http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010071823550415

      Senin, 19 Juli 2010 
     

      BURAS 
     
     
     

Negara Kekerasan Versus Kemiskinan!


       
      "BORO-BORO mewujudkan negara kesejahteraan (welfare state) atau negara 
kemakmuran (prosperity state), cara penyelesaian masalah kemiskinan justru 
lebih cenderung untuk menyeret negara kita kian mewujudnyatakan kehadiran 
negara kekerasan--violent state!" ujar Umar. "Dari cara penghancuran dengan 
kekerasan usaha kaum miskin yang berdagang di kaki lima seantero negeri, sampai 
pembumihangusan permukiman darurat nelayan Kualakambas dan Kualasekapuk, 
Lampung Timur, dengan gamblang menunjukkan aparatur kepanjangan tangan 
pemerintah yang merepresentasikan kekuasaan negara justru melazimkan penggunaan 
kekerasan dalam menyelesaikan masalah yang merupakan ekses dari kemiskinan!"

      "Penggunaan kekerasan juga telah jadi pilihan dalam menyelesaikan konflik 
kepentingan antara pemerintahan lokal dengan pihak-pihak lain, seperti terjadi 
dalam kasus makam Mbah Priuk di Jakarta Utara!" sambut Amir. "Pilihan 
pemerintah untuk lebih cenderung menjadikan Indonesia sebagai violent state itu 
diperkuat lagi dengan gagasan mempersenjatai Polisi Pamong Praja (Pol. PP) 
dengan senjata api! Bisa dibayangkan betapa bakal kian sadis kekerasan atas 
nama kekuasaan negara yang dijalankan pemerintahan negeri ini pada kaum melarat 
atas ekses kemiskinannya!"

      "Pilihan yang lebih cenderung menonjolkan jalan kekerasan untuk 
penyelesaian masalah tersebut sekaligus telah menafikan dasar negara yang 
menjunjung tinggi asas perwakilan dengan hikmat kebijaksanaan lewat musyawarah 
untuk mufakat!" tegas Umar. "Kenyataan demikian tentu amat menyedihkan, 
lebih-lebih jika setiap kali penggunaan kekerasan sebagai jalan pintas 
penyelesaian masalah itu dihadapkan pada kaum miskin nan papa, yang ketika 
digilas habis oleh kekerasan kekuasaan tak menyisakan lagi sedikit pun milik 
untuk menyambung penghidupannya! Sekaligus, pupusnya harapan atas hak untuk 
ikut menikmati arti kemerdekaan bangsanya!"

      "Tapi lebih memprihatinkan lagi adalah hilangnya rasa kemanusiaan yang 
adil dan beradab pada kalangan pemimpin yang telah mengutamakan bahkan 
mentradisikan penggunaan kekerasan untuk menggilas kaum miskin yang lemah dan 
membumihanguskan hak miliknya itu!" timpal Amir. "Praktek kekerasan itu secara 
nyata pula telah mengingkari kewajiban negara untuk memberikan perlindungan 
terhadap setiap warga negara dan hak miliknya dalam bentuk apa pun! Malang nian 
warga negara ini, jika harus hidup berkepanjangan dalam negara kekerasan!"

      H. Bambang Eka Wijaya
     

<<bening.gif>>

<<buras.jpg>>

Kirim email ke