http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010013021560915

      Minggu, 31 Januari 2010 
     
      BURAS 
     
     
     
Nelayan Kita ke Laut Memanen Ikan! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya



      "ANEH! Nelayan asing mencuri ikan kita bisa hit and run, beberapa kapal 
mendatangi satu titik dengan gerak cepat memenuhi palka berkapasitas 500 ton 
atau lebih, lalu lari!" ujar Umar. "Sedang nelayan kita sampai habis bekalnya 
melaut--bahan bakar kapal dan perutnya--beberapa ember plastik es yang dibawa 
jarang dipenuhi ikan!"

      "Kapal pencuri ikan hit and run itu dibantu sistem komunikasi satelit 
juragannya yang memastikan koordinat ikan berkumpul, lalu dengan fitur GPS--geo 
position satellite yang bisa di-setting di hape--mereka langsung menuju tempat 
memanen ikan!" sambut Amir. "Para juragan nelayan kita belum berpikir sejauh 
itu, apalagi nelayan perorangan!"

      "Bukan juragan atau nelayan perorangan yang harus memikirkan itu! Tapi 
negara, Kementerian Kelautan dan Perikanan!" tegas Umar. "Bangun pusat pemantau 
satelit untuk mengetahui koordinat ikan di perairan seantero negeri kita, lalu 
informasi itu disebar ke seluruh Tanah Air yang dimonitor para nelayan lewat 
hape satelit berfitur GPS yang dibagikan ke mereka! Dengan demikian para 
nelayan kita juga bisa ke laut memanen ikan, tak lagi berspekulasi asal pergi 
ke tengah laut!"

      "Dananya dari mana?" timpal Amir. "Perlu ratusan miliar seperti sistem 
komunikasi yang dibangun PT Masaro (Anggoro Widjojo) untuk Departemen Kehutanan 
memantau rehabilitasi hutan yang jadi kasus cicak lawan buaya!"

      "Tentu saja dana dari anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan!" tegas 
Umar. "Daripada membeli kapal pesiar mewah Lagoon 500 belasan miliar rupiah, 
dana itu cukup untuk membangun pusat komunikasi satelit pemantau posisi ikan! 
Lantas, jaringan hape satelit untuk para nelayan memonitor sebaran 
informasinya, bisa dari APBD I dan II! Untuk tahap pertama, di Lampung mungkin 
dana sebesar yang dipakai rombongan DPRD dan pejabat pemda studi banding ke 
Hong Kong sudah memadai!"

      "Soal alokasi anggaran tergantung prioritas di benak para pejabat 
eksekutif dan legislatif!" ujar Amir. "Kalau prioritas di benak mereka 
pelesiran, dengan kapal pesiar mewah atau ke Hong Kong dan Macau, ke situlah 
prioritas alokasi anggaran! Lain hal kalau isi benaknya usaha meningkatkan 
taraf hidup nelayan dan reka daya maksimalisasi eksplorasi kekayaan laut kita, 
kerja sama pusat dan daerah membangun sistem komunikasi satelit perikanan laut 
dan nelayan pasti diprioritaskan!"

      "Kalau cara berpikir para pejabat eksekutif dan legislatif kita begitu 
terus, kekayaan laut kita cuma dinikmati pencuri ikan dari negeri lain!" tegas 
Umar. "Sedang nelayan kita, dengan lubuk-lubuk ikannya dikuras nelayan asing, 
semakin sulit mencari ikan dan hasil tangkapannya makin sedikit, hidupnya juga 
kian sengsara! Saat cuaca buruk gelombang laut lima meter pun mereka memaksa 
diri melaut mempertaruhkan nyawa, justru agar keluarganya bisa bertahan hidup!" 
     

<<bening.gif>>

<<buras.jpg>>

Kirim email ke