Jawa Pos

 

[ Senin, 20 Juli 2009 ] 


Polisi Cocokkan DNA Keluarga Nur Hasdi dengan Potongan Tubuh 

JAKARTA - Begitu mendapatkan informasi bahwa pengebom Hotel JW Marriott diduga 
bernama Nur Hasdi yang berasal dari Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, 
Kabupaten Temanggung, langkah cepat langsung ditempuh. Tadi malam dua petugas 
Laboratorium Forensik Mabes Polri berangkat ke Temanggung. "Kami diperintahkan 
untuk mencari sampel DNA dari keluarga Nur Hasdi," kata seorang dokter forensik 
yang bertugas di Mabes Polri kepada Jawa Pos kemarin (19/7). 

Selanjutnya, sampel DNA keluarga Nur Hasdi dicocokkan dengan DNA potongan 
kepala dan tubuh yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott 
dan Ritz-Carlton.

"Nanti, kami cocokkan dengan kepala yang di­temukan di Marriott," katanya. 

Awalnya, Polda Jawa Tengah berupaya mengundang keluarga Nur Hasdi ke Jakarta. 
"Itu juga diupayakan. Tapi, yang jelas, dua dokter kami sudah berangkat (ke 
Temanggung, Red)," tutur dia. Setelah didapat, sampel (bisa darah, rambut, atau 
liur, Red) akan diperiksa dan dicocokkan dengan potongan kepala itu," 
lanjutnya. 

Dia mengakui bahwa upaya merekonstruksi dan mencocokkan dengan wajah pengebom 
sangat rumit. "Kami sudah menerima foto-foto dari Densus 88. Jumlahnya 400-an 
foto. Di­cocokkan kalau sketsanya jadi," terang dia. Mengapa sketsa tersebut 
belum juga jadi? Bukankah sudah tiga hari? Menurut dokter polisi yang juga 
menangani kasus pengeboman Marriott pada Agustus 2003 itu, tingkat kerusakan 
wajah tersebut sangat parah. 

"Berbeda dengan 2003, waktu itu dalam dua hari kami sudah bisa perkirakan 
sketsa wajah pengebom karena lebih utuh," ungkapnya. Kapolri Jenderal Bambang 
Hendarso Danuri memang mengungkapkan bahwa kepala milik dua orang yang sangat 
diduga sebagai pengebom itu rusak berat "Batok kepalanya hancur," ujar Kapolri 
Jumat lalu (17/7). 

Apakah Nur Hasdi sudah dinyatakan sebagai tersangka? Kepala Divisi Humas Mabes 
Polri Irjen Pol Nanan Soekarna membantah. "Belum ada penetapan nama tersangka. 
Semua informasi masih ditelusuri," tutur dia kepada Jawa Pos di Media Crisis 
Centre kemarin. 

Polisi juga mencocokkan potongan kepala itu dengan rekaman CCTV yang 
menunjukkan wajah tamu di kamar 1808 Hotel JW Marriott. "Dalam semua rekaman 
yang ada, orang yang dicurigai selalu bertopi. Dalam beberapa frame, dia 
menggunakan kacamata hitam. Jelas sekali dia sadar terekam CCTV," papar sumber 
Jawa Pos di Mabes Polri. 

Menurut sumber itu, pengebom Marriott diduga sudah berlatih dan melakukan 
simulasi tata cara menginap di hotel berbintang lima. "Itu teroris necis. 
Kalaupun dia orang lama, jelas ada mentor yang mengajarkan prosedur check-in di 
hotel dan sebagainya," tegasnya. Pengebom juga tak canggung menggunakan travel 
bag dan paham benar prosedur menginap di hotel eksklusif. 

Di bagian lain, kemarin para petinggi Bareskrim Mabes Polri rapat maraton di 
Mabes Polri. Rapat itu dipimpin langsung oleh Kabareskrim Komjen Susno Duadji. 
Hadir dalam rapat tersebut Kepala Pusat Identifikasi Brigjen Bekti Suwarno dan 
Kadensus 88 Brigjen Saut Usman Nasution. "Satu pintu, melalui humas," ujar 
Bekti saat dikonfirmasi Jawa Pos tentang hasil rapat tadi malam. 

Sumber Jawa Pos menjelaskan, dalam rapat itu Susno meminta seluruh penyidik 
mempercepat kerja. "Tak boleh ada HP mati," ucapnya menirukan Susno. Susno juga 
meminta setiap tiga jam ada laporan terbaru dari penyidikan. "Kalau ada 
indikasi awal, langsung follow up. Jangan remehkan setiap informasi," tegasnya 
menirukan Susno lagi. 

Saksi Pusing Lihat Foto 

Hingga tadi malam (19/7) penyidik Densus 88 Mabes Polri masih memeriksa para 
saksi mata secara intensif. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan 
Soekarna menjelaskan, total 35 saksi telah diperiksa. ''Jumlahnya mungkin masih 
bertambah,'' katanya. 

Sumber kuat Jawa Pos menuturkan, empat saksi kunci hingga kemarin masih 
diisolasi di sebuah kamar Hotel Ritz-Carlton. ''Mereka adalah orang-orang yang 
kami nilai paling tahu soal kemungkinan pelaku (bom bunuh diri),'' ujar sumber 
tersebut. 

Empat saksi itu adalah dua resepsionis hotel dan dua petugas security. ''Kami 
juga memperoleh kopi identitas dan keterangan tentang check in tamu kamar 1808 
dari pengakuan mereka,'' tuturnya. Sumber itu tidak mau menyebut identitas 
mereka dengan alasan keamanan penyidikan. ''Mereka bisa terancam,'' lanjutnya. 

Karena diburu waktu, penyidik akhirnya menyodorkan foto 460 aktivis Jamaah 
Islamiyah (JI) yang dimiliki Densus 88. ''Mereka mengaku pusing, bingung, dan 
lupa,'' katanya. Padahal, polisi juga memboyong ahli sketsa bom ke ruang 
pemeriksaan di Hotel Ritz-Carlton. 

Sebanyak 460 foto itu hasil pengumpulan lapangan selama sembilan tahun. ''Kalau 
mereka menunjuk salah satu gambar, ini akan sangat membantu,'' ucap sumber 
tersebut. 

Selain empat saksi tersebut, penyidik memeriksa para pegawai kedua hotel. 
''Kami juga akan minta keterangan dari para tamu, terutama tamu Hotel JW 
Marriott,'' terangnya. 

Kamar 1808 yang diduga sebagai pos perencanaan bom bunuh diri diteliti ulang 
kemarin. Sebelumnya, di kamar itu ditemukan skema, sebuah ponsel, dan bom 
rakitan yang disimpan dalam tas laptop (Jawa Pos, 18/7). Kondisi kamar itu 
masih acak-acakan kemarin. ''Masih dibiarkan se­perti awal,'' katanya. 

Irjen Pol Nanan Soekarna menjelaskan, temuan terkait kamar 1808 terus 
dikembangkan. ''Nomor ponsel itu bagian dari penyelidikan,'' kata Nanan.

Seorang pegawai Hotel JW Marriott yang kemarin diperiksa menjelaskan, sebelum 
insiden bom, lantai 18 mayoritas dihuni warga asing. ''Saya juga belum pernah 
masuk ke (kamar) 1808 karena terpasang tanda Don't Disturb di pintu,'' katanya 
saat dicegat Jawa Pos di depan Hotel Ritz-Carlton. 

Lalu, dari mana Anda tahu lantai 18 dihuni orang asing? Pria berusia 20 tahunan 
itu mengaku berkali-kali melihat penghuni kamar-kamar selain 1808. ''Tadi saya 
juga ditanya apakah pernah bertemu penghuni 1808. Saya jawab tidak pernah sama 
sekali,'' katanya sambil buru-buru permisi karena tangannya digamit rekannya. 
''Maaf Mas, kami tak boleh banyak omong sama manajemen (hotel),'' tambahnya.

Sumber Jawa Pos di Mabes Polri menjelaskan, selain saksi di Hotel Marriott dan 
Ritz-Carlton, penyidik memeriksa CCTV (closed circuit television) Jalan Lingkar 
Mega Kuningan. ''Kami tetap mencari kemungkinan ada mobil yang dropping tamu, 
lalu pergi,'' katanya. Daftar mobil yang saat itu berada di basemen 
Ritz-Carlton dan JW Marriott juga sudah diperiksa. 

Mabes Polri juga mengirimkan tim penyidik ke Singapura untuk mengembangkan 
informasi. Nanan tidak membenarkan, tapi juga tidak membantah. ''Apa pun 
langkah yang dianggap perlu oleh penyidik akan dilakukan,'' 
ujarnya.(rdl/ano/git/fal/dwi/kum)

<<81285large.jpg>>

Kirim email ke