Ukhti, Yakinlah Jodohmu Kan Datang....
                
                
                        
oleh Afrita Satya Dewi 
-------------

Perawan tua! 
Wuih, sadis banget…
Yup, itulah julukan yang diberikan untuk kaum
hawa yang belum menikah di usia ‘senja’. Ketika saya mengikuti sebuah
acara perlombaan anak-anak TPA di daerah Bantul, saya bertemu dengan
seorang sosok wanita yang saya pikir waktu itu adalah seorang guru yang
sekaligus ibu rumah tangga.

Tampilan sederhana dengan jilbab yang menjulur ke dadanya.
Kebetulan, kami menjadi juri pada lomba yang sama. Untuk menghindari
kekakuan, saya mencoba memperkenalkan diri dan sedikit berbincang
dengan beliau. Beliau seorang guru TK kelahiran tahun 1969. 
Dengan usia
yang sekian, saya berpikir beliau telah berkeluarga dengan beberapa
orang anak. Ketika saya Tanya “putra pinten bu?” (punya anak berapa
bu?-jawa) beliau 
menjawab, “dereng nikah mba, mboten payu”.(belum
menikah mba, ngga 
laku-jawa)…Terkejut sekali saya waktu, ditambah rasa
bersalah kalau pertanyaan saya tadi menyinggung perasaan beliau.
Alhamdulillah, beliau tidak tersinggung malah kami bisa semakin akrab.

Sosok lain, saya teringat murobbiyah-murobbiyah saya. Di tengah
kesibukan yang ekstra padat, mereka masih meyempatkan waktu untuk
membina kami. Dari ketiga akhawat yang pernah menjadi murobbiyah saya
(selamanya akan tetap menjadi murobbiyah saya) semuanya belum menikah.
Mereka rata-rata sudah berumur 25-up. Untuk lingkungan kampus, usia
sekian tentu bukan menjadi masalah ketika belum menikah. Tetapi, ketika
pulang ke kampung halaman dengan hidup bertetangga tentu akan
menimbulkan pertanyaan yang kurang mengenakkan. Kapan nikah mba? Itu
pertanyaan yang kerapkali terdengar. Bahkan saya yang ‘baru’ berusia 22
tahun pun tidak lepas dari pertanyaan tersebut ketika saya sudah pulang
kampung. Menyegerakan menikah adalah sesuatu ayng dianjurkan. Akan
tetapi ketika jodoh belum juga datang, apakah itu sesuatu hal yang
harus dipaksakan?

Saya teringat satu nasehat dari seorang ustadz di Yogya ketika
mengikuti kajian pagi hari di Masjid Mardliyah. Beliau menyampaikan
materi pernikahan. Salah satu pesan beliau, “Jadi akhawat jangan suka
mancing-mancing ikhwan, misal dengan sms ‘koq ngga nikah-nikah akh’ dan
sebagainya”. Beliau melanjutkan ketika akhawat berkepala 2 belum
menikah itu sesuatu yang wajar. Ketika berkepala 3 belum menikah juga,
mungkin Allah masih ‘menahan’ jodoh kita. Ketika sudah berkepala 4 dan
belum menikah juga, mungkin laki-laki dunia belum ada yang ocok untuk
kita dan seterusnya. Beliau menambahkan agar kita tidak berburuk sangka
terhadap Allah.

Benar sekali, di tengah penantian panjang yang belum tahu kapan
berujung tidak sedikit akhawat yang mulai putus asa. “Apa karena aku
yang kurang cantik?” dan pertanyaan-pertanyaan retorik sejenis yang ada
di kepala akhawat muslimah. Akhirnya, mereka mulai melakukan treatment
untuk menjaga penampilan. Mereka tidak lagi enggan merogoh kocek hanya
sekedar untuk antri di salon berjam-jam. Akibatnya, dana infak
berkurang, jadwal dakwah terabaikan dan banyak sekali konsekuensi yang
harus ditanggung ketika memutuskan untuk menjadi wanita yang ‘berbeda’.

Pola pikir akhawat yang seperti ini, bukan 100% kesalahan mereka.
Kalau mau jujur, berapa banyak ikhwan yang ridho beristri akhawat
‘biasa’. Kebanyakan kaum ikhwan tentu akan pilih-pilih wanita untuk
menjadi pendamping hidupnya. Amat disayangkan, sebab yang menjadi
kriteria bukan sekedar agamanya yang oke, tapi juga harus cantik,
putih, lulusan fakultas kedokteran (bukan karena saya alumni fakultas
kehutanan lho…) dan seterusnya. Itu adalah sesuatu yang manusiawi
tentunya, tapi tidak sedikit dari mereka yang tidak melanjutkan proses
ta’aruf hanya karena salah satu kriteria duniawi itu tidak terpenuhi.

Jodoh, rezeki dan semua yang kita alami adalah atas kehendakNya.
Ketika saya silaturrahim ke rumah seorang ustadzah di Boyolali, beliau
berpesan tsiqoh saja terhadap Allah Karena pasti ia akan memeberi yang
trebaik untuk hambanya. Saya jadi teringat pada Q.S Al-Baqarah ayat 216
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.

Untuk para ukhti sholihah, yakinlah jika saatnya tepat “pangeran berkuda putih” 
itu akan datang menjemputmu. 

Teristimewa untuk mba-mba-koe: semoga Allah segera mengaruniakan ikhwan sholeh 
untuk antuna.                            

sumber:eramuslim.com
--------------------
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian 
itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]




      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke