http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009071822092714

      Minggu, 19 Juli 2009 
     
      BURAS 
     
     
     
Bom Teroris, Jangan Tebar Curiga! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya

      "PENGAMAT teroris Asia Tenggara, Sidney Jones, memastikan di Metro TV 
(18-7), serangan bom ke Hotel J.W. Marriott dan Ritz Carlton Jumat dilakukan 
teroris terkait jaringan Noordin M. Top, bukan elemen lain! Jadi bukan terkait 
pemilu yang masih diproses!" ujar Umar. "Penegasan Jones layak disimak, agar di 
antara sesama kita tak saling mencurigai, apalagi saling menuduh, hingga akibat 
teroris masyarakat kita malah jadi terpecah belah! Padahal, yang dihadapi 
adalah teroris sebagai musuh bersama seluruh bangsa!"

      "Kalau ada yang terpancing dan menebar curiga, prasangka buruk di antara 
sesama warga bangsa, justru membuat usaha teroris untuk menciptakan kekeruhan, 
kekacauan, dan perpecahan dalam masyarakat Indonesia mencapai sasaran!" timpal 
Amir. "Juga mengait-ngaitkan serangan bom teroris itu dengan temuan intelijen 
terkait pemilu, karena yang terjadi justru akibat intel terobsesi pada ancaman 
terhadap pemilu, dan terbenam dalam paranoid obsesi tersebut, malah kebobolan 
serangan teroris!"

      "Artinya, jangan pula masyarakat bangsa diseret ke dalam obsesi kalangan 
intelijen! Karena, ditarik dalam sejarah pemilu di Indonesia, obsesi itu jelas 
sangat berlebihan!" tegas Umar. "Lebih baik kita kembali ke realitas, 
masyarakat bangsa Indonesia semakin matang berdemokrasi, obsesi-obsesi 
sebaliknya cuma menyesatkan! Seandai nanti ada demo menolak hasil penghitungan 
KPU, misalnya dengan alasan DPT yang kacau, itu pun masih bagian dari 
demokrasi, karena kekacauan DPT juga kenyataan! Apalagi di sisi lain, sudah ada 
tokoh seperti Gus Dur yang secara terbuka menolak hasil pemilu!"

      "Maka itu, kita hadapi terorisme sebagai musuh bersama--common 
enemy--masyarakat bangsa!" timpal Amir. "Intel-intel silakan merekam dan 
menganalisis ancaman dalam masyarakat, tapi alangkah baiknya jika setiap 
ancaman itu dibandingkan dengan realitas, sejauh mana perkembangan masyarakat 
kita dalam hal-hal tertentu--sejauh mana pula anomalinya, kalau ada! Tapi 
jelas, dalam masyarakat yang makin gandrung kedewasaan berdemokrasi sekarang, 
terlalu berlebihan diprediksi akan menempuh jalan revolusi untuk mencapai 
tujuan kekuasaan!"

      "Pokoknya, daripada neko-neko dengan paranoid kekuasaan hingga mencurigai 
tanpa alasan rakyat sendiri sebagai ancaman serius bagi keamanan nasional, 
lebih baik kalangan intel berkonsentrasi memusatkan perhatian untuk melacak 
jejak para teroris yang masih menjadi ancaman nyata itu!" tegas Umar. 
"Sangatlah ironis, jika intelnya lebih sibuk menguntit gerak-gerik rakyat yang 
lantas disimpulkan sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, sedang para 
teroris malah dibiarkan leluasa menyiapkan serangan!" ***
     

<<bening.gif>>

<<buras.jpg>>

Kirim email ke