Assalamu'alaikum wr wb,

Mazhab Salafi atau Khalafi?
Memang dgn belajar sejarah dan tahun kelahiran para ulama, kita akan paham mana 
Ulama yg Salaf, dan mana yang merupakan manusia Akhir Zaman… Sekilas tahun 
wafat dan lahirnya ulama:
Anas bin Malik (Sahabat Nabi) wafat 93 Hijriyah (H)
Imam Malik bin Anas lahir 93 H di Madinah, Imam Syafi’ie lahir tahun 150 H, dan 
Imam Ahmad bin Hanbal lahir tahun 164 H, Imam Bukhari lahir tahun 196 H di 
Bukhara, Imam Muslim lahir tahun 204 H di Naisabur.
Ibnu Taimiyyah lahir tahun 661 H, Muhammad bin Abdul Wahhab lahir tahun 1115 H, 
dan Abdullah bin Baz lahir tahun 1330 H, Albani lahir tahun 1333 H.
http://kabarislam.wordpress.com/2012/12/04/berpegang-kepada-ulama-salaf-yang-asli/

Konsultasi dgn Ustad Ahmad Sarwat:
Adakah Mazhab Salaf?
Assalamu’alaikum
Ustadz. saya punya teman yang katanya tidak bermazhab kepada imam2 mazhab yg 
dikenal seperti Imam Maliki, Imam Syafi’i. dll. katanya ia beragama berdasarkan 
mazhab salaf. bagaimanakah hal ini sebenarnya??
Jazakallah khairan…
Jawaban :
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Kerancuan Istilah Salaf
Istilah ‘salaf’ artinya adalah sesuatu yang lampau atau terdahulu. Terjemahan 
salaf dalam bahasa Indonesia bisa bermacam-macam, seperti lampau, kuno, 
konservatif, konvensional, ortodhox, klasik, antik, dan seterusnya.
Kalau kita lihat dari sisi ilmu hukum dan syariah, istilah salaf sebenarnya 
bukan nama yang baku untuk menamakan sebuah medote istimbath hukum. Istilah 
salaf hanya menunjukkan keterangan tentang sebuah kurun waktu di zaman yang 
sudah lampau.
Kira-kira perbandingannya begini, kalau kita ingin menyebut skala panjang suatu 
benda dalam ilmu ukur, maka kita setidaknya mengenal ada dua metode atau 
besaran, yaitu centimeter dan inchi. Di Indonesia biasanya kita menggunakan 
besaran centimeter, sedangkan di Amerika sana biasa orang-orang menggunakan 
ukuran inchi. Nah, tiba-tiba ada orang menyebutkan bahwa panjangnya meja adalah 
20 ‘masa lalu’.
Lho? Apa maksudnya ’20 masa lalu’ ?
Apakah istilah ‘masa lalu’ itu adalah sebuah besaran atau ukuran dalam mengukur 
panjang suatu benda? Jawabannya pasti tidak. Yang kita tahu hanya besaran 20 
centimeter atau 20 inchi, tapi kalau ’20 masa lalu’, tidak ada seorang pun yang 
mengenal istilah itu.
Ya bisa saja sih segelintir orang menggunakan istilah besaran ‘masa lalu’ 
sebagai besaran untuk mengukur panjang suatu benda, tetapi yang pasti besaran 
itu bukan besaran standar yang diakui dalam dunia ilmu ukur. Jadi kalau kita ke 
toko material bangunan, lalu kita bilang mau beli kayu triplek ukuran 20 ‘masa 
lalu’, pasti penjaga tokonya bingung dan dahinya berkerut 10 lipatan.
Sistem Operasi Komputer
Dalam dunia komputer kita juga mengenal istilah sistem operasi. Dan kita tidak 
akan bisa menggunakan komputer, kalau sistem operasinya tidak diinstal terlebih 
dahulu. Tidak ada komputer kalau tidak ada sistem operasinya.
Meski sebenarnya jumlah sistem operasi cukup banyak, tapi yang paling populer 
dikenal orang awam cuma tiga saja, yaitu Windows, Linux dan Mac. Ketiganya 
diciptakan oleh team-team yang ahli di bidang teknologi IT, dan sudah mulai 
menciptakan sistem operasi itu sejak awal komputer ditemukan.
Buat kita orang awam, kalau beli komputer pastilah kita pilih yang sudah ada 
sistem operasinya. Sebab kita tidak akan mampu menciptakan sistem operasi 
sendiri. Bahkan para programmer pun umumnya pakai sistem operasi salah satu 
dari ketiganya. Saya belum pernah menemukan ada orang sangat pintar dalam 
urusan komputer, sampai-sampai dia bisa bikin sistem operasi sendiri. Kalau 
sekedar bikin script atau bikin pemrograman, tentu banyak yang mampu. Apalagi 
bikin tulisan di microsoft word, saya kira semua orang juga bisa.
Tetapi bikin sebuah file tulisan di microsoft word itu tidak sama dengan 
menciptakan sistem operasi. Meski pun nama filenya bernama : 
sistem-operasi-masa-lalu.doc, tetapi kalau kita buka, tentu isinya bukan sistem 
operasi. Itu cuma file microsoft word, tetapi mengaku-ngaku sebagai sistem 
operasi. Anak TK juga bisa bikin file begituan.
Yang pasti, di dunia ini kita tidak pernah mendengar ada orang menjual sistem 
operasi yang namanya adalah : salaf alias  ‘masa lalu’. Dan kalau ada orang 
datang ke toko komputer lalu minta komputernya diinstal dengan sistem operasi 
‘masa lalu’, tentu pemilik toko menggelengkan kepala. Dia pasti bingung sambil 
bertanya, ‘OS masa lalu, apaan tuh mas?’.
Nah, kurang lebih perbandingannya begini. OS yang kita kenal seperti Windows, 
Linux dan Mac itu kira-kira seperti mazhab-mazhab fiqih  baku yang kita kenal 
sekarang ini, seperti mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan 
Al-Hanabilah. Semua orang tahu dan semua orang pakai. Dan nyatanya memang 
ketiga OS itulah yang digunakan orang, tentu dengan masing-masing kelebihan dan 
kekurangannya.
Lalu tiba-tiba ada orang yang tidak mau pakai salah satu dari ketiga OS itu, 
cuma sayangnya dia pun bukan ahli komputer, bukan programmer dan pengetahuannya 
tentang komputernya di bawah rata-rata, alias orang awam. Kemudian dia 
menghayal untuk bikin OS yang diberinya nama : ‘masa lalu’, padahal yang dia 
buat adalah sebuah file tulisan dengan menggunakan microsoft word. Tetapi 
karena komputernya belum ada sistemnya, meski file word itu ada di dalam 
hardisk, apa yang akan terjadi?
Begitu dia booting untuk menyalakan komputernya, yang tampil di layar cuma 
warna hitam saja. Kalau pun ada tulisan, cuma keterangan bahwa komputer ini 
tidak atau belum ada sistemnya. Silahkan instal sistem ke dalamnya. File word 
yang dia bikin dengan nama ‘masa lalu’ ternyata bukan sebuah sistem, tetapi 
sekedar sebuah file, itu pun sebenarnya under windows juga.
Kalau melihat kelakuan bocah lugu seperti itu, tentu kita yang rada sedikit 
mengerti tentang komputer akan tertawa terpingkal-pingkal. Sudahlah belajar 
komputer saja yang benar dengan guru yang benar juga, kurang lebih begitu 
nasehat kita kepadanya.
Mazhab Fiqih Yang Empat Adalah Salaf
Sementara kita memperbincangkan bahwa salaf itu bukan nama sebuah sistem, 
sebenarnya justru keempat mazhab yang kita kenal itu hidupnya malah di masa 
salaf, alias di masa lalu.
Al-Imam Abu Hanifah (80-150 H) lahir hanya terpaut 70 tahun setelah Rasulullah 
SAW wafat. Apalah seorang Abu Hanifah bukan orang salaf? Al-Imam Malik lahir 
tahun 93 hijriyah, Al-Imam Asy-Syafi’i lahir tahun 150 hijriyah dan Al-Imam 
Ahmad bin Hanbal lahir tahun 164 hijriyah. Apakah mereka bukan orang salaf?
Maka kalau ada yang bilang bahwa mazhab fiqih itu bukan salaf, barangkali dia 
perlu belajar sejarah Islam terlebih dahulu.  Sebab mazhab yang dibuangnya itu 
ternyata lahirnya di masa salaf. Justru keempat mazhab fiqih itulah the real 
salaf.
Sedangkan Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim dan Ibnu Hazm, kalau dilihat angka tahun 
lahirnya, mereka juga bukan orang salaf, karena mereka hidup jauh ratusan tahun 
setelah Rasulullah SAW wafat. Apalagi Syeikh Bin Baz, Utsaimin dan Al-Albani, 
mereka bahkan lebih bukan salaf lagi, tetapi malahan orang-orang khalaf yang 
hidup sezaman dengan kita.
Sayangnya, Ibnu Taymiyah, Ibnul Qayyim, apalagi Bin Baz, Utsaimin termasuk 
Al-Albani, tak satu pun dari mereka yang punya manhaj, kalau yang kita maksud 
dengan manhaj itu adalah arti sistem dan metodologi istimbath hukum yang baku. 
Bahasa mudahnya, mereka tidak pernah menciptakan ilmu ushul fiqih. Jadi mereka 
cuma bikin fatwa, tetapi tidak ada kaidah, manhaj atau polanya.
Kalau kita ibaratkan komputer, mereka memang banyak menulis file word, tetapi 
mereka tidak menciptakan sistem operasi. Mereka punya banyak fatwa, mungkin 
ribuan, tetapi semua itu levelnya cuma fatwa, bukan manhaj apalagi mazhab.
Bukan Salaf Tetapi Dzahihiri
Sebenarnya kalau kita perhatikan metodologi istimbath mereka yang mengaku-ngaku 
sebagai salaf, sebenarnya metode mereka itu tidak mengacu kepada masa salaf. 
Kalau dipikir-pikir, metode istimbah yang mereka pakai itu lebih cenderung 
kepada mazhab Dzhahiriyah. Karena kebanyakan mereka berfatwa hanya dengan 
menggunakan nash secara Dzhahirnya saja.
Mereka tidak menggunakan metode istimbath hukum yang justru sudah baku, seperti 
qiyas, mashlahah mursalah, istihsan, istishhab, mafhum dan manthuq. Bahkan 
dalam banyak kasus, mereka tidak pandai tidak mengerti adanya nash yang sudah 
dinasakh atau sudah dihapus dengan adanya nash yang lebih baru turunnya.
Mereka juga kurang pandai dalam mengambil metode penggabungan dua dalil atau 
lebih (thariqatul-jam’i) bila ada dalil-dalil yang sama shahihnya, tetapi 
secara dzhahir nampak agak bertentangan. Lalu mereka semata-mata cuma pakai 
pertimbangan mana yang derajat keshahihannya menurut mereka lebih tinggi. 
Kemudian nash yang sebenarnya shahih, tapi menurut mereka kalah shahih pun 
dibuang.
Padahal setelah dipelajari lebih dalam, klaim atas keshahihan hadits itu keliru 
dan kesalahannya sangat fatal. Cuma apa boleh buat, karena fatwanya sudah 
terlanjur keluar, ngotot bahwa hadits itu tidak shahih. Maka digunakanlah 
metode menshahihan hadits yang aneh bin ajaib alias keluar dari pakem para ahli 
hadits sendiri.
Dari metode kritik haditsnya saja sudah bermasalah, apalagi dalam mengistimbath 
hukumnya. Semua terjadi karena belum apa-apa sudah keluar dari pakem yang sudah 
ada. Seharusnya, yang namanya ulama itu, belajar dulu yang banyak tentang 
metode kritik hadits, setelah itu belajar ilmu ushul agar mengeti dan tahu 
bagaimana cara melakukan istimbath hukum. Lah ini belum punya ilmu yang 
mumpuni, lalu kok tiba-tiba bilang semua orang salah, yang benar cuma saya 
seorang. Waduh, minum dimana mabok dimana nih orang. . .
Bukan Salaf Tapi Taklid Kepada Ulama Dengan Sistem Tebang Pilih
Dan dalam kenyatanyaannya, sebenarnya yang mereka lakukan pada hakikatnya 
hanyalah sekedar bertaklid buta kepada tokoh yang mereka anggap sebagai ulama. 
Namun sayangnya, ketika mereka bilang ikut para ulama, ternyata dengan cara 
tebang pilih. Kalau ada ulama yang sekiranya punya pendapat cocok dengan 
‘selera’ mereka, maka pendapatnya itu diikuti bagaikan wahyu yang turun dari 
langit, sambil mencaci maki semua ulama yang lain.
Ulama yang pandangannya agak berbeda dengan pendapat mereka, maka tanpa ampun 
lagi ulama itupun dicaci maki, bahkan dikatakan bodoh, tidak mengerti agama, 
bahlul dan kadang dianggap keluar dari agama. Padahal ulama yang mereka caci 
maki itu justru hidupnya di masa salaf, masa yang mereka bangga-banggakan 
sebagai masa yang paling suci dan murni. La haula wala quwwata illa billah.
Jadi mereka sih memang ikut pendapat ulama, tetapi hanya terbatas pada ulama 
yang pendapatnya sesuai dengan selera mereka sendiri saja. Kalau pendapat 
seorang ulama ternyata tidak sesuai dengan selera, pendapat ulama itu pun 
dibuang jauh-jauh.
Lucunya, seringkali dalam beberapa pendapat, si ulama yang ditaklidi ini 
ternyata punya pendapat yang tidak sesuai dengan ‘selera’ mereka, maka tulisan 
para ulama ini pun disembunyikan. Kalau perlu, mereka bisa cetak kitabnya, 
tetapi materi yang sekiranya kurang sesuai dengan ‘selera’ mereka pun bisa 
dihapus.
Maka kita menemukan begitu banyak kitab para ulama dicetak dan beredar, tetapi 
isinya sudah diputar-balik sedemikian rupa, sehingga seolah-olah penulisnya itu 
100% cocok dengan ‘selera’ mereka. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah 
kitmanul-haq, atau setidaknya sebuah pengkhianatan. Dalam istilah ilmu hadits, 
namanya tadlis.
Sesama Tokoh Salaf Pun Tidak Sepakat
Fakta di lapangan yang sering kita temukan, ternyata pendapat para tokoh yang 
mengaku salaf ini tidak selamanya sejalan, banyak sekali perbedaan pendapat 
yang pecah di tengah mereka. Padahal semuanya adalah icon dan tokoh salaf. Jadi 
meski sudah sama-sama berpaham salaf, tetapi ternyata mereka pun berbeda 
pendapat juga.
Kasihan juga murid-muridnya, sudah terlanjur disuruh membenci segala yang bukan 
berbau ‘salaf’, ternyata sesama orang yagn mengaku ‘salaf’ sendiri pun tidak 
akur juga.
Lucunya, kalau fakta ini diajukan kepada mereka, jawab mereka bahwa kita harus 
menerima kalau para ulama berbeda pendapat. Tetapi kalau yang berbeda pendapat 
ulama di luar wilayah mereka, tetap saja mereka perangi.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat,Lc,.MA
Rumah Fiqih Indonesia
http://www.rumahfiqih.com/x.php?id=1357669611&title=adakah-mazhab-salaf.htm

Kirim email ke