Keputusasaan

By: agussyafii

'Hancur sudah hidupku Mas. Aku tidak tau harus bagaimana lagi menjalani hidup 
ini. Semuanya terasa hampa dan tidak memiliki makna.' tutur seorang teman malam 
itu, tergolek lemah di Rumah Sakit. Saya membezuknya. Saya kemudian mengajak 
berdoa untuk kesembuhan dirinya.

Jika diri kita telah ditekan hingga ambang batas kesanggupan maka kita akan 
merasakan kehampaan dalam hidup ini dan jika kita sudah berusaha melakukan 
ikhtiar namun tidak ada perubahan apapun kita menjadi putus asa. Sebagaimana 
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Manusia tidak jemu memohon kebaikan dan jika mereka tertimpa musibah dia 
menjadi putus asa dan putus harapan (QS. Fushshilat :49).

Putus asa merupakan sifat alami jika kita ditimpa musibah. Kita kehilangan 
gairah hidup, tidak lagi semangat untuk bekerja. Tidak lagi semangat beribadah, 
senyum indahnya juga pergi berlalu begitu saja, datang kemurungan sepanjang 
hari. Yang ada dihadapannya hanyalah tatapan mata yang kosong terhimpit dalam 
kedukaan.

Jika itu yang terjadi pada diri kita berarti kita membutuhkan pertolongan 
segera. Putus asa adalah hal yang paling buruk yang menimpa diri kita karena 
putus asa akan semakin menggerogoti oleh perasaan buruk kita sendiri sehingga 
hati kita bisa mendorong melakukan hal-hal yang buruk, tidak boleh dilakukan 
dan malah merugikan diri kita sendiri.

Pikiran lalu seperti berkata sendiri, memasuki ruang hampa penuh pertanyaan. 
'Semua tidak ada yang mempedulikan diriku? Lalu kenapa aku peduli pada mereka? 
Kenapa hidup ini tidak adil untukku? Kenapa mereka bahagia? Sedangkan aku 
menderita?

Keputusasaan membuat kita beranggapan orang lain sudah tidak peduli dengan 
kita. Bahkan kita menganggap semua orang egois. Semua orang memikirkan dirinya 
sendiri dan tidak peduli dengan diri kita. Kita menganggap saudara kita tidak 
peduli. Orang tua kita tidak peduli. Sahabat kita tidak peduli. Negara tidak 
peduli. Bahkan kita beranggapan Sang Khaliq juga tidak peduli dengan diri kita.

'Kenapa Allah tidak sayang ama aku? Kenapa Allah tidak peduli dengan diriku? 
Kalo Engkau sayang padaku Ya Allah, kenapa Engkau buat hidupku menderita?' 
Begitulah pertanyaan terlontar pada diri kita disaat kita putus asa. Kesedihan 
dan putus asa telah menutupi hati bahwa sesungguhnya dibalik ujian dan 
penderitaan ada kasih sayang dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk diri 
kita.

Disaat kesedihan telah berlalu. Kita sudah mampu berpikir jernih, kita bisa 
mengerti apa yang sebenarnya Allah berikan kepada kita. Kita kemudian menemukan 
hikmah atas peristiwa yang terjadi pada kita sebagai tanda kasih sayangNya. 
Maka sepatutnya kita bersyukur kepada Allah atas setiap peristiwa yang telah 
kita lalui memiliki makna hidup.

'Jika mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan oleh Allah dan 
RasulNya kepada mereka dan berkata, 'Cukuplah Allah bagi kami. Allah memberikan 
karuniaNya dan demikian pula RasulNya. Sesungguhnya kami adalah orang-orang 
yang berharap kepada Allah.' (QS. at- Taubah :  59).

Wassalam,
agussyafii
----
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Salam Amalia' 
(SALMA) Hari Ahad, Tanggal 9 Mei 2010 Di Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV blok ii, 
No.23 Komplek Peruri, Ciledug. Silahkan kirimkan dukungan dan partisipasi anda 
di http://www.facebook.com/agussyafii3, atau http://agussyafii.blogspot.com/, 
http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431.






[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke