Refelksi : Apakah tidak ada dokter berwarganegara Indonesia yang dilantik? http://www.republika.co.id/berita/97896/FK_UGM_Lantik_18_Dokter_Asing
FK-UGM Lantik 18 Dokter Asing By Republika Newsroom Rabu, 23 Desember 2009 pukul 18:48:00 SLEMAN -- Fakultas Kedokteran-UGM kemarin melantik 18 dokter asing baru. Acara digelardi Gedung Auditorium FK-UGM. Semua dokter yang baru dilantik tersebut berasal dari Malaysia. Mereke terdiri delapan dokter laki-laki dan 10 dokter perempuan. Rata-rata waktu studi lulusan dokter kali ini 5 tahun 5 bulan dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) rata-rata 3,02. Lulusan terbaik diraih Syafura binti Ibrahin asal Selangor, Malaysia dengan IPK 3,50. Hingga saat ini, FK UGM telah meluluskan 6.957 dokter. Dekan FK UGM Prof, dr Ali Ghufron Mukti MSc PhD, dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat sekaligus apresiasi kepada 18 lulusan dokter baru yang baru dilantik setelah melalui proses panjang menempuh program internasional pendidikan dokter. ''FK UGM sangat berbangga telah bisa menerima anda dan memberi kontribusi proses pembelajaran menjadi seorang dokter. Tidak hanya selesai sampai disisni, awal untuk mengabdi bagi kesehatan masyarakat di Malaysia maupun dunia,'' kata Ghufron, seperti yang dijelaskan dalam rilis Humas UGM kemarin. Ghufron mengatakan untuk menempuh pendidikan dokter di FK-UGM bukanlah perkara gampang, karena untuk bisa lolos masuk ke program internasional pendidikan dokter melalui seleksi ketat. Tiap tahunnya FK UGM hanya menerima 50-80 calon mahasiswa program internasional dari 200-400 pendaftar dari Malaysia. ''Tentu tidak salah anda memilih FK-UGM untuk mencari ilmu menjadi dokter. Sekarang ini, FK-UGM sudah masuk peringkat 103 dunia. Merupakan FK terbaik di Indonesia dan berada di peringkat 12 Asia,'' kata dia. Ghufron berpesan agar mereka tetap menjaga perilaku dan etika dalam menjalani profesi dokter dengan terus mengabdi pada kepentingan kemanusiaan dan memperkuat nilai moral dan etika kedokteran. ''Di banyak negara, tuntutan profesi dokter harus menjaga etik dan SOP cukup besar, agar para dokter tidak masuk ke ranah hukum karena tindakannya,'' jelasnya. Ketua Ikatan Dokter Indonesia DI Yogyakarta, dr Bambang Suryono Suwondo SpAn KIC, mengatakan mereka yang lulus dokter akan dibina organisasi profesi sejenis IDI di Malaysia. Dia mengharapkan agar para dokter tidak segan-segan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. ''Kalau anda bekerja di jawa mengikuti perlaku orang jawa, kalo di malaysia, anda harus mengikuti komunitas masyarakat setempat. Yang paling penting membina diri sendiri, update ilmu pengetahuan,'' jelasnya. Kepala Dinas Kesehatan DIY, dr Bondan Agus Suryanto SE MA, berharap agar para dokter tidak terjebak pada isu yang berkembang sekarang ini terkait tarik menarik antara kepentingan bisnis manajemen rumah sakit dan kepedulian untuk mengobati masyarakat. ''Ada isu pro bisnis atau pro masyarakat. Di bidang kesehatan terjadi tarik menarik antara bisnis rumah sakit dan pengobatan kesehatan masyarakat. Dokter baru yang telah melakukan sumpah, tidak boleh kehilangan jati diri untuk melaksanakan nilai kedokteran,'' kata Bondan. drh yoebal ganesha/pur