Assalamu alaikum wr. wb. Segala puji hanya milik Allah Subhaanahu Wa Taaalaa. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah tercinta, Muhammad bin Abdullah, segenap keluarga, para sahabat dan umatnya yang setia.
Hakikat Dienul Islam ini adalah melanjutkan pembahasan artikel dari Dr. Daud Rasyid yang pernah dimuat di milis ini. Dari : * http://daudrasyid.com/index.php?option=com_content&task=view&id=14&Itemid=29 * Sebelum kebangkitan Muhammad saw. sebagai utusan Allah swt., masyarakat Makkah setidaknya menyimpan dua ideologi; Pertama sisa agama Ibrahim yang masih mempertahankan tawhid (keesaan Allah swt) atau lebih populer dengan sebutan "al-hanifiyah", dan Kedua, kaum musyrikin yang terkenal dengan ideologi paganismenya. Mereka mempertuhan batu dan benda. Namun ketika mereka menyembah berhala dari patung-patung itu, tidaklah serta merta bahwa mereka tidak meyakini adanya Tuhan. Dari pengakuan sebagian mereka, bahwa patung-patung itu mereka sembah sebagai perantara (mediator) yang menghubungkan antara mereka dengan Allah. Begitulah keyakinan mereka seperti disebutkan Allah dalam Alquran : "Dan tidaklah kami menyembah mereka melainkan untuk mendekatkan kami kepada Allah." Kepercayaan mereka tidak sebatas pada pengakuan adanya Tuhan saja. Kaum musyrikin Makkah juga percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta. Hal ini juga tergambar dari pemberitaan Allah dalam Alquran : "Jika engkau tanyakan kepada mereka siapa yang menciptakan langit dan bumi, niscaya mereka menjawab : Allah." Kepercayaan mereka ini dalam bahasa `Aqidahnya ialah "Tauhid Rububiyah", yang berarti keyakinan pada Allah sebagai pencipta alam, yang menghidupkan, mematikan, dan yang memberi rezeki. "." Tetapi dalam kondisi seperti ini mereka masih dicap sebagai kafir dan musyrik. Sebab mereka tidak mengilahkan Allah swt dalam `ubudiyah. Mereka tidak tunduk kepada aturan yang ditetapkan oleh Allah. Mereka tidak menjadikan Allah sebagai al-Hakim dan al-Syari` (pembuat hukum dan legislator). Mereka membuat cara, ajaran, dan nilai sendiri dalam mendekatkan dirinya kepada Allah dengan cara membuat tuhan-tuhan kecil untuk memperantarai mereka dengan Allah. Mereka lebih patuh kepada peraturan yang mereka buat sendiri untuk menggantikan hukum yang telah diturunkan Allah. Tauhid inilah (Tauhid Uluhiyyah) yang membedakan seorang mukmin dengan musyrik. (akhir kutipan dari Dr. Daud Rasyid) *Hakikat Dienul Islam* Dalam banyak ayat Al Quran, juga dalam hadist-hadist Nabi Muhammad SAW juga dalam ijma-ijma para ulama juga perkataan individu masing-masing dari mereka kita bisa mendapatkan definisi dari Al Islam atau Hakikat Dien Al Islam. Dari uraian di atas terdapat dua bahasan pokok yaitu arti dari definisi Ad Dien dan arti dari definisi Al Islam *Definisi Ad Dien* Dalam Al Quran kata Ad-Din diulang sebanyak 92 kali. Pada surat-surat Makiyah 47 kali dan pada surat-surat Madaniyah 45 kali, melihat pengungkapan kata Ad-Din pada surat Makiyah dan Madaniyah, maka dapat dikatakan bahwa porsi kata Ad-Din pada keduanya berimbang. Kondisi ini mengindisikasikan bahwa di Makkah dakwah Islam untuk memperkenalkan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad, sedangkan pada zaman Madaniyah lebih pada penataan atau pendalaman dari Ad-Din. *Apa itu Ad-Dien ?* Dien berasal dari kata *dana yadinu dinan* yang artinya tatanan, tatacara hidup atau system hidup (ideologi). Di dunia ini banyak sekali terdapat tatanan hidup atau ideologi, ada ideologi kapitalis, ideologi sosialis, ideology komunis, ideologi demokrasi, ideologi Islam dan ideologi lainnya, semua ideologi bertujuan baik yaitu dalam rangka menata kehidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkemakmuran, suatu ideologi akan terasa manfaatnya apabila dilaksanakan secara *syumul* (menyeluruh), dalam ideology demokrasi kita mengenal kata murni dan konsekuen sedang dalam ideology Islam kita mengenal kata *kaffah* sebagaimana firman Alloh dalam Qs Al Baqoroh : 208 : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam (*kaffah*) keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Masing-masing ideology mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, dalam syair lagu padamu negeri kita melihat salah satu prinsip dari ideologi demokrasi : Padamu negeri kami berbakti Padamu negeri kami mengabdi Bagimu negeri jiwa raga kami, sedangkan dalam Islam kita mengenal : Qul Inna Sholati Wanusuki Wamahyaya Wamamati Lillahi Robbil Alamin Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Alloh)". (Qs Al Anam 162-163) Dalam dienul Islam hak membuat hukum hanyalah milik Alloh (innil hukmu illa lillah) Qs Yusuf : 40), sedangkan dalam dien yang lain hak membuat hukum ada di tangan masyarakat (suara terbanyak) atau lembaga yang dipilihnya (innil hukmu illa lisyabi awil aglawiyah) dan ada pula ditangan penguasa. Definisi Dien lainnya adalah hukum dan perundangan simak ayat Qs Yusuf (12) : 76 Maakana liyakhuda akhokhu Fiedienil Maliki illa ayyasa Alloh Artinya : Tidaklah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut (dien) undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya . Dien di ayat atas artinya undang-undang atau hukum, Jadi Din al-Islám berarti tatacara hidup (ideologi) atau juga hukum Islam. Tidak tepat apabila din diterjemahkan hanya sebagai agama, sebab istilah agama mengalami penyempitan makna kesan yang ada agama hanyalah sekedar penyembahan ritualitas seperti yang dihembuskan oleh kalangan pluralis dan sekularis. Dari sekian banyak Tatanan/Ideology/hukum yang ada, yang diterima dan dianggap benar oleh Alloh (bukan oleh manusia) hanyalah dien (ideology/konsepsi hidup/hukum) Islam bukan ideology/konsepsi hidup/hukum lain walaupun tujuannya baik Qs Ali Imran : 19 Sesungguhnya Dien (konsepsi hidup/hukum) yang diridhai disisi Alloh hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Alloh Maka Sesungguhnya Alloh sangat cepat hisab-Nya. *Maka apakah mereka mencari dien yang lain selain Dienulloh*, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allohlah mereka dikembalikan. Qs Ali Imran : 85 Barangsiapa mencari dien(ideology/hukum) lain selain Islam, Maka sekali-kali *tidaklah akan diterima dien itu daripadanya*, dan dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. Qs Ash Shaff : 9 Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (al huda) dan Dien (konsepsi hidup/ideology/hokum) yang benar agar Dia *memenangkannya di atas segala Dien-Dien* (konsepsi hidup/ideology/hukum) lain meskipun orang musyrik membencinya . DEFINISI AL ISLAM Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyah dalam kitab Thariqul Hijratain Wa Babus Saadatain: 452 mengatakan : *Al Islamu hua tauhidulloh* (Islam adalah mentauhidkan Alloh), *wa ibadatuhu wahdahu laa syarikalah* (beribadah kepada Alloh dengan mentauhidkannya dan tidak berbuat syirik), *wal imanu billah wabirosulihi*(dan beriman kepada Alloh dan rosulNya), *wattibauhu fimajaa bihi* (dan mengikuti beliau dalam apa yang dibawanya) *famallam yatibihil abdu falaisa bimuslim* (jika seorang hamba tidak mendatangkan hal ini maka dia bukan muslim) Tauhid adalah mengiklaskan seluruh ibadah hanya kepada Alloh, karena yang namanya ibadah merupakan hak khusus Alloh dan hanya boleh dipersembahkan kepada Alloh, jika ibadah dipalingan kepada selain Alloh maka jatuh kedalah kemusrikan, jika jatuh kedalam kemusyrikan maka hilanglah tauhidulloh dari diri orang tersebut, dan tidak adanya tauhidulloh menyebabkan seseorang keluar dari Islam, Ketika dikatakan ibadah kita ingat sholat, zakat, sembelihan, haji, doa, istighosah dan ibadah ritual lainnya, tapi ketahuilan ibadah bukan hanya itu saja. Tetapi taat dalam Tasyri (syariat/aturan hidup) itu merupakan ibadah, sehingga sandaran hukum bagi seorang muslim haruslah dari Alloh (hukum Islam) dan apabila menyandarkan hukum kepada selain hukum Alloh maka jatuh kedalam perbuatan syirik. Qs Yusuf : 40 Kamu tidak menyembah yang selain Alloh kecuali hanya (menyembah) Nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Alloh tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang Nama-nama itu. *Hak membuat hukum hanyalah milik Alloh *. Dia memerintahkan agar kamu tidak beribadah kpd selain Dia (Alloh memerintahkan supaya tidak menyandarkan hukum kepada selain Alloh). Itulah Dien yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." Alloh Subhanahu Wa Taala dalam ayat ini menjelaskan bahwa hukum itu termasuk hak khusus Alloh (tauhid uluhiyyah) dan bahwa hukum itu adalah dien. Maka siapa yang mengikuti hukum selain Alloh maka dia itu telah mengikuti dien selain Islam, sedangkan siapa yang mencari selain Islam sebagai dien, maka tidak akan diterima hal itu darinya dan di akhirat kelak dia termasuk orang-orang yang rugi. Dan siapa yang ridha dengan selain hukum Alloh berarti dia telah rela kekafiran sebagai diennya. Siapa yang memalingkan hukum (hak membuat hukum) kepada selain Alloh maka dia musyrik. At Taubah: 31 Mereka (orang-orang Nashrani) telah menjadikan para Harb (ahli ilmu/ulama) dan para Rahib (ahli ibadah) sebagai *Arbaab* (tuhan-tuhan) selain Alloh. Juga Al Masih putera Maryam, padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan Yang Haq kecuali Dia. Maha Suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan Didalam atsar yang hasan dari Ady Ibnu Hatim (dia asalnya Nashrani kemudian masuk Islam) Rasulullah Shalallohu 'alaihi wassalam membacakan ayat itu dihadapan Ady Ibnu Hatim, maka dia berkata: Wahai Rasulullah, kami dahulu tidak pernah ibadah dan sujud kepada mereka (ahli ilmu dan para rahib) maka Rasulullah berkata, Bukankah mereka itu menghalalkan apa yang telah Alloh haramkan dan kalian ikut-ikutan menghalalkannya? Bukankah mereka mengharamkan apa yang telah Alloh halalkan lalu kalian ikut-ikutan mengharamkannya? lalu Addiy Ibnu Hatim berkata, Ya, betul lalu Rasulullah berkata : fatilka ibadatuhum (Itulah bentuk ibadah orang-orang Nashrani kepada mereka) (HR. At Tirmidzi) Syekh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah dalam kitab Ad Durar As Saniyyah: 1/160] berkata : *Ingkanat amaluka kulluha lillah faanta muwahid, waingkana fiiha syirkun lil mahluk faanta musyrik* (Jika amalan seluruhnya lillah maka engkau muwahid, jika salah satu ibadah dipalingkan kepada selain Alloh maka engkau seorang musyrik) Syaikh Hamd Ibnu Atiq rahimahullah dalam kitab Ibthal At Tandid: 76 berkata : Para ulama telah ijma bahwa orang yang memalingkan satu macam dari dua macam doa kepada selain Alloh, *Faqod asyroka* (maka dia itu musyrik) *walao qola Laailahaillalloh, wa sholla, wa shauma, wa jaama annahu muslim*(walaupun dia mengaku islam) Dua macam doa : 1. Doaul ibadah seperti sholat, zakat, shoum, haji. 2. Doaul masalah seperti permintaan, istigosah, istianah Syaikh Abdullathif Ibnu Abdirrahman rahimahullah dalam kitab Minhaj At Tasis: 12 berkata : *Al Islam wa syirk nakidon* (Islam dan Syirik merupakan 2 hal yang kontradiktif/berbeda ibarat lelaki dan perempuan), *laayajtamian wala yartafian* (tidak mungkin kumpul pada diri seseorang dalam satu waktu dan tidak mungkin dua-duanya diangkat) Karena syirik akbar dan tauhid tidak mungkin kumpul pada diri seseorang secara bersamaan, kalau dia melakukan syirik akbar berarti dia musyrik (bukan muslim fihi syirik) dan jika bertauhid ada berarti dia muwahid. Kemusyrikan umumnya niatnya baik, dalam syirik tidak ada alasan apapun, mau niatnya baik atau buruk, preman atau alim Qs Azzumar :3 Ingatlah, hanya kepunyaan Alloh-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Alloh (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Alloh dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Alloh akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Alloh tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. Orang-orang yang menjadikan aulia selain Alloh mengatakan kami tidak menyembah mereka kecuali supaya mereka mendekatkan kepada Alloh. Tujuan mereka menyembah latta uzza dan lain-lain dalam rangka taqorrub kepada Alloh, kami orang kotor, para aulia ini orang suci, dan Alloh maha suci maka orang kotor tdak layak memohon langsung kepada yang maha suci makanya kami minta kepada perantaraan mereka, apakah niat baik dapat menyelamatkan diri dari syirik? Firman Alloh : *Innalloha laayahdi man hua kaadzibun kaffar* (Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang kadzib dusta lagi sangat kafir) Imam Ibnnu Suud dalam rahimahullah dalam kitab Ad Durar As Saniyyah berkata :*Faman sorrofa mindzalika syaian* (barangsiapa memalingkan suatu ibadah) * lighoirillah* (kepada selain Alloh) *fahua musyrikin* (dia itu orang musyrik) *syawaun kana abidan au fasikon* (pelakunya itu mau ahli ibadah atau orang fasik) *wasawaun kaana maksuduhu solihan au fasidan* (tujuannya itu baik atau tujuannya itu buruk Syaikh Abdurrahman Ibnu Hasan Ibnu Muhammad rahimahullah pengarang kitab Fathul Majid berkata : *Ajmaal ulama salafan wa kholafan minassohabati wattabiin wal aimmah wa jami* *Annal mara laa yakunu musliman illa bitajarrudi bi syirki* (orang tidak dikatakan muslim kecuali mengosongkan diri dari syirik) *wal baroati minhu* (dan berlepas diri dari mereka) *membencinya, memusuhinya sesuai kemampuan dan kekuatan, serta memurnikan amalan-amalan seluruhnya kepada Alloh*. [Ad Durar As Saniyyah 11/545] Syaikh Abdullathif Ibnu Abdirrahman Ibnu Hasan rahimahullah berkata: Siapa yang beribadah kepada selain Alloh, menjadikan tandingan bagi Rabbnya dan dia menyamakan antara-Nya dan yang lainnya dalam hak khusus-Nya, maka pantas dikatakan atasnya bahwa dia itu musyrik yang sesat bukan muslim, meskipun dia itu memakmurkan masjid dan mengumandangkan seruan adzan, karena dia itu tidak komitmen dengannya. Sedangkan sumbangan harta dan berlomba-lomba atas amalan yang nampak bila disertai dengan meninggalkan hakikatnya (yaitu tauhid, pent) tidaklah menunjukan akan Islam. [Mishbah Adh Dhalam: 17] Al Imam Abu Muhammad Ibnu Hazm rahimahullah berkata: Dan seluruh tokoh-tokoh Islam menggatakan: Setiap orang yang menyakini dengan hatinya dengan keyakinan yang tidak mengandung keraguan di dalamnya dan dia menyatakan dengan lisannya *Laa ilaaha illalloh wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah* dan bahwa semua yang beliau bawa itu benar serta dia berlepas diri dari setiap dien selain dien Muhammad shalallohu 'alaihi wasallam maka sesungguhnya dia itu muslim mukmin, tidak ada atas dia selain hal itu. [Al Fashl 4/35] Ikhwab Fiddien, Fillah, Fisabilillah oleh karena itu berhati-hatilah dalam hal ibadah jangan sampai jatuh kedalam syirik karena syirik merupakan kedholiman yang sangat besar. Beberapa kerugian yang sangat besar bagi pelaku Syirik : 1 Menghancurkan seluruh amal, Sekhusuk apapun sholat kita, sesering apapun haji kita, sebanyak apapun infaq kita apabila berbuat syirik maka sia-sialah amal tersebut. "Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah seluruh amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang-orang yang rugi. " (az-zumar: 65). 2 Pelakunya diharamkan masuk Surga, "Sesungguhnya barangsiapa menyekutukan Alloh, maka pasti Alloh mengharamkan surga baginya dan tempatnya adalah Neraka, dan tidak ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun." (Al-Maidah:72) 3 Kekal di dalam neraka. Qs : Al Bayyinah : 6 Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk . Murnikan Tauhid, Amalkan Sunnah, Tegakkan Syariah Wallohu A'lam (*www.shufful-islam.com* <http://www.shufful-islam.com/>) NB: *Sesunguhnya syahadat tauhid Laa ilaaha Illallaah itu memiliki dua rukun yang sangat mendasar yang di mana salah satunya tidak bisa berdiri sendiri tanpa yang satunya lagi.* Untuk diterima dan sahnya syahadat ini harus didatangkan kedua rukun itu seluruhnya, yaitu penafian (Laa ilaaha) dan penetapan (illaallaah) atau *al kufru bith thaghut wal iimaan billah*, sebagaimana yang telah Allah *subhaanahu wa taaala* jelaskan dalam firman-Nya: ***Karena itu barangsiapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepad Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus**** *(Qs. Al Baqarah: 256). Siapa orangnya yang* *tidak menggabungkan antara dua rukun ini maka dia itu tidak berpegang kepada *al urwah al wusqaa* (tauhid), dan sedangkan orang yang tidak berpegang *kepada al urwah al wusqaa* maka dia itu binasa bersama orang-orang yang binasa, karena dia bukan tergolong dalam jajaran kaum muwahhidiin, akan tetapi dia berada dalam deretan kaum musyrikin atau orang-orang kafir. Para penguasa yang telah menjadikan bersama Allah tandingan-tandingan yang membuat hukum dan perundang-undangan itu, tentu ini tidak cukup untuk masuk di dalam lingkungan tauhid, sebab masih ada satu rukun lain yang Allah sebutkan di dalam ayat itu sebelum rukun beriman kepada-Nya karena keberadaannya yang sangat penting, yaitu *al kufru biththaghut* (kafir terhadap thaghut). Jadi iman mereka terhadap Allah tanpa kufur terhadap thaghut adalah sama seperti imannya orang-orang Quraisy terhadap Allah tanpa disertai kafir terhadap thaghut-thaghut mereka. Dan merupakan suatu yang maklum bahwa iman semacam ini sama sekali tidak bermanfaat bagi orang-orang Quraisy, darah dan harta mereka tidak terjaga dengannya sehingga mereka menyertakan terhadapnya baraaah dan kafir kepada thaghut-thaghut mereka. Dan adapun sebelum itu dilakukan maka keimanan mereka yang masih bercampur dengan kemusyrikan yang nyata itu sama sekali tidak berguna bagi diri mereka, baik di dunia ataupun di akhirat. Syirik itu membatalkan keimanan dan menghapuskan seluruh amalan, [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ==================================================== Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam ==================================================== Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar ==================================================== website: http://dtjakarta.or.id/ ====================================================Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: daarut-tauhiid-dig...@yahoogroups.com daarut-tauhiid-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: daarut-tauhiid-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/