> "sunny" <am...@...> wrote:
> Refleksi : Ayo silahkan baku hantam,
> jangan hanya omonkosong gertak tikus 
> 


benar juga, mau perang sama siapa???  kalo mau perang kudu punya pesawat, kudu 
punya kapal, dan kudu punya senjata.  Embargo khan masih berlangsung cuma 
senjata2 ringan untuk menumpas Jihad Islam di Ambon dan Poso aja embargonya 
dilonggarin.

Terbangin pesawat malah jatoh sendiri tanpa perlu ditembak peluru kendali.  
Musuh bisa menang perang lawan RI karena tentaranya mati sendiri sebelum 
ditembak.  Pesawat jatuh sendiri, kapal laut karam sendiri, bawa bomb, malah 
bombnya meledak sendiri waktu dibawa truk.

Negara tetangga kalo mau rebut Ambalat itu enggak perlu pakai pelor tapi pakai 
pengadilan Internasional, dan pengadilan Internasional cuma menghadirkan saksi2 
saja yaitu para kepala desa dan penduduk didalam pulo Ambalat itu sendiri, 
semuanya kepala desa bersaksi tidak pernah menerima gaji dari pemerintah RI 
tetapi dapat gaji bulanan dari negara tetangganya itu.  Naaah....  masa sih 
hakim yang adil bisa bilang Ambalat milik Indonesia karena kepala desanya 
digaji Malaysia dan Phillipina ????

Ny. Muslim binti Muskitawati.












> http://tempointeraktif.com/hg/hukum/2009/06/01/brk,20090601-179076,id.html
> 
> 
> TNI Siap Berperang di Ambalat
> 
> Senin, 01 Juni 2009 | 07:27 WIB
> 
> TEMPO Interaktif, Jakarta:Perairan Ambalat kembali bergolak. Setelah kapal 
> perang Malaysia berkali-kali menerobos wilayah Indonesia, Tentara Nasional 
> Indonesia bersiaga. Sejak Rabu lalu, TNI Angkatan Laut telah mengerahkan 
> tujuh kapal bersenjata lengkap untuk berpatroli di perairan antara Sulawesi 
> dan Kalimantan itu. 
> 
> Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen 
> mengatakan Indonesia siap bertempur untuk mencegah kapal milik Tentara Diraja 
> Malaysia kembali memasuki perairan Indonesia. "Kami mengingatkan mereka bahwa 
> Ambalat adalah perairan kita," kata Sagom saat dihubungi kemarin. 
> 
> TNI Angkatan Udara juga menyiapkan dua unit pesawat Boeing 737 dan satu unit 
> Sukhoi 27/30 untuk beroperasi di perairan Ambalat. Komandan Pangkalan Udara 
> Balikpapan Letnan Kolonel Agus Pandu Purnama mengatakan ketiga pesawat itu 
> saat ini bersiaga di Makassar. 
> 
> Sabtu lalu, kapal Malaysia, KD Baung-3509, tepergok memasuki perairan Ambalat 
> sejauh 7,3 mil. Sejam kemudian, kapal perang cepat itu diusir oleh KRI Untung 
> Surapati-872, dibantu dua kapal perang lainnya. 
> 
> Sebelumnya, KRI Untung Surapati dan KRI Hasanuddin-366 mengusir KD Baung dari 
> Ambalat. KRI Untung Surapati juga mengusir kapal Malaysia, KD YU-3508, yang 
> memasuki perairan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, sejauh 12 mil. 
> 
> Tak hanya lewat laut, Malaysia juga menerabas wilayah Indonesia lewat udara. 
> KRI Untung Surapati dan KRI Hasanuddin mendeteksi satu helikopter dan satu 
> pesawat Beechcraft jenis intai maritim milik Malaysia memasuki wilayah udara 
> Indonesia. 
> 
> Dalam catatan TNI, sejak Januari 2009, sedikitnya sembilan kali Malaysia 
> menerobos wilayah Indonesia. Sejauh ini, kata Sagom, tak sekali pun terjadi 
> kontak senjata. "Kalau TNI menembak, itu adalah keputusan politik negara," 
> katanya. 
> 
> TNI berharap pemerintah Indonesia segera melakukan langkah-langkah diplomatik 
> untuk menyelesaikan persoalan ini. "Supaya perbatasan kedua negara menjadi 
> jelas," ujar Sagom. 
> 
> Juru bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan perundingan 
> dengan Malaysia soal Blok Ambalat menemui kendala karena Malaysia tengah 
> mengganti tim perundingnya. "Kami menunggu tim perunding baru," kata 
> Faizasyah saat dihubungi kemarin. 
> 
> Menurut Faizasyah, pemerintah sudah 13 kali berunding dengan Malaysia soal 
> Ambalat. Tapi, hingga putaran perundingan terakhir pada Mei tahun lalu, kedua 
> negara belum bersepakat soal batas-batas negara di perairan itu. 
> "Perundingannya tak mudah," ujar dia. 
> 
> ANTON SEPTIAN | FIRMAN HIDAYAT
>


Reply via email to