AssalaamuÂ’alaikum wr. wb.
 
 
Ketika Bumi Dipenuhi Malaikat (2) 
Nadirsyah Hosen
 
Lailatul Qadr pertama kali dijumpai Nabi ketika beliau menerima wahyu untuk
pertama kalinya. Hal yang amat menarik adalah Nabi sebelum kedatangan jibril
sedang menyendiri, bertafakur dan berkontemplasi. Nabi memikirkan keadaan
lingkungan sekitarnya yang mempraktekkan adat jahiliyah. Nabi menyingkir
dari suasana yang tak sehat itu sambil merenung dan menghela nafas sejenak
dari hiruk pikuk kota Mekkah. Nabi menetap di gua hira' untuk kemudian
berkontemplasi guna mensucikan dirinya. Pada saat itulah turun malaikat
Jibril alaihis salam.
 
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah ini? Pertama, di tengah
masyarakat yang tak lagi mengindahkan etika, moral dan hati nurani, kita
harus menyingkir sejenak untuk memikirkan kondisi masyarakat tersebut.
Kedua, di tengah masyarakat yang giat mengerjakan maksiyat, kita harus
menghela nafas sejenak dan mencoba untuk mensucikan diri kita sendiri
terlebih dahulu sebelum mensucikan masyarakat luas.
Ketiga, di tengah "kesendirian" kita, kita berkontemplasi untuk mencari
solusi terbaik dari persoalan yang dihadapi.
 
Ketika Nabi menganjurkan kita untuk melakukan i'tikaf di sepuluh malam
terakhir ramadhan, khususnya malam yang ganjil, saya menangkap bahwa
sebenarnya kita dianjurkan untuk melakukan napak tilas proses pencerahan dan
pensucian diri Nabi saat mendapati Lailatul Qadr.
Seyogyanya, i'tikaf yang kita lakukan tidak hanya berisikan alunan ayat suci
Al-Qur'an dan dzikir semata. Akan jauh lebih baik bila saat i'tikaf kita pun
memikirkan kondisi masyarakat sekitar kita, persis seperti yang telah
dilakukan Nabi ratusan tahun yang lalu di gua Hira'. Insya Allah, ketika
saat malam yang mulia itu tiba kita sudah siap menyambut dan menjumpainya.
 
Namun satu hal yang sangat penting untuk diingat bahwa setiap ibadah maupun
gerak hidup kita seharusnya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah semata
Silahkan anda mencari Lailatul Qadr, namun jangan menjadi tujuan anda yang
hakiki. Tujuan kita beri'tikaf dan beribadah di sepuluh malam terakhir nanti
adalah untuk mencari keridhaan Allah.
Kalau yang anda kejar semata-mata hanyalah Lailatul Qadr, jangan-jangan anda
tak mendapatkannya sama sekali. Tetapi kalau keridhaan Allah yang kita cari,
maka terserah kepada Allah untuk mewujudkan keridhaan-Nya itu pada kita;
apakah itu berbentuk Lailatul Qadr atau bentuk yang lain.
 
Bukankah shalat kita, hidup dan mati kita untuk Allah semata? Dan Sungguh
Allah jauh lebih mulia daripada Lailatul Qadr!
 

[Non-text portions of this message have been removed]




===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to