Hidup Itu Karunia

By: agussyafii

Di Rumah Amalia, rumah dimana anak-anak belajar dan rumah bagi siapapun untuk 
saling berbagi kebahagiaan. Pada hari minggu kemaren dari pagi anak-anak Amalia 
sudah datang untuk bimbel. Jam 7 pagi Adi sudah datang. Setelah itu anak-anak 
berbondong-bondong berdatangan. Akhirnya kami memulai kegiatan dengan 'Smart 
Walking' Kak Rani, Kak Nia dan Kak Asep juga datang. Setelah kegiatan 'Smart 
Walking' anak-anak belajar matematika. Rupanya setelah kegiatan bimbel Rumah 
Amalia kedatangan tamu dari Canada. Spesial datang ke Rumah Amalia dan terakhir 
saya kedatangan tamu, seorang Ibu dengan dua putranya.


Malam itu Sang Ibu bertutur, 'Hidup itu adalah Karunia. Harus selalu 
disyukuri.' begitulah makna hidup baginya. 'belajar istiqomah adalah sebuah 
keharusan untuk senantiasa selalu bersyukur kepada Alloh SWT' lanjutnya.

Hobinya yang senantiasa menyayangi anak-anak yatim justru semakin bertambah 
setelah beliau sakit keras karena sembuh dari doa mereka. Tuturnya, 'Harus kita 
sadari bahwa pengalaman hidup manusia apapun bentuknya datang dari Alloh SWT. 
Orang lain menyebutnya ini ujian namun saya menyebutnya sebagai Karunia Alloh 
SWT agar saya meningkatkan ketaqwaan padaNya.' katanya.

kedua putranya berlari ke dalam rumah, sementara istri saya duduk menemani ibu 
itu. Hana berlarian dengan ketawa kecilnya. Sesekali beliau mengusap airmata 
yang jatuh dipipinya. Beliau bercerita terkadang dirinya berasa beruntung 
begitu banyak karunia Alloh untuk dirinya sebagai seorang 'single parent' 
tentunya tidak mudah baginya untuk menjalani hidup. 

Hidup sendiri bersama kedua putranya memang merasakan berada dalam guncangan 
hidup. Rumah tangga yang dijalinnya selama 15 tahun ternyata harus kandas. 
Kegagalan dalam kehidupan rumah tangganya merupakan pukulan telak terhadap 
jiwanya justru setelah dirinya mengalami sakit berat yang dialaminya. Dalam 
kondisi seperti itulah kemudian saya membimbing sang ibu untuk menyerahkan 
semua persoalan hidupnya kepada Alloh SWT. Permasalahan hidupnya telah mencapai 
satu titik nadir yang harus dalam kondisi pasrah dan ikhlas menerima semua yang 
telah menjadi kehendakNya. alhamdulillah kondisi psikologisnya sudah menjadi 
baik dan percaya diri.

Beliau bertutur pada saya dengan penuh linangan airmata, 'Suara adzan yang 
mengalun sering mengalir perasaan sejuk. Suara mengaji membuat saya menangis. 
Kenangan masa kecil saya belajar mengaji dan belajar solat silih berganti 
hadir, semua terputus ketika saya hidup ditengah gemerlapnya dunia, 
berlimpahnya materi, suami yang sempurna, yang semuanya justru tidak bisa 
menolong apapun ketika saya dalam badai masalah yang terus bertubi-tubi menimpa 
keluarga kami.' 

'Alhamdulillah, semua kejadian dan masalah telah menyadarkan saya hanya 
berserah diri pada Sang Khaliq-lah saya menemukan kebahagiaan sejati' tutur 
sang ibu. Malam semakin larut. Kebahagiaan itu hadir ditengah kami, sebagaimana 
yang dirasakan oleh setiap orang yang senantiasa ikhlas dan mensyukuri nikmat. 
'Terima kasih Ya Alloh atas semua KaruniaMu' Ucap sang ibu diakhir perjumpaan 
kami.


Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Love Green (ALG)' Ahad, 
tanggal 14 Juni 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek 
Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. 'Lima Cara Amalia Love 
Green (5 CALL Green) Pelihara Bumi' 1. Jadilah Penyelamat Bumi dengan memulai 
dari hal yang kecil dan mudah, 2. Tanam bunga dalam pot, 3. Gunakan Air dengan 
bijak, 4. manfaatkan kembali benda-benda yang bisa digunakan, 5. Matikan lampu 
yang tidak digunakan. Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Green 
Love (AGL)' melalui http://agussyafii.blogspot.com, 
http://id-id.facebook.com/people/Agus-Syafii-Muhamad/861635703 atau sms 087 
8777 12431






      

Kirim email ke