*Kristen Tak Khawatir Kemenangan Hamas    
*Senin, 13 Maret 2006    
/Kalangan Kristen Palestina justru tak merasa takut atas kemenangan 
Hamas. Sebelumnya, pihak Barat menghembuskan bahwa Hamas memaksa dengan 
nilai-nilai Islam
/
Hidayatullah.com--Kemenangan Hamas justru membuat warga Kristen 
Palestina tenang. Berita ini sekaligus menghapus isu pihak Barat yang 
selama ini terus meragukan atas kemenangan kelompok pejuang Palestina itu.

Ikhwal perasaan warga Kristen Palestina ini terungkap setelah website 
Christianpost .com mengutip berita komentar kalangan gereka di tempat itu.

Pendeta Artemios Dimitriades yang menghabiskan separuh umurnya di 
Palestina sejak lama mengatakan, "Kami tidak takut dengan apapun, begitu 
juga dengan kemenangan Hamas karena kami di sini, umat Muslim dan 
Kristen, sejak lama hidup dengan penuh kedamaian dan saling menyayangi," 
kata Dimitriades yang berasal dari Yunani.

Sebelumnya, pertanyaan meragukan seputar Hamas sering terjadi, khususnya 
yang kerap dilontarkan oleh orang asing  kepada warga Kristen Palestina 
yang jumlahnya hanya 300 ribu orang.

Dimitriades mengakui, sejak Hamas menang memang bertiup isu bahwa Hamas 
akan memaksa semua perempuan mengenakan jilbab serta memisahkan siswa 
laki-laki dan perempuan.

Namun menurut Dimitriades, semua ketakutan itu tidak berdasar. Hal yang 
sama juga ditegaskan Anton Shuhaiber. Shuhaiber yang juga paman Hosam 
Al-Taweel, anggota parlemen dari umat Kristen yang dalam pemilu parlemen 
Palestina.

Januari lalu, Hosam malah  maju sebagai kandidat dengan dukungan penuh 
Hamas. Karena itu, HOsam selalu bosan dengan pertanyaan-pertanyaan 
serupa yang ditanyakan berulang-ulang.

"Setiap orang asing yang datang ke sini selalu menanyakan, apakah nasib 
warga Kristen akan menjadi lebih buruk di bawah pimpinan Hamas,'' kata 
Shuhaiber yang juga dokter lulusan Inggris.

''Saya tidak takut dengan Hamas, bahkan dengan agama Islam," lanjutnya. 
Shuhaiber kemudian menuturkan betapa ia bersahabat dengan tokoh penting 
Hamas, mulai dari Sheikh Ahmed Yassin hingga Dr Abdul Aziz Rantissi.

Shuhaiber yang juga anggota Dewan Gereja Gaza dan Pimpinan Asosiasi 
Dewan Pemuda Kristen Gaza menunjukkan sebuah sofa di mana keduanya duduk 
jika mengunjunginya.

"Bagi orang Kristen yang membaca Alquran dengan teliti dan membuka 
pikirannya, tidak ada alasan takut dengan Hamas, juga Islam,'' tegas 
Shuhaiber.

"Masalah yang sebenarnya adalah konflik yang sekarang terjadi antara 
Islam dengan kebudayaan Barat yang makin tidak mengenal Tuhan dan 
agama," lanjutnya.

Keyakinan Dimitriades, Shuhaiber, dan Al-Taweel bukanlah keyakinan yang 
membabi buta. Mereka ingat benar adanya Perjanjian Khalifah Umar, sebuah 
dokumen yang tak banyak diketahui masyarakat luar, kecuali oleh warga 
Kristen dan Muslim di Yerusalem.

Pada tahun 683 hijriah, Khalifah Umar Bin Al-Khattab menandatangani 
perjanjian itu setelah berhasil menaklukan Yerusalem. Kepada Pendeta 
Sophronios, Khalifah Umar berjanji bahwa ia akan melindungi jiwa dan 
raga, harta, gereja, dan pemeluk Kristen. Di dalamnya termasuk jaminan 
bahwa mereka tidak akan dipaksa pindah agama.

Karena keyakinan itulah, Dimitriades dan semua penghuni gereja Yunani 
Ortodok, Saint Perfilios di Gaza, Januari lalu, menyambut ratusan 
pendukung Hamas yang berpawai merayakan kemenangan Hamas. Mereka sama 
sekali tidak khawatir gereja dan kantor mereka akan dilempari batu. ( 
Christianpost/cha)
-- 




===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke