> a.wid...@... wrote: > Berkat anugrah tuhan itu dianggap > tidak gratis, makanya dikasih sajen > bahwa sekarang sajennya akhirnya > dimakan lagi sama orang artinya > sudah mulai menggunakan logikanya, > ada keraguan dgn eksistensi tuhan > yg sidembahnyua, cuma masih takut > takut kalau ninggalin ritual 100%
Dalam Hindu itu semuanya cuma simbolis ceremonial jadi bukan artinya harus benar. Bahkan Mahabharatha dan Bharatayuda juga merupakan ajaran etika moral yang juga simbolis. Demikianlah, sajen itu juga artiannya simbolis yang berisi makanan hanya dari tumbuh2an tidak ada dagingnya. Setelah upacara atau ceremonialnya berlalu, maka sajennya boleh saja dimakan kenapa tidak? Naaah, bedanya dengan Islam, sajennya itu harus daging dan darah, yang dulunya adalah musuh yang dibantai dijadikan sajen tapi dalam Islam disebutnya "Qurban" bukan sajen. Dizaman modern sekarang ini, semua negara2 Syariah harus tunduk kepada UN dengan menegakkan HAM, maka daging Qurban tidak boleh lagi manusia biarpun itu musuhnya. Akhirnya daging Qurban diganti jadi daging kambing atau daging sapi. Dari kenyataan2 ini saya cuma mau mengungkapkan, bahwa meskipun perlahan, tetap ajaran Islam pasti berubah. Dulu ditahun 50-an mana boleh ada bank-syariah karena tetap dianggap "riba" tapi setelah Bung Karno jatuh dan Suharto naik, maka bank syariah bermunculan menjadi halal meskipun tetap merugikan umat Islam. Ny. Muslim binti Muskitawati.