Putri, kenapa tak lagi sekolah?

By: agussyafii

Ada seorang teman bertutur melalui email, yang bercerita Putri salah satu murid 
TK disekolah kami, putri bukanlah dari keluarga yang berada. Ayahnya seorang 
pedagang bakmi keliling, ibunya seorang penjual gado-gado. Kerasnya kehidupan 
membuat mereka harus bekerja keras dengan berbagai problem kehidupan 
metropolitan. Putri bukanlah anak yang manja. Putri anak yang periang dan tidak 
merepotkan orang tuanya. Teman-temannya banyak yang suka kepada putri karena 
baik, rajin dan pandai disekolah.

Ibunya mendaftarkan putri masuk sekolah TK, usianya 5 tahun. Saat itu kami 
belum tahu bagaimana kondisi perekonomian keluarga putri. kami setarakan putri 
sama seperti teman-temannya yang lain mengenakan biaya masuk dan SPP. Selama 3 
bulan putri sekolah dengan riang dan gembira. Membawa tas dengan roda travel 
bag yang saat ini populer pada anak-anak seusia putri. Kegembiraan selama 
disekolah juga bisa dirasakan oleh kami dan para guru. dibidang akademis putri 
pintar dan cerdas. Putri dengan cepat bisa membaca, menulis dan berhitung. 
Bacaan qiro'atinya sangat bagus dan lancar. Putri menikmati hari-hari indahnya 
selama sekolah.

Memasuki bulan keempat, tiba-tiba putri tidak masuk sekolah selama seminggu. 
Kami para guru dan kepala sekolah terheran, Putri, kenapa tak lagi sekolah? 
Lalu saya menyuruh kepala sekolah untuk menengok putri, tutur teman saya itu 
dalam email. 

Dua hari kemudian saya mendapatkan kabar putri tidak boleh sekolah karena 
dilarang oleh ayahnya. Awalnya saya bingung kenapa putri dilarang sekolah. 
Belakangan saya tahu ternyata putri dilarang sekolah karena ayahnya malu sudah 
dua bulan tidak membayar SPP. AKhirnya kami membebaskan SPP buat putri.

Keesokan harinya Putri sekolah namun setelah itu tidak masuk lagi selama 
seminggu. Menurut kabar yang saya terima ayah tidak memperkenankan putri 
sekolah meskipun telah membebaskannya dari biaya SPP, kamipun tidak bisa 
berbuat apa-apa.

Seminggu kemudian kami mendengar kabar kabar dukacita bahwa Putri telah 
berpulang ke Rahmatullah setelah sakit. Dan sakitnya itu disebabkan karena 
Putri bersikeras ingin sekolah tetapi ayahnya melarang. Putri akhirnya jatuh 
sakit, tubuh suhunya mengalami panas dan nyawanya tidak bisa diselamatkan. 

Astaghfirullahal a'dziin, Ya Alloh Ya Robb, ampunilah kami yang lalai ini, 
lalai menjaga amanahMu. tutur teman itu dalam email dengan penuh penyesalan. 
diakhir saya membaca email ini tak kuasa menahan airmata saya yang terus 
mengalir, membayangkan wajah Putri yang hampir sebaya dengan Hana, putri saya. 
Tak lupa saya membacakan surah alfatehah semoga Putri bahagia disisi Alloh SWT.

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, 
tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek 
Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi 
(ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, 
bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik 
sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- 
Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan 
dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui 
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431





      

Kirim email ke