

Apakah tujuannya untuk me-nakut2i, atau untuk menghukum, atau untuk memaksa 
orang masuk kesorga, atau untuk memusuhi satu kelompok, atau untuk membenci.

Hal2 inilah yang perlu kita samakan dulu.  Karena kalo pemahaman tujuan 
kehidupan beragama itu tidak sama, otomatis tidak bisa pandangannya sama.

Kalo kita mau memaksakan dari sudut pandangan agama Islam itu sendiri, tentu 
tidak akan bisa diterima semua umat secara sama karena mereka yang bukan Islam 
tentu akan menolaknya.  Oleh karena itu marilah kita cari pemahaman yang sama 
yang bisa berlaku dan diterima oleh semua umat beragama bukan cuma oleh umat 
Islam saja.

Itulah sebabnya, SAYA MENYATAKAN BAHWA KEHIDUPAN BERAGAMA ADALAH KEHIDUPAN 
UNTUK MEMBEBASKAN DARI RASA TAKUT, KEHIDUPAN UNTUK MENCIPTAKAN RASA DAMAI, 
KEHIDUPAN UNTUK SALING TOLONG MENOLONG.

Artinya, kalo ingin membebaskan dari rasa takut, janganlah dalam beragama 
seorang umat diancam hukuman, karena hukuman itu bukanlah membebaskan manusia 
dari rasa takut tapi justru untuk menimbulkan rasa takut.

Demikian juga kehidupan beragama tidak ada rasa damai kalo ada kewajiban2 untuk 
memaksakan agama kita kepada yang lain.

Kesimpulan dari pemahaman kehidupan beragama yang saya katakan diatas tentu 
tidak membatasi hak siapapun juga dalam mendapatkannya, setiap orang bisa sama2 
menerima hal2 yang diatas.  Oleh karena itu ajaran Islam yang penuh dengan 
hukuman sudah jelas bukanlah kehidupan yang membebaskan manusia dari ketakutan. 
 Contohnya berzinah dihukum rajam, mencuri dipotong tangan, murtad dipotong 
kepalanya, dan berbohong dicambuk 42 kali.  Jelas kehidupan dunia ini tidak 
berhak menghukum seseorang untuk kesalahan atau pelanggaran dalam kehidupannya 
dalam beragama.  Karena agama hanyalah kepercayaan, maka atas dasar apa 
seseorang bisa disalahkan sehingga perlu dihukum.

Memang tidak seorangpun yang suka dengan pezinah, namun kalo dia berzinah atas 
suka sama suka, biarlah nantinya dia dihukum oleh Tuhan bukan kita yang 
merajamnya padahal kita enggak dirugikan dan enggak ada urusan dengan kelakuan 
orang lain itu.  Hal2 begini yang paling parah didunia Islam.  Lebih gila lagi, 
untuk menangkap seseorang itu berzinah dibolehkan untuk mengintip, dibolehkan 
untuk menggerebek rumah seseorang dan menggedor pintu kamarnya.  Naaah yang 
begini kita harus sama2 mengakui bahwa kehidupan seperti ini bukanlah tujuan 
kita dalam kehidupan beragama.

Semua yang saya tulis hanyalah sebagian kecil yang membuktikan betapa salahnya 
dan betapa biadabnya ajaran Islam yang seperti ini.  Akibat ajaran2 seperti 
inilah yang menyebabkan umat Islam Ahmadiah dijarah harta bendanya, difatwakan 
sebagai halal darahnya ditumpahkan.

Naaah.....  Pendapat saya diatas jelas sekali alasan dan landasannya sehingga 
enggak bisa lah menuduh saya cuma berpendapat atas landasan kebencian.  Justru 
kalo saja anda mau mengakui, ajaran Islam itulah yang dilandasi cuma kebencian. 
 Bayangin saja, kenapa kebencian kepada yahudi dan kafir harus dilestarikan 
dalam kitab suci ???  Padahal kalopun kita membenci seseorang tidak harusnya 
diwariskan kepada anak cucu kita seperti dalam ajaran Islam ini.

Salahkah pendapat saya ini????
Sekali lagi landasan saya bukan kebencian tapi kasih sayang atas dasar HAM yang 
tidak membedakan manusia dari kepercayaan agamanya.  Bandingan ajaran Islam 
yang mengharuskan pemimpin itu harus beragama Islam, khan enggak bisa begitu 
karena syarat pemimpin itu bukan agamanya melainkan kepemimpinannya.  
Disinilah, ajaran Islam penuh diskriminasi, bukan cuma diskriminasi agama juga 
gender dan ras.

Silahkan yang masih mau menyalahkan saya janganlah asal caci maki, asal fitnah 
cuma asal tuduh tanpa dasar yang jelas.  Padahal saya menulis dengan landasan 
yang jelas yang bisa dibaca dan dirasakan dan diterima setiap orang apapun 
agamanya.

Adalah salah kalo anda anggap bahwa sebagai muslimah yang beragama Islam saya 
wajib membela Islam, saya wajib membenarkan Islam, saya wajib berpihak kepada 
Islam, saya wajib menggunakan landasan keimanan Islam.....  semua ini salah 
meskipun memang ajaran Islam mengharuskan demikian.  Namanya juga ajarannya 
salah, maka keharusan seperti inipun pasti salah jadinya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Reply via email to