Beragama Tak Harus Percaya
                                                    
Banyak umat beragama terperosok kepada ajarannya se-olah2 untuk beragama kita 
harus percaya Tuhannya yang begini dan begitu.

Beragama itu intinya adalah bersosialisi dalam tradisi yang unik, sama sekali 
tidak ada kewajiban mempercayainya.

Memang ajaran agama masing2 maunya kita dipaksa percaya, tapi namanya manusia 
yang berotak mana bisa dipaksa mempercayai sesuatu yang dia tahu memang enggak 
ada ????

Apalagi, kepercayaan seseorang itu pun mustahil bisa dibuktikan, darimana anda 
tahu bahwa seseorang itu mempercayai sesuatu kalo bukan cuma pengakuannya saja 
???

Hanya dalam lingkungan agama Islam saja anda bisa menemukan kata2 takabur ini, 
mereka suka mengatakan "kalo enggak percaya, jangan ngaku2 Islam dong".  Mereka 
pikir ngaku Islam itu merupakan copyright mereka sendiri yang berhak 
menentukannya.

> "ndeboost" <rambitese...@...> wrote:
> Katanya ente beragama Islam.
> Gimana sih kok beragama ga percaya
> kepada yang ga ada?
> 

Akibat diracuni kepercayaan, otak anda jadi gobloknya luar biasa.  Beragama itu 
bukan berarti percaya, tapi berarti berbudaya atau bertradisi.

Kalo saya hobby nonton Superman jangan diartikan saya percaya adanya Superman, 
karena meskipun saya senang sekali dengan filem ini tapi saya enggak percaya 
ada manusia bisa terbang seperti Superman, biarpun bukti2 filemnya jelas ada.

Lalu apa bedanya, saya beragama Islam juga sama dengan ber-pesta2 diwaktu 
lebaran, makan banyak waktu buka puasa, sama sekali jangan dihubungkan bahwa 
saya harus percaya adanya Allah.

Anda tetap beragama Islam meskipun tidak percaya adanya Allah, tidak melakukan 
shalat 5 waktu, bahkan tidak bisa berbahasa Arab.

Begitulah, aturan2 yang kebanyakan diajarin oleh ulama sama sekali salah, sama 
sekali tidak benar.  Mereka mengatakan bahwa sebagai muslimin harus begini dan 
begitu, padahal juga harus berbahasa Arab yang oleh mereka sengaja 
disembunyikan.

Menjadi muslimin kalo enggak bisa bahasa Arab janganlah mengaku muslimin, dan 
itulah ajaran Islam yang sebenarnya, karena setiap muslimin harus bisa membaca 
dan mengerti AlQuran, dan harus dari AlQuran yang berbahasa Arab.  Artinya kalo 
enggak bisa bahasa Arab sama saja bukan muslimin enggak ada excuse.

Lalu kalo bahasa Arab anda anggap enggak wajib, apa bedanya shalat 5 waktu juga 
boleh dianggap enggak wajib, percaya Allah juga enggak wajib, mempersekutukan 
Allah juga boleh tapi enggak wajib.

Makanya, mikirlah, berpikirlah dengan akal yang sehat, bukan akal2an yang penuh 
tipu daya seperti yang diajarkan AlQuran dalam AlTaqya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.






Kirim email ke