http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010052909194415

      Sabtu, 29 Mei 2010 
     

      BURAS 
     
     
     

Dicabut, Subsidi BBM Motor!


       
      "UNTUK mengurangi subsidi BBM dalam APBN, pemerintah berencana mencabut 
subsidi BBM untuk sepeda motor! Kebijakan ini akan diuji coba mulai Agustus 
2010 di Pulau Jawa!" ujar Umar. "Konsumsi BBM jenis premium untuk motor 15%, 
sisanya 85% untuk mobil. Tanpa subsidi, berarti pengendara motor harus membeli 
BBM dengan harga internasional setara di Singapura, Rp6.000 sampai Rp6.500 per 
liter!"

      "Orang-orang di lingkaran kekuasaan memang pintar menambah beban hidup 
rakyat kecil hingga kian sengsara!" sambut Amir. "Bayangkan betapa semakin 
berat derita tukang ojek, pedagang kecil penjaja keliling, pegawai dan karyawan 
rendahan, warga pinggiran yang mendominasi pengguna motor! Sedang warga kelas 
menengah dan atas yang bermobil, justru tetap diberi subsidi BBM!"

      "Kebijakan menambah beban pada mayoritas rakyat kelas bawah itu 
pendekatan Orde Baru dengan asumsi korban kebijakan itu hanya the silent 
majority--mayoritas bisu!" tegas Umar. "Contoh yang berlangsung dari zaman ke 
zaman adalah kebijakan menekan harga gabah dan beras milik petani! Penekanan 
harga beras berlangsung sistematis melalui kendali harga dari Bulog, guna 
mendukung sektor industri yang tidak efisien, hingga cuma bisa bertahan lewat 
menekan gaji buruh serendah mungkin! Dengan gaji sangat rendah, kaum buruh 
hanya mampu bertahan hidup dengan beras murah!"

      "Tapi sektor industri tak kunjung bisa efisien karena terbelit birokrasi 
yang korup nyaris di semua lini!" timpal Amir. "Akibatnya, sektor industri tak 
kunjung efisien untuk memberi pertumbuhan ekonomi sebanding pengorbanan petani 
yang menyuplai beras murah! Beda dengan negeri-negeri maju, melindungi petani 
dengan menjaga harga produk pertanian tetap tinggi di dalam negeri dengan 
subsidi sarana produksi yang berlimpah! Seperti di Jepang, harga beras 300 yen 
per kilogram (sekitar Rp30 ribu), sisa produksinya dibeli negara dan dilempar 
ke pasar internasional dengan harga sangat rendah!"

      "Itu dia!" sambut Umar. "Setelah sekian lama petani dikorbankan demi 
kepentingan industrialis kaya raya, kini giliran tukang ojek yang harus memikul 
beban demi kelas menengah dan atas tetap bisa menikmati subsidi BBM!"

      "Tapi, pencabutan subsidi BBM motor ini menjadi penguji asumsi apakah 
rakyat kelas bawah masih mayoritas bisu!" tegas Amir. "Jika asumsi itu benar, 
terbukti pembangunan demokrasi sejauh ini belum berhasil membuat rakyat bangkit 
dan mengakhiri posisinya sebagai mangsa dari kepentingan kelas menengah dan 
atas!" ***

      H. Bambang Eka Wijaya
     

<<bening.gif>>

<<buras.jpg>>

Reply via email to