Sacred Concert Messiah 2&3
Jakarta Oratorio Society Choir Tampil Makin Baik

JAKARTA - Masyarakat pencinta musik klasik dan
gerejawi di Jakarta, Senin (13/6), pekan ini di Gedung
BPPT, disuguhi sebuah konser sakral Messiah 2&3 yang
merupakan kolaborasi Jakarta Oratorio Society Choir,
Eliata Singers, Capella Amadeus Orchestra, di bawah
pimpinan Pendeta Dr Stephen Tong.
Messiah adalah oratorio karya George Frideric Handel
(1685-1759) yang paling terkenal dan kerap dipentaskan
di berbagai belahan dunia selama 250 tahun ini. Karya
ini tercipta ketika Handel sudah berada pada titik
terendah kehidupannya, di kala tubuhnya lumpuh separo
karena stroke. Seluruh tiga bagian oratorio itu
ditulisnya selama 24 hari nonstop (22 Agustus-14
September 1741). Dalam situasi yang demikian sulit itu
lahirlah karya yang agung ini.
Karya ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama,
menggambarkan nubuat dan perwujudan rencana Allah bagi
penyelamatan manusia melalui kedatangan Yesus Kristus.
Bagian ini sudah dipentaskan oleh Jakarta Oratorio
Society pada Desember 2004 menjelang Natal.
Bagian kedua, melukiskan penggenapan karya penebusan
melalui pengorbanan Yesus Kristus. Bagian ketiga
berkisah mengenai kemenangan Yesus atas maut. Dua
bagian terakhir inilah yang dipentaskan pekan ini.
Dibuka dengan Sinfonia (Overture) yang dibawakan
dengan gagah oleh Jakarta Oratorio Society Choir,
hadirin diajak memasuki oratorio yang memang melagukan
ayat-ayat Alkitab ini. Lalu mulailah berbagai nubuatan
dari Kitab Yesaya mengenai Anak Manusia yang akan
menderita sengsara demi menebus dosa manusia, dimulai
dengan pengakuan Yohanes Pembaptis bahwa inilah Anak
Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Behold the Lamb
of God). Nomor-nomor berikutnya diambil dari kitab
Perjanjian Lama (Yesaya 50, 53) yang semua bernubuat
mengenai Yesus yang akan dihina dan disiksa demi
dosa-dosa manusia.

Para Solis
Dalam oratorio ini, ini, Stephen Tong menampilkan
penyanyi sopran Yi-Iin Hsu (dari Taiwan) yang cukup
baik ketika membawakan antara lain He was Despised.
Kepala Departemen Musik pada Tunghai University, dan
profesor seni suara pada universitas tersebut cukup
menghayati lagu tersebut. Bagaimana pun Messiah bukan
barang baru baginya karena sebagai penyanyi opera dia
juga pernah membawakan sejumlah oratoria lain seperti
Creation (Haydn), Symphony 9 (Beethoven).
Penampilan penyanyi tenor Ndaru Darsono juga cukup
baik dia membawakan antara lain All They that See Him
Laugh Him to Scorn (Mazmur 22:8) dan He Trusted in God
(Mazmur 22:9). Ndaru adalah salah satu orang yang
dikader Stephen Tong untuk mengembangkan musik di
Gereja Reformed Injili Indonesia, dia pula termasuk
salah satu yang membimbing JOS Choir. Lulusan
Singapore Bible College School of Church Music ini
selalu tampil dalam berbagai konser oratorio yang
dipentaskan oleh Stephen Tong.
Anna Chooi Choo Koor, penyanyi Mezzo-Soprano kelahiran
Singapura yang pernah tampil sebagai solois membawakan
Rethinking Beethoven?s 9 Symphonies bersama The
Philharmonic Chamber Orchestra, juga tampil menawan.
Stephen Tong yang sedianya akan menjadi penyanyi bas,
akhirnya batal tampil karena suaranya hilang akibat
kelelahan dan sedang sakit.
The show must go on, dia digantikan penyanyi bass dari
Taiwan, Lee Ta Jen, yang baru datang hanya beberapa
jam sebelum konser dimulai. Lee dapat langsung
menyesuaikan diri dengan Capella Amadeus Orchestra,
pimpinan Grace Sudargo, karena dia juga penyanyi opera
yang kerap tampil dalam nomor-nomor oratorio di
Austria.
Di tengah-tengah babak kedua ini, JOSC dengan anggun
membawakan nomor Lift Up Your Heads, O Ye Gates
(Mazmur 24: 7-10) yang bertutur mengenai kedatangan
Raja Kemuliaan. Babak II yang berisikan 23 lagu itu
ditutup dengan Hallelujah yang terkenal itu, dan
hadirin semua berdiri. Inilah puncak babak kedua.
Messiah 2&3 menghadirkan seluruhnya 33 lagu selama
hampir dua jam penuh tanpa jeda. Meski ini bukan kali
pertama Stephen Tong dan kelompoknya menampilkan
oratorio dengan durasi seperti itu, tetap harus kita
puji upaya mereka menyajikan konser sakral ini.
Sebagai sebuah orkestra ada kelemahan di sana-sini
dalam penampilan ini. Misalnya, tempo yang
kadang-kadang melambat, atau para solis yang hanya
mengikuti apa yang dimainkan oleh orkes.
Namun, karena mereka profesional, kerja sama antara
mereka tetap terjaga baik, meski mereka mungkin baru
bertemu dan berlatih bersama pada hari pementasan.
Buat kaum awam, kelemahan ini tidak terlalu tampak.
Acungan jempol patut diberikan terutama kepada Jakarta
Oratorio Society Choir, yang dari satu pementasan ke
pementasan yang lain tampil makin baik dan kompak.
Sebagai sebuah paduan suara yang melibatkan puluhan
orang mulai dari remaja sampai nenek-nenek, penampilan
mereka lumayan bagus. Tampaknya ini berkat
kedisiplinan mereka berlatih selama delapan tahun ini.

Mengembalikan Tradisi
Pdt Dr Stephen Tong, bersama Jakarta Oratorio Society
Choir, Eliata Singers, dan Capella Amadeus Orchestra,
setiap tahun selalu menggelar konser-konser sakral
seperti Oratorio Messiah ini. Desember 2003, dia
pernah menampilkan konser oratorio natal St. Paul
karya Mendelssohn. Desember 2004 dia menampilkan
Messiah 1, yang durasinya juga hampir dua jam, dan
sejumlah konser lainnya.
Memang demikianlah kerinduan Stephen Tong, yakni ingin
menampilkan musik gereja klasik karya Bach, Mozart,
Hendel, Hayden, Mendelssohn dll. Stephen Tong sendiri
tidak bisa diwawancarai ketika ditemui usai pementasan
itu, karena dia tampak sangat kelelahan setelah
berdiri dua jam nonstop sebagai conductor, apalagi dia
sedang sakit.
Pementasan ini merupakan ujud konsistensinya ingin
mengembalikan musik gereja ke akar tradisinya, sebagai
bentuk pujian terbaik untuk memuliakan nama Tuhan.
?Gereja sebenarnya harus memelihara tradisi musiknya,
karena tanpa sejarah dan tradisi musik gereja yang
ketat, maka nilai-nilai itu akan luntur,? katanya,
dalam suatu wawancara dengan SH tahun 2003.
Tradisi gereja memang haruslah dipelihara. Namun,
sebagai catatan, oratorio seperti ini membutuhkan
kemampuan lebih untuk mencernanya, selain musiknya
berat juga menggunakan bahasa asing, buat orang awam
sulit mencernanya. Boleh juga kita memimpikan suatu
kali ada konser musik-musik gerejawi yang berasal dari
negeri sendiri, sehingga nuansa lokal juga terasa.
Mudah-mudahan ini juga masuk dalam mimpi Stephen Tong.
(SH/kristanto hartadi) 
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0506/18/opi03.html

<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
"God forbid that I should boast about anything except the cross
of our Lord Jesus Christ...If I should boast I will boast of my 
weaknesses, for when I am weak, then I am strong. 
For I can do everything with the help of of Christ who gives me 
the strength I need" (Paul)
"Accept the reality, do you best and God will take care the rest"
--------------------------------------------------------------------------------------------
Website:www.gki.org
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>


                
____________________________________________________ 
Yahoo! Sports 
Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football 
http://football.fantasysports.yahoo.com


_____________________________________________
Situs milis    http://groups.yahoo.com/group/cyber-gki
Situs laci     http://www.cybergki.net
Moderator      [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Administrator  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]

Klik alamat sesuai maksud, kosongkan subject dan body.
posting    cyber-gki@yahoogroups.com
nonaktif   [EMAIL PROTECTED]
aktif lagi [EMAIL PROTECTED]
berhenti   [EMAIL PROTECTED]
digest     [EMAIL PROTECTED]
daftar     [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/cyber-gki/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to