http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009031606010714

      Senin, 16 Maret 2009 
     

     
     
     
     

BUKU MEMOAR: SBY: Sintong Punya Argumentasi, Landasan, dan Fakta 


      JAKARTA (Ant/Dtc/Lampost): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 
mengatakan Letjen TNI Sintong Panjaitan mempunyai argumentasi, landasan, dan 
fakta yang kuat dengan menyebut nama Prabowo Subianto dan Wiranto dalam buku 
memoarnya, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.

      "Menulis buku adalah hak semua orang. Namun, menulis buku harus akurat 
data dan faktanya. Apalagi kalau pelakunya masih ada," jelas Yudhoyono dalam 
silaturahmi dengan wartawan Istana di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, 
Jawa Barat, Minggu (15-3).

      Presiden mengaku belum membaca buku Sintong tersebut. Meski demikian, dia 
sudah mendengar polemik yang timbul akibat peluncuran buku Perjalanan Seorang 
Prajurit Para Komando tersebut.

      Menurut Yudhoyono, dua tokoh yang merasa dirugikan (Prabowo dan Wiranto) 
bisa menuntut sang penulis. Meski demikian, harus melalui mekanisme hukum yang 
benar. "Semua ada mekanisme hukumnya. Lakukan dalam koridor demokrasi dan 
aturan hukum, jangan di luar itu, hingga freedom ini menjadi tidak indah," kata 
SBY.

      Dalam bukunya, Sintong menyebutkan Kapten Prabowo Subianto akan melakukan 
counter coup untuk menggagalkan rencana kudeta Letjen TNI L.B. Moerdani 
terhadap Presiden Soeharto.

      Sintong juga menyebutkan Wiranto harus bertanggung jawab dalam kasus 
Semanggi 1998. Pada bagian lain Sintong menyebut peran SBY sebagai konseptor 
reformasi TNI.

      Menanggapi memoar Sintong yang ditulis Hendro Subroto itu, Prabowo di 
depan ratusan buruh FSP BUMN Bersatu di Hotel Grand Cempaka, Jalan Cempaka 
Putih, Jakarta Pusat, Kamis (12-3), berujar, "Setiap ada buku baru, saya 
dituduh mau kudeta lagi, mau kudeta lagi." N-2

      SBY Belum Tentu Tinggalkan JK

      JAKARTA (Lampost): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan 
belum memastikan apakah tetap berpasangan atau tidak dengan Wakil Presiden 
Jusuf Kalla (JK) dalam pemilihan presiden mendatang.

      "Tidak tepat dan keliru kalau saya dibilang mau meninggalkan Pak Jusuf 
Kalla. Ini kan prosesnya belum apa-apa. Saya juga belum pernah mengatakan akan 
memilih cawapres ini atau ini," kata SBY saat jumpa pers di kediaman pribadinya 
di Puri Cikeas, Bogor, kemarin (15-3).

      Dia menjelaskan baru menentukan pasangan setelah melihat peta politik 
pasca-Pemilu Legislatif April mendatang.

      Ia belum berani memutuskan apakah akan mengambil cawapres dari Partai 
Golkar kembali apabila Kalla jadi maju sebagai capres. "Segalanya serbamungkin, 
bisa saja wapres dari mana pun. Jadi saya belum bisa mengatakan akan mengambil 
wapres dari Partai Golkar lagi."

      Presiden menambahkan ia mempunyai tiga syarat untuk sosok yang akan 
dipilih sebagai calon wakil presiden, yaitu yang memiliki integritas, 
kapasitas, dan chemistry (kecocokan) yang baik.

      "Saya tidak boleh terlalu dini, selain percaya pada jalan Tuhan, saya 
juga melakukan exercise, pertimbangan secara saksama karena ini merupakan calon 
pasangan saya dalam menjalankan pemerintahan selama lima tahun jadi tidak boleh 
grasa-grusu (terburu-buru)," kata dia.

      Soal pertemuan Kalla dengan Megawati Soekarnoputri, pekan lalu, SBY 
beranggapan itu wajar dalam dinamika menjelang pemilu. Ia pun mengatakan siap 
bertemu Megawati jika yang bersangkutan menginginkannya. "Sejak saya memerintah 
sampai kini, Ibu Mega tidak bersedia (bertemu dengan saya). Jadi, andaikan Ibu 
Mega bilang mau ketemu dengan saya, saya pun mau menemuinya besok," kata SBY. 
Ia menolak mengomentari jika pertemuan Kalla dan Megawati adalah awal koalisi 
Partai Golkar dan PDI-P karena pernyataan setelah itu justru untuk memperkuat 
pemerintahan.

      Perlu Koalisi

      SBY juga mengatakan partai politik (parpol) perlu menggalang koalisi. 
Hasil Pemilu 2004 menunjukkan tidak ada parpol yang dominan.

      "Koalisi itu perlu. Hasil Pemilu 2004 kemarin menujukkan tidak ada parpol 
yang amat dominan. Maka tidak ada partai yang bisa berjalan sendiri tanpa 
partai lain," ujar SBY.

      Menurut SBY, koalisi yang digalang antarparpol akan menciptakan 
pemerintahan yang stabil. Dengan adanya koalisi itu, hubungan pemerintah dengan 
parlemen juga lebih harmonis. Ia juga mengatakan koalisi mendatang harus 
berdasar pada aturan main yang konkret. "Sehingga dipandang publik lebih tepat 
dan masuk akal."

      Terkait koalisi yang sudah dijalin Partai Demokrat dengan beberapa 
partai, SBY mengatakan hal itu perlu ditata kembali. Sebab, koalisi harus 
bersama-sama dalam memperjuangkan kebijakan politik dan bukannya 
berhadap-hadapan. "Tentu tidak elok kalau malah berhadapan (antarparpol) secara 
sengit. Jadi ada banyak yang perlu ditata kembali."

      Kalla Serius

      Kemarin, Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla kembali menegaskan di 
hadapan kadernya di Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu bahwa ia 
serius maju sebagai capres. Ia juga meminta kader Partai Golkar bekerja keras 
memenangi pemilu legislatif.

      Kalla datang ke Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Malang sekitar pukul 
17.05. Pertemuan tertutup selama sekitar 15 menit itu dihadiri Gubernur Jawa 
Timur Soekarwo. Sebelumnya, ia menggelar pertemuan tertutup dengan K.H. Mas 
Subadar, pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum, Besuk, Pasuruan, sekitar pukul 
15.00. Pertemuan itu berlangsung sekitar 1,5 jam.n MI/U-2
     

<<bening.gif>>

Kirim email ke