http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?ses=&id=1188

15 Desember 2009 04:34:12





Desakan Dialog Papua-Jakarta, Menguat




JAYAPURA-Banyaknya isu-isu politis di Papua dalam beberapa bulan terakhir ini 
harus disikapi dengan bijak oleh semua pihak di daerah ini agar semua kebijakan 
yang dijalankan tidak keluar jalur dan masyarakat tidak terprovokasi pada 
perpecahan. Salah satunya melalui rancangan dialog antara Papua dan Jakarta 
dalam bingkai Otsus.


Demikian ungkap Koordinator Kaukus Parlemen Papua dan Papua Barat, Paskalis 
Kossay, usai pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan perwakilan Muspida 
secara marathon di dua tempat berbeda, Senin (14/12). Pertemuan pertama antara 
delapan perwakilan kaukus yang dipimpin olehnya dengan sejumlah tokoh pemuda, 
masyarakat, adat, agama, perempuan dan kaum intelektual Papua yang difasilitasi 
oleh pihak Majelis Rakyat Papua selama tiga jam dari pukul 15.00-18.00 WIT di 
Sekretariat MRP. 


Kemudian pertemuan kedua dengan perwakilan Muspida Provinsi Papua di Gedung 
Negara mulai pukul 19.00-21.30 WIT tadi malam.
Menurut Paskalis, sebenarnya ada empat isu yang paling mengemuka yang dianggap 
sebagai bola liar yang terus bergulir saat ini, antara lain soal pemekaran 
provinsi, rekonstruksi Otsus, uji meteri UU Otsus pasal 6 ayat 2 tentang 
anggota DPR Papua, hingga dialog Papua dan Jakarta.
"Dari pertemuan yang kita gali dengan tokoh masyarakat yang paling kencang soal 
pembahasan dialog Papua dan Jakarta," ujarnya.
Keinginan dialog tersebut, lanjut pria yang kini duduk di DPR RI ini, mengemuka 
dengan harapan bahwa tindak lanjut dialog tersebut secara kompleksitas atau 
secara tidak langsung merangkul materi isu penting yang ada. "Kita tentu 
menyambut baik adanya permintaan dialog tersebut, sehingga kemudian kita 
teruskan dalam pertemuan dengan Muspida," ujarnya tadi malam.


Secara umum, kata Paskalis, dari pembicaraan awal dengan jajaran Muspida 
diberikan lampu hijau. Ini tercermin dari adanya umpan balik yang baik dari 
Sekda Provinsi Papua yang menggaris bawahi jika memang ingin melakukan dialog 
dalam bingkai negara yang ada maka harus disimpulkan secara bulat topik apa 
yang harus dibawa terlebih dahulu sebelum diajukan ke Jakarta dengan melibatkan 
berbagai elemen terkait, termasuk masyarakat maupun dari kalangan internal 
pemerintah daerah setempat baik kabupaten kota maupun provinsi di Papua. Tentu 
saja, lanjutnya, sikap positif yang didapatkan tersebut adalah langkah maju 
dalam menggalang sebuah dorongan yang baik untuk melanjutkan pembangunan di 
Papua terutama dalam bingkai Otsus yang sudah ada.


"Mau tidak mau, suka atau tidak, inilah yang harus kita pikirkan ke depannya," 
tegas Paskaslis Sebab dari pelaksanaan Otsus sendiri secara nyata banyak hal 
yang perlu dimusyawarahkan bersama, dimana dinamika yang berkembang di Tanah 
Papua banyak hal yang perlu dipikirkan secara baik. "Tentunya ini juga secara 
nyata dipercaya akan mereduksi ekses negatif di tengah masyarakat yang bisa 
saja muncul seiring dengan terus bergulirnya isu panas yang juga diangkat oleh 
banyak tokoh di Papua sendiri," ujarnya.


"Tentu ini merupakan pembiacaraan awal, kita dari kaukus terus dorong ini," 
ujarnya yang duduk di Komisi I DPR RI itu.
Ia menjelaskan, sebagai kaukus, pihaknya mengharapkan langkah awal ini bisa 
didukung sepenuhnya oleh semua elemen terkait, terutama adanya kepedulian dari 
pemerintah daerah baik kabupaten/kota termasuk provinsi sendiri di tanah papua. 
 "Intinya bukan untuk menggalang perpecahan melainkan mendudukkan persoalan 
sebagaimana mestinya agar tatanan Papua sebagai tanah damai bisa terus 
kondusif," tegasnya.


Diagendakan hari ini, Selasa (15/12) pihaknya akan melakukan penggalian masalah 
tersebut dengan tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah di Provinsi Papua Barat 
yang dilaksanakan di Manokwari. "Jika tidak ada halangan, Selasa pagi (pagi 
ini,red) atau siang rombongan tiba dan akan gelar pertemuan di Manokwari," 
ujarnya. Pihaknya berharap apapun permasalahan yang muncul di Papua hendaknya 
disikapi secar akal sehat. Banyaknya sumbatan informasi hingga adanya 
ketimpangan sosial secara realitas tidak lantas membuat pengambil kebijakan 
menutup mata. Sebab semakin dibiarkan akan muncul ekses baru yang susah 
terkendali.


"Kita harapkan dari tanggapan yang sudah kita dapatkan tahun 2010 mendatang 
mudah-mudahan bisa laksanakan (dialog Papua-Jakarta) sesuai dengan keinginan 
kita bersama." pungkasnya.  Sementara salah satu isu yang dibahas dalam 
pertemuan antara Kaukus Perlemen Papua dan Papua Barat di Kantor MRP Senin 
(14/12) kemarin adalah tentang masalah pemekaran. Ketua MRP Drs. Agus Alue 
Alua,M.Th menegaskan ada beberapa pernyataan yang dilontarkan yaitu terkait 
beberapa permasalahan di Papua yang sedang hangat dibicarakan.


Dalam menanggapi beberapa pertanyaan dari kaukus tersebut, pihaknya menegaskan, 
pemekaran kabupaten yang ada di Tanah Papua itu merupakan murni keinginan 
rakyat dan tidak ada unsur kepentingan pribadi. "Kemudian mengenai dialog 
antara pemerintah pusat dengan Papua memang masyarakat menginginkan kejelasan 
status Tanah Papua selama ini, selanjutnya mengenai UU Otsus banyak dari 
masyarakat menanggapi bahwa UU Otsus harus dilakukan revisi karena tidak sesuai 
dengan keadaan di Tanah Papua," katanya.


Sedangkan mengenai uji materi bagi anggota DPR Papua, lanjut Agus, hal itu 
memang diperlukan, karena hal ini menyangkut putra daerah dan masyarakat di 
luar Papua dalam persentase untuk menjabat atau menduduki kursi di DPR Papua. 
(eno/dni/fud)
(scorpions)

Reply via email to