Berpikirlah Sebelum Membuat Keputusan
                                             
Pendidikan dan sekolah apapun jurusannya bertujuan cuma satu hal saja, yaitu 
melatih dan memahami cara2 mengambil keputusan dalam berbagai masalah yang 
berbeda.

Artinya, kita hidup selalu menghadapi masalah yang tidak mungkin bisa sama, 
selalu ber-beda2 meskipun kelihatannya mirip2, kelihatannya sama, tapi tidak 
akan pernah sama.

Oleh karena itu, dalam membuat keputusan dalam sebuah permasalahan, kita tidak 
mungkin berkiblat apa yang diajarkan Quran, apa yang ditulis dalam bible, semua 
keputusan itu harus berasal dari proses berpikir logis dan rasional bukan 
berdasarkan keimanan, kepercayaan, atau wahyu Tuhan.  Apalagi harus menunggu 
fatwa2 untuk bisa memutuskan mana yang benar untuk diri kita.

Kita bukan robot, kita adalah manusia yang unik tidak bisa disamakan dengan 
semua manusia.  Dan hati2 dengan ajaran agama, karena pada hakekatnya agama itu 
bertujuan mengontrol pikiran anda untuk bukan demi kepentingan anda.  Anda 
dilatih oleh ajaran agama untuk berpikir secara stereotype, memecahkan masalah 
yang berbeda dengan cara2 yang diseragamkan yang hasilnya sama sekali bukan 
menjadi harapan kita tetapi menjadi harapan para pengontrol pencipta berbagai 
fatwa2.

> mala mala <citra...@...> wrote:
> maksud saya.....onani atau masturbasi
> itu adalah jalan yg terbaik..sudah
> lama sekali saya itu tau dan menyadari
> makanya saya lakukan itu tanpa harus
> menunggu diijinkan ulama atau tidak
> semua itu keluar dari jalan pikiran
> saya yang di karuniai tuhan untuk
> bisa berpikir secara bijaksana

Benar, kita dilengkapi dengan pikiran yang bisa mengingat, bisa berlogika, dan 
bisa membandingkan secara rasional.  Kesemua alat ini memang melengkapi diri 
kita untuk bisa memecahkan masalah kita sendiri tanpa harus membaca dulu 
AlQuran ataupun Bible.

Dalam hal ini memang tidak dibutuhkan Quran atau Bible, dan untuk memastikan 
tidak bertentangan dengan Quran atau Bible, cukup moral universal yang kita 
jadikan ukurannya, yaitu selama kita tidak merugikan orang lain, selama tidak 
mengganggu orang lain, dan selama tidak menyakiti orang lainnya, maka keputusan 
dan tindakan yang kita ambil adalah tepat apalagi berhasil memberi kepuasan 
dalam memecahkan permasalahan diri sendiri ini, meskipun untuk orang lain belum 
tentu benar.


> makanya Tuhan memberi otak dan hati
> itu tidak semata2 nongkrong di tubuh
> begitu saja..tapi di jalankan...agar
> kita bisa jadi manusia bijaksana...
> kita bukanlah robot2 yg hanya nunggu
> komando dari ulama, selama kita manusia
> hidup baik tanpa merugikan orang lain....
> 


Kata2 anda diatas tepat sekali, pemahaman anda inilah yang menyebabkan agama 
jadi jelas definisinya.

Bahwa Agama adalah aturan dalam mengharmoniskan kegiatan antar manusia yang 
terkait kepada saling membantu, saling menyayang, dan saling menghibur.  
Aturan2 inilah yang pertamanya cuma dipercaya kemudian ditanamkan menjadi 
budaya sehingga tanpa perlu dipercaya sekalipun, kebaikan2 agama ini tetap bisa 
dilestarikan karena pada hakekatnya budaya adalah etika yang menjadi tradisi 
kelompok.

Jadi jangan gunakan agama untuk memilih atau mengambil keputusan mana yang 
terbaik untuk diri kita sendiri dalam hal yang tidak berhubungan dengan 
kepentingan orang lainnya seperti dalam contoh ini adalah masturbasi.

Jadi memusuhi kafir, menghukum murtad, memaksa menyembah Allah saja, yang 
kesemuanya ini sama sekali berada diluar dari definisi tentang agama yang saya 
sebutkan diatas ini.

Agama itu kegiatan untuk saling membantu, saling menyayang, dan saling 
menghibur.  Jadi menjarah harta benda umat Ahmadiah bukanlah membantu, bukan 
menyayang, bukan menghibur, malah mencelakakan, menyebar kebencian, dan terror 
ini menakutkan bukan hiburan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.













Reply via email to