Semangat Keagamaan Harus Diimbangi Dengan Ilmu

"Dan kalau Allah menghendaki niscaya Dia menjadikan mereka satu umat 
saja.............."
[QS Asy Syuuraa; 42:8]

KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin 
Rembang 
yang juga seorang penyair mengatakan; terbatasnya pemahaman agama terjadi 
karena 
proses belajar agama yang tidak tuntas.

Dalam diskusi 'Sufisme dan Toleransi di Indonesia' yang diadakan Jakarta pekan 
lalu; 
Gus Mus mengungkapkan, munculnya semangat keberagamaan yang diiringi dengan 
kebencian terhadap pihak yang tidak sepaham dapat dinetralisir dengan pemahaman 
ilmu 
agama yang lebih luas dan mendalam. Proses belajar ilmu agama tidak boleh 
berhenti. 
Perasaan paling benar sendiri dengan menghentikan proses belajar justru akan 
membuat 
diri sendiri menjadi bodoh. 
Bahwa sebenarnya ajaran agama menampilkan kelembutan dan kedamaian.

Dalam berdakwah, para ahli fikih cenderung menggunakan pendekatan legal-formal. 
Sedangkan pada ajaran sufisme, dakwah dengan pendekatan sufistik memberi peran 
yang 
besar dalam membangun kehidupan bersama yang plural. 
Dakwah sufistik mendekati persoalan dengan sudut pandang hati nurani.
Oleh karenanya para sufi tidak memiliki hambatan formal keagamaan untuk bertemu 
dan 
bertukar pikiran dengan umat agama lain. 
Semua manusia adalah makhluk Tuhan yang perlu dihargai.

Mantan Presiden RI, Gus Dur menyatakan pula bahwa beragamnya agama dan 
keyakinan 
sudah terjadi sejak dulu. Sebagian besar umat melihat Islam adalah sebagai 
sebuah 
keyakinan tunggal tanpa dipengaruhi situasi yang berkembang.
Padahal sejarah islam mencatat; ajaran islam tumbuh berkembang berdasarkan 
berbagai 
kondisi yang mempengaruhinya.
Mulai saat Islam dianggap menjadi agama yang asing, hingga Islam menjadi sebuah 
peradaban.
Timbulnya faham keagamaan yang 'beringas' terjadi karena Islam hanya dilihat 
dari kacamata 
dalil yang keras. Kondisi ini menimbulkan dengan mudahnya memberi cap sesat dan 
kafir, 
bahkan terhadap sesama muslim sendiri.

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, dan Allah Maha Lembut 
terhadap 
hamba-hambaNya. Demikian dinyatakan di Al Qur'an.
--------------------------------------
l.meilany
050208


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke