Pengurus PGI dan KWI ke Komnas HAM, Adukan Soal Penyerangan Rumah Ibadah Dec.,17, 2007 Posted: 11:36:58PM PST Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan meminta penjelasan Kapolri Jenderal Pol Sutanto terkait penyerangan dan pengrusakan rumah-rumah ibadah di Indonesia. Komnas HAM juga akan meninjau ulang MoU dengan Polri.
"Kami akan meminta penjelasan kepada Kapolri, termasuk aparat keamanan di daerah," kata komisioner Komnas HAM Jhoni N Simanjuntak yang didampingi Yoseph Adi Prasetyo (Stanley) dan Ahmad Baso di kantornya, Jl Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/12). Hal itu disampaikan Jhoni ketika menerima perwakilan pengurus Persatuan Gereja Indonesia (PGI) dan Konprensi Wali Gereja Indonesia (KWI). Kedua organisasi keagamaan ini mengadukan dan melaporkan daftar gereja dan rumah ibadah yang ditutup, dirusak dan mengalami kesulitan melakukan ibadah. PGI dan KWI sendiri mencatat sekitar 108 kasus penutupan, penyerangan dan pengrusakan gereja sejak tahun 2004-2007. Wilayah yang terbanyak terjadi di wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Poso dan Bengkulu. Menurut Jhoni, pihak keamanan dalam hal ini Polri memang perlu menjelaskan, tidak hanya kasus penutupan dan pengrusakan gereja. Tapi juga rumah ibadah dan kelompok yang difatwakan sesat, seperti Jemaat Ahmadiyah, Al Qiyadah dan Syiah. Sementara Yoseph A Prasetyo mengatakan, pihaknya menilai aparat keamanan telah membiarkan kelompok minoritas yang mengatasnamakan masyarakat menyerang dan menutup tempat ibadah. Seharusnya aparat keamanan dan pemda mulai dari gubernur sampai tingkat lurah tidak boleh membiarkannya. "Kalau aparat telah membiarkan itu terjadi by ommission (pembiaran). Ini harus diungkap, karena orang beribadah itu merupakan hak asasi yang melekat pada dirinya. Pelanggaran itu adalah kejahatan," jelasnya. Romo Benny Susetyo dalam pertemuan sendiri telah meminta agar Komnas HAM berani memanggil Kapolri. Begitu juga, Kapolri harus berani menindak tegas kepada para pelanggar hukum tersebut. Menurut Romo Benny, bagi umat beragama di tingkat pimpinan maupun bawah sudah memiliki rasa teloransi yang sudah baik. Sayangnya, negara telah absen dengan membiarkan kelompok-kelompok kecil yang melakukan pelanggaran ketertiban umum. "Dialog (antar agama) ini sebenarnya sudah terbangun, tapi dirusak akibat pelanggaran itu dibiarkan. Untuk itu kami datang ke sini, ini pelanggaran terhadap ideologi kita Pancasila," tandasnya. Selain Romo Benny, hadir dalam pertemuan Romo Muji Sutrisno, Romo Ismartono, Pendeta Nathan Setia Budi, Pendeta Gumar Gultom dan Pendeta Erik Barus. (Sandra Pasaribu) --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.