Belum hilang dari ingatan pemuatan kartun Nabi Muhammad di media Denmark, sekarang giliran ormas kepemudaan Denmark yang membuat masalah dengan umat Islam. Ormas itu mengadakan lomba pembuatan kartun Nabi Muhammad. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin di sela-sela buka puasa bersama dengan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di Jakarta, Senin (9/10). "Umat Islam sedunia patut tersinggung karena acara itu menunjukkan penghinaan terhadap Islam dan Nabi. Kami memprotes keras terulangnya kembali penghinaan itu," ujarnya. Menurut Din, peristiwa tersebut menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Barat, baik pers maupun masyarakatnya, memang tidak beretika dan tidak siap hidup berdampingan secara damai. "Mereka adalah kaum hipokrit dan berstandar ganda, yang sok demokratis dan pluralis, tapi sikap dan perangainya sangat egois, tiran, dan teroris," ujar Din. Berulangnya penghinaan terhadap Nabi ini, menurut Din, merupakan bentuk teror mental yang membunuh. Jadi, kalau mereka berteriak menuduh umat Islam teroris, sesungguhnya apa yang mereka lakukan ini sama saja dengan para teroris. "Meski demikian, umat Islam, khususnya di Indonesia, tidak perlu emosional dan kehilangan jati diri dengan bereaksi berlebihan karena boleh jadi itulah tujuan mereka, yaitu sengaja mengungkit kemarahan umat Islam, apalagi pada bulan suci ini," ujarnya. Din mengajak umat Islam untuk menyikapi peristiwa ini seperti melihat orang gila. Menurut Din, agar kejadian serupa tidak terulang, sebaiknya dicoba pendekatan hukum, yaitu mengadukan pihak penghina ke Mahkamah Internasional sebagai penghina agama dan penjahat peradaban. Kartun : Barat Memang Tidak Siap Hidup Damai dengan Islam, Kompas, Selasa, 10 Oktober 2006. *** Kembali terulangnya pembuatan kartun Nabi Muhammad di Denmark dinilai Forum Umat Islam (FUI) merupakan bentuk kebencian dan kedengkian. FUI mendesak pemerintah Denmark meminta maaf dan menghukum pelakunya. Bila perlu dengan hukuman mati. ''Tindakan tersebut sangat provokatif dan sengaja menyulut kemarahan umat Islam dan merupakan refleksi dari kedengkian dan kebencian yang mendalam kepada umat Islam dan Islam,'' tandas Sekretaris Jenderal FUI, Muhammad Al Khathath dalam Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK) yang digelar di Masjid Al Azhar, Jakarta, Senin (9/10). Pelaku penistaan tersebut, kata Alkhathath, pantas dijatuhi hukuman mati. Karena itu, dia menyeru negara-negara Muslim membekukan hubungan diplomatiknya dengan Denmark, sampai tuntutan itu dipenuhi. Tokoh Katolik yang juga Direktur Pasca Sarjana STF Driyakara, Frans Magnis Suseno, menilai tindakan yang dilakukan kelompok ekstrem kanan Denmark ini memang bermaksud melecehkan Nabi Muhammad SAW. ''Sangat jelas hal ini dibuat oleh mereka yang benci pada umat Islam,'' katanya di sela-sela dialog FKSK. Frans Magnis Suseno menilai kasus kartun kali ini bukan merupakan tindak lanjut dari pernyataan Paus Benediktus yang menyudutkan umat Islam. ''Ini bukan imbas dari pernyataan Paus. Penghinaan ini dilakukan oleh orang-orang picik yang memang membenci umat Islam,'' katanya. Dia meminta masalah tersebut tidak mengganggu dialog lintas agama yang selama ini terus dilakukan. Sebabnya dia menilia hal-hal seperti pembuatan kartun ini akan selalu ada. ''[Ini] bukan hanya tindak kejahatan, namun juga pelecehan terhadap agama,'' katanya. Frans Magnis Suseno menilai sulit mengharapkan pelaku-pelaku pelecehan itu meminta maaf dan tidak mengulangi tindakannya. Sebab mereka berpegang pada klaim negara bebas, sehingga tindakan tersebut dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Selain itu, kata dia, Pemerintah Denmark sendiri, katanya, tidak bisa berbuat apa-apa karena tak memiliki Undang-undang Penghinaan Agama. Di tempat terpisah, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, menegaskan pemboikotan produk-produk Denmark --yang sempat menggoyahkan perekonomian Denmark-- akan terus dilakukan. Menurut dia, pemboikotan itu adalah reaksi yang wajar dan tak mungkin dibendung. ''Mestinya Pemerintah Denmark sadar. Kalau ingin bertetangga secara baik dengan masyarakat internasional, mereka harus mau saling menghargai. Tidak bisa dengan alasan memberi kebebasan kepada rakyatnya, lalu mereka memprovokasi,'' kata Tifatul. PKS, kata Tifatul, mengutuk keras perlombaan kartun itu. Dia menilai pemerintah Indonesia juga sudah sepatutnya memprotes lomba kartun itu. Sebelumnya, kutukan atas perlombaan kartun itu juga disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah. Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin, menilai sekali lagi umat Islam sedunia dibuat tersinggung oleh kasus itu. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, bahkan menilai perlombaan kartun tersebut merupakan wujud tindakan hipokrit dan standar ganda. ''Mereka sok demokratis dan pluralis, tapi ternyata sangat egois, tiran, dan teroris,'' ujarnya (Republika, 9/10). Sementara itu, mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meminta umat Islam tak berlebihan memberi reaksi terhadap lomba kartun itu. ''Kalau kita tanggapi isu demi isu, yaa nggak selesai-selesai,'' pesannya. Seperti diberitakan sebelumnya, kartun yang menghina Nabi itu ditayangkan di stasiun televisi TV2, Denmark, 6 Oktober lalu. Dalam gambar-gambar yang ditayangkan, Nabi antara lain digambarkan meminum bir, mabuk, kemudian menyerang Kopenhagen, ibukota Denmark. Terdapat pula gambar Nabi yang menggunakan surban (tutup kepala) dan menggunakan sabuk yang sarat bahan peledak. Gambar ini mirip yang dilansir Jyllands Posten tahun lalu. Kartun Tandingan dari Kediri KEDIRI -- Reaksi atas kembali munculnya kartun-kartun penghinaan terhadap Nabi mulai bermunculan. Radio Radikal FM Kediri, Jawa Timur, menggelar lomba lukis wajah raja Denmark bersanding seekor babi. Tajuk lomba itu adalah Denmark`s King and Pigs. Panitia lomba, Imam Mubarok, mengatakan, lomba yang diadakan radio komunitas itu terbuka untuk umum, tanpa biaya sepeserpun. Nama Radikal yang disandang radio ini merupakan akronim dari Radio Pendidikan Keluarga. Radio yang bermarkas di Kompleks Masjid Baiturrahman, Jl Mayor Bismo, Kota Kediri, ini membuka pendaftaran hingga 5 November. ''Kami menyediakan hadiah uang total Rp 5 juta dan hasil karyanya akan dikirimkan ke Kerajaan Denmark,'' kata Imam. Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH Idris Marzuki, mendukung pelaksanaan lomba itu. ''Dengan cara ini bangsa kita merasa lebih terhormat daripada merespon aksi mereka dengan tindakan anarkis,'' katanya, kemarin. Latar: - 30 September Harian terbesar di Denmark, Jyllands Posten memuat 12 kartun Nabi Muhammad yang diikuti harian-harian lain di Eropa dan negara-negara lain. Menyikapi terbitnya kartun ini, terjadi demonstrasi di sejumlah negara, khususnya negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim, dan mengakibatkan sekitar 50 orang meninggal. - 12 September 2006 Dalam kuliah teologi di Universitas Regensburg, Jerman, Paus Benediktus XVI mengkritik konsep jihad dalam Islam. Paus juga --mengutip Kaisar Byzantium, Manuel II Paleologus-- mengatakan,''Tunjukkan padaku apa yang baru dari Muhammad dan yang kau temukan hanyalah hal yang berbau iblis dan tak manusiawi, seperti perintahnya menyebarkan Islam dengan pedang. - 6 Oktober 2006 Stasiun televisi Denmark menayangkan rekaman video amatir yang memperlihatkan sejumlah anggota muda Partai Rakyat Denmark (DPP) dalam sebuah acara lomba membuat kartun yang menghina Nabi Muhammad. Sambil berlomba mereka minum-minum dan bernyanyi. Tayangan ini direkam artis Martin Rosengaard Knudsen. Kartun Itu Bentuk Kedengkian, Republika, Selasa, 10 Oktober 2006. *** =================================================================== Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar =================================================================== Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/