Ass.wr.wb.

Rekan-rekan milis Daarut Tauhiid yang dirahmati Allah.
Berikut saya forward artikel buat mereka yang ingin berhenti merokok,
tetapi masih belum berhasil juga...mungkin bisa mencoba alternatif yang
satu ini...

Semoga artikel di bawah ini sesuai dengan visi dan misi milis Daarut
Tauhiid.

R-win
www.otakatik.net <http://www.otakatik.net/dt>
[EMAIL PROTECTED]

________________________________________________________________________\
___
Berhenti Merokok dengan Kekuatan Otak

Oleh Kompas Cyber Media

MUNGKIN setiap orang tahu bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan.
Merokok juga bisa menjadi pintu gerbang menuju narkoba. Seorang perokok
bisa lebih mudah menerima narkoba dibandingkan dengan yang tidak
merokok.

Namun, hingga kini jumlah perokok tidak berkurang. Dari beberapa survei,
kebiasaan merokok dimulai dari usia anak-anak dan remaja. Mungkin karena
itu seorang perokok merasa sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok,
karena sudah bertahun-tahun melakukan kebiasaan buruk itu. Rokok sudah
menjadi bagian dari hidupnya, dan dia merasakan kenikmatan dari merokok.

Banyak orang telah berusaha berhenti merokok. Ada yang bernazar kalau
berhasil berhenti, ada yang mengulum permen untuk menggantikan rokok.
Ada pula orang yang melakukan banyak aktivitas untuk melupakan keinginan
merokok.

Dari beberapa penelitian selalu ditemukan bahwa 70-80 persen perokok
mempunyai keinginan untuk berhenti merokok. Ada yang telah tiga sampai
empat kali mencoba, tetapi belum berhasil juga.

Menurut dr Aisah Dahlan, Kepala Unit Rumah Sakit Bhayangkara Selapa
Lemdiklat Polri, kebiasaan merokok sangat sulit ditinggalkan karena
rokok mengandung zat nikotin yang bersifat adiktif (ketagihan) bagi
tubuh. Walau adiktif yang dikandung rokok tidak seberat adiktif pada
narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba), zat adiktif rokok sangat
sulit dilepaskan.

"Ada beberapa alasan mengapa kebiasaan merokok sulit dihilangkan.

Pertama, rokok itu legal. Perokok merasa tidak melanggar peraturan
dengan merokok. Mereka bisa merokok di mana pun tanpa takut akan
ditangkap. Hal ini berbeda dengan narkoba, di mana pecandunya harus
bersembunyi untuk menikmati narkoba," kata Aisah.

Kedua, rokok bisa dibeli dengan mudah di mana pun. Bahkan di warung atau
kafetaria rumah sakit pun rokok bisa dibeli. Harga rokok juga cukup
terjangkau.

Ketiga, perokok melihat yang merokok tidak hanya dirinya, tetapi banyak
orang. Mereka merasa tidak bersalah karena banyak orang melakukan hal
yang sama.

"Selain itu, ketagihan rokok masih bisa ditunda. Maksudnya, walau mulut
terasa asam, kepala pusing, atau tanda-tanda ketagihan lain muncul,
seorang perokok masih bisa menunda keinginan merokok jika tempat atau
waktunya tidak memungkinkan untuk merokok. Berbeda dengan narkoba, di
mana kebutuhan tubuh akan narkoba tidak bisa ditunda. Tingkat ketagihan
yang ringan ini membuat orang memandang enteng akan bahaya ketagihan
rokok," jelas dokter yang aktif memberikan konseling dan penyuluhan soal
narkoba ini.

AISAH mengakui sangatlah sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Namun, kebiasaan merokok itu bisa berhenti kalau perokok mempunyai
motivasi diri untuk berhenti merokok.

"Ada cara yang mudah dilakukan untuk berhenti merokok, yakni dengan
mengandalkan kekuatan otak. Atau dengan kata lain, menata ulang pikiran
bawah sadar. Caranya sangat sederhana. Pertama, kita mengatakan kepada
diri sendiri bahwa kita berhenti merokok dan kita hidup sehat. Hal ini
bisa disebut sebagai afirmasi diri atau niat," kata Aisah.

Kalimat yang dikatakan pada diri sendiri haruslah mengandung 3P, yakni
personal, present tense, dan positive. Maksudnya, kalimat itu harus
memakai kata saya (personal), dengan menggunakan struktur waktu saat ini
(present tense). Jadi, mereka yang ingin berhenti merokok itu tidak
menggunakan kata-kata ingin atau akan. Mereka juga harus menggunakan
kata-kata positif (positive), bukan dengan kata-kata tidak atau jangan.
Contohnya, saya hidup sehat.

"Alam bawah sadar lebih menerima kalimat positif seperti ini
dibandingkan kalimat yang menggunakan kata-kata negatif seperti
'saya tidak ingin merokok lagi'," jelas dia.

Setelah itu, bayangkan niat tersebut tidak dalam kata-kata, tetapi pada
kejadian. "Jangan bayangkan tulisan 'saya berhenti merokok'.
Tetapi, bayangkan kejadian bahwa saya telah berhenti merokok dan saya
hidup sehat karena tidak merokok lagi. Bayangkan apa yang didapatkan
dengan hidup sehat tanpa rokok," dia menambahkan.

Proses afirmasi dan membayangkan ini harus dilakukan lima kali sehari
dan minimal selama 21 hari. "Namun, sebelum melakukannya, tubuh dan
pikiran kita harus dalam keadaan nyaman dan tenang. Gelombang otak
berada dalam gelombang alfa, di mana otak merasa santai dan rileks,"
jelas Aisah.

Cara berhenti merokok dengan mengandalkan kekuatan otak ini juga melatih
otak kanan dan otak kiri bekerja seimbang. Proses afirmasi dan
membayangkan menjalankan kedua fungsi otak. Otak kiri yang antara lain
berfungsi untuk analisa dan bahasa digabungkan dengan fungsi kreatif dan
imajinasi dari otak kanan.

"Dengan menggabungkan fungsi kedua belah otak ini, pesan yang
disampaikan ke diri kita 10 hingga 60 kali lebih cepat sampai," ucap
dia.

Aisah yakin kekuatan otak sangat membantu perokok yang ingin berhenti
merokok. Bahkan, cara ini bisa juga dipraktikkan pada
keinginan-keinginan yang lain. Kalaupun dia tidak berhasil menghentikan
kebiasaan tersebut, mungkin karena usahanya yang tidak cukup kuat,
setidaknya dia akan merokok dengan santun. Misalnya, tidak merokok di
tempat umum atau dekat dengan orang lain yang tidak merokok.

"Ingat, semua rokok dan narkoba yang berasap berbahaya bagi orang-orang
di sekitarnya yang tidak merokok atau tidak mengisap narkoba. Risiko
yang dihadapi mereka sama besarnya dengan perokok atau pecandu narkoba,"
katanya menegaskan. (ARN)





===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to