Assalamu'alaikum wr wb,

"And Justice for All!", begitu kata semboyan di AS.
Zaman Khalifah Umar ra keadilan sudah berlaku.
Saat Gubernur Mesir, 'Amr bin 'Ash berseteru dengan seorang Yahudi, Khalifah 
Umar ra tetap menegakkan keadilan. Meski 'Amr ingin menggusur rumah Yahudi buat 
dijadikan masjid dengan ganti untung belasan kali lipat dari harga pasar, namun 
karena si Yahudi tetap tidak setuju, maka Umar menegur 'Amr dgn 2 torehan 
pedang yang saling menyilang di atas tulang putih.
Garis lurus ke bawah meminta 'Amr untuk berlaku adil.
Garis silang ke samping isyarat bahwa 'Umar akan memenggal leher 'Amr jika dia 
zhalim.
Gubernur Mesir pucat pasi karena itu dan segera mengembalikan rumah Yahudi tsb.
http://blogs.itb.ac.id/alfathriadlin/2012/07/22/umar-bin-khathab-dan-torehan-lurus-di-tulang-unta/

Jadi terhadap kaum yang kita benci pun seperti Yahudi, kita harus tetap berlaku 
adil terhadap mereka. Kita tidak boleh zhalim dan memfitnah mereka:

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu 
menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah 
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku 
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan 
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu 
kerjakan.” [Al Maa-idah:8]

Baca selengkapnya di: 
http://media-islam.or.id/2009/11/25/cara-islam-menegakkan-hukum-dan-keadilan/

Jika mereka salah, kita harus bilang salah. Tapi saat mereka benar, kita tidak 
boleh menyalahkan mereka.

Karena itulah Islam bisa berkembang pesat sehingga bisa menaklukan Kekaisaran 
Romawi dan Kerajaan Persia. Ini karena berbagai suku bangsa dan agama merasa 
lebih nyaman dan bisa menikmati keadilan di bawah Negara Islam. Itulah Islam 
sebagai Rahmatan lil 'Alamin. Memberi Keselamatan/Kedamaian kepada semua orang 
yang mau menerimanya.

Tidak boleh kita berbohong atau bersaksi palsu untuk memberatkan orang/kelompok 
yang kita benci:

Salah satu dosa paling besar ialah kesaksian palsu. (HR. Bukhari)

Rasulullah Saw bersabda : “Disejajarkan kesaksian palsu dengan bersyirik kepada 
Allah.” Beliau mengulang-ulang sabdanya itu sampai tiga kali. (Mashabih 
Assunnah)

Tidak ada paksaan dalam agama:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas 
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar 
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang 
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha 
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah 256]

الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلا أَنْ يَقُولُوا 
رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ 
لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ 
اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ 
لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan 
yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan 
sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang 
lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah 
ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama 
Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. 
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” [Al Hajj 40]


Kirim email ke