================================================= THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia." ================================================= [Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration & Pruralism Indonesia Quotient] Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009. "Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia." Seratus Hari Penuh Arti Tajuk Rencana - Kompas, Jumat, 1 Mei 2009 Seratus hari lalu, Barack Obama mengawali masa kepresidenannya dengan mandat penuh dari rakyat AS. Kepercayaan dan harapan rakyat dipanggulnya. Setumpuk harapan ditaruh di atas bahu Obama. Bukan hanya harapan rakyat Amerika, tetapi juga harapan rakyat di negara lain. Dibayangkan sekaligus diharapkan bahwa Obama akan menjadi presiden yang mampu mengatasi berbagai persoalan dunia. Seperti tidak hendak mengecewakan rakyatnya — dan dunia — Obama, presiden kulit hitam pertama di AS, yang meraih 53 persen suara dalam pemilu lalu, segera bertindak. Ia berusaha menanamkan impresi, kesan memuaskan, melegakan, kepada para pemilihnya bahwa mereka tidak salah memilih dirinya. Obama juga berusaha mengatakan kepada para pemilihnya lewat tindakan nyata bahwa ia tidak hanya menebar janji, tetapi juga melaksanakan janjinya. Obama berusaha menyelamatkan perekonomian AS yang berada di ambang jurang kehancuran dengan mengeluarkan serangkaian kebijakan ekonomi misalnya, paket stimulus, strategi penyelamatan bank-bank dan industri otomotif. Ia juga membabat para ”petualang ekonomi” yang hanya mementingkan kantong sendiri. Di panggung internasional, Obama berusaha membangun kembali reputasi AS yang tercabik-cabik karena pendahulunya yang cenderung menerapkan kebijakan luar negeri yang ”melukai” negara-negara lain atau menempatkan AS lebih tinggi daripada negara lain. Dengan berjanji akan menutup kamp di Teluk Guantanamo, sebuah kamp bagi mereka yang oleh AS dianggap sebagai teroris, wajah garang AS yang semula dianggap kurang manusiawi mulai sedikit terhapus. Obama juga menawarkan untuk membuka dialog dengan Iran dan Suriah yang sebelumnya selalu dianggap sebagai musuh AS. Bahkan, Obama dengan tanpa sungkan-sungkan berjabatan tangan dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez, tokoh terdepan dari Amerika Selatan dalam kampanye menentang dan melawan AS. Obama juga berjanji akan menarik pulang tentara AS dari Irak, salah satu mandala perang terlama dan terkejam dalam sejarah AS. Afganistan pun mendapat perhatian, dengan berjanji menuntaskan misi militer di negeri itu. Memang, masih banyak persoalan yang belum disentuh atau bahkan ia terlihat seperti begitu ambisius. Obama mengakui hal itu. Ia menyadari begitu banyak persoalan yang menumpuk di depannya yang harus diselesaikan. Terlepas dari semua itu, apa yang dilakukan itu merupakan pemenuhan janji kampanyenya. Ia bertindak, tidak hanya bicara. Seorang pemimpin akan dinilai dari tindakannya yang berguna bagi masyarakat banyak ketimbang dari omongannya yang muluk-muluk. Omongan tanpa perbuatan adalah sia-sia. ------- Beruntunglah Obama kecil sempat belajar di Indonesia, paling tidak kita bisa lebih mendekatkan hati, jiwa dan spiritnya untuk menjadi contoh, ikon teladan dan panduan bagi praktik para pemimpin dunia, khususnya Indonesia saat ini dan ke depan. Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! Best Regards, Retno Kintoko The Flag Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! ERDBEBEN Alarm
SONETA INDONESIA <www.soneta.org> Retno Kintoko Hp. 0818-942644 Aminta Plaza Lt. 10 Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan Ph. 62 21-7511402-3