http://blontankpoer.com/larangan-buka-puasa-gereja-dicabut/

Larangan Buka Puasa Gereja Dicabut 
Aug 31st, 2009 | By Blontank Poer | Category: Catatan Blontank Poer, Kasus, 
Kehidupan, Sorot, Teras 

Alhamdulillah... Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Surakarta mencabut larangan 
penyelenggaraan buka puasa murah oleh GKJ Manahan. Karena itu, pihak gereja 
akan kembali menyediakan menu murah untuk masyarakat tak mampu itu mulai Selasa 
(1/9). Kali ini, tidak di kompleks gereja, namun di trotoar jalan depan gereja. 
Perjamuan Terakhir untuk Muslim, semoga tinggal kenangan, menjadi pengingat 
kita semua akan perlunya persaudaraan.

Pelarangan secara lisan oleh Kasat Intelkam Komisaris Jaka Wibawa itu dianulir 
secara lisan pula oleh Wakapoltabes Ajun Komisaris Besar A. Marhaendra, Senin 
(31/8) siang, saat Marhaendra menerima belasan anggota delegasi organisasi 
kemasyarakatan dan wakil GKJ Manahan di kantornya.

Apapun, keputusan itu menarik. Apalagi, dalam pertemuan itu polisi juga mengaku 
kalau pihaknya melakukan pelarangan berdasar sepucuk surat keberatan dari MUI 
dan dalam rangka menjaga ketentraman serta 'mencegah hal-hal yang tak 
diinginkan'.

Wakapoltabes menyebut peristiwa pelarangan sejak Jumat (28/8) itu sebagai 
miskomunikasi, sehingga timbul perbedaan persepsi. Prinsipnya, program nasi 
murah tetap bisa berjalan, namun dilaksanakan di luar kompleks gereja. "Ini kan 
kegiatan sosial untuk kemanusiaan dan toleransi. Silakan berjalan, namun di 
tempat umum. Kami anggap, masalah ini selesai, agar jangan sampai dimanfaatkan 
pihak-pihak lain," kata Marhaendra.

Yang menarik dari pertemuan itu, hadir Ketua Forum Perdamaian Lintas Agama H Al 
Munawar, yang memberikan testimoni bawah dirinya pernah diundang GKJ untuk 
berceramah di hadapan para tukang becak yang sedang menikmati buka puasa di 
gedung serbaguna GKJ.

"Pengunjung tidak dimasukkan ke dalam gereja, namun di gedung serbaguna. Yang 
saya beri tausiyah juga umat muslim. Jika dalam program itu sampai ada siraman 
rohani dari pihak nonmuslim, saya juga tidak mau," ujar Munawar.

Dan, kata Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani, tak cuma Al Munawar yang pernah 
diundang berceramah di sana. "Hampir tiap tahun kami menghadirkan ulama-ulama 
muslim untuk memberikan ceramah agama. Itulah esensinya, bahwa kegiatan ini 
dalam rangka menjalin kerukunan antarumat beragama," tuturnya.

Uniknya, tak cuma diurus oleh pengurus atau jemaat gereja, kelanjutan 
penyediaan menu buka puasa murah itu juga melibatkan perwakilan dari berbagai 
agama. "Biar lebih menyenangkan, menunjukkan kepada masyakarat bahwa perbedaan 
keyakinan tak boleh merusak persaudaraan sesama manusia," ujar Retno.

Alhamdulillah. Mungkin karena doa kita semua, yang merasa teraniaya karena 
semangat kebersamaannya ternoda, Tuhan mengabulkan dan membuka mata hati 
polisi. Semoga ke depan, kejadian semacam pelarangan kemarin tidak terjadi 
lagi. Amin.




Catatan: Posting ini sekaligus menjadi ralat atas kekeliruan penulisan nama 
Pdt. Ratna Ratih. Yang benar adalah Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani.

Kirim email ke