Batasan pujian berlebihan

 
Ada dari mereka yang berpendapat bahwa Maulid Nabi adalah termasuk pujian 
berlebihan sebagaimana kaum Nasrani yang mengadakan perayaan Natal dengan 
berdalilkan

Rasulullah bersabda: "Jangan memujiku secara berlebihan seperti kaum Nasrani 
yang memuji Isa putera Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba-Nya, maka 
ucapkanlah, "Hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR. Bukhari dan Ahmad).

Adapula yang berpendapat dari hadits tersebut bahwa Maulid Nabi termasuk 
mengkultuskan atau mendewakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sehingga 
mereka menganggap Maulid Nabi adalah yang dimaksud memuji-muji beliau yang 
menurut mereka berlebihan sehingga termasuk musyrik.

Hal ini timbul dikarenakan mereka mencoba memahami hadits secara 
sepotong-potong.

Kadang mereka memotong sebatas

"Jangan memujiku secara berlebihan "

atau

"Jangan memujiku secara berlebihan seperti kaum Nasrani yang memuji Isa putera 
Maryam"

Mereka tidak memperhatikan apa fungsi bagian akhir dari sabda Rasulullah 
tersebut yakni "Sesungguhnya aku adalah hamba-Nya, maka ucapkanlah, "Hamba 
Allah dan Rasul-Nya."

Hadits tersebut sudah secara jelas meberikan batasan pujian yang berlebihan 
yakni "seperti kaum Nasrani yang memuji Isa putera Maryam" yang mempunyai makna 
majaz (kiasan) yang maknanya adalah "seperti kaum Nasrani yang menjadikan Nabi 
Isa a.s sebagai putera Tuhan" Apa yang dilakukan oleh kaum Nasrani diingkari 
dengan "Isa putera Maryam" dan "Sesungguhnya aku adalah hamba-Nya, maka 
ucapkanlah, "Hamba Allah dan Rasul-Nya."

Jadi tidak ada kaitannya dengan kaum Nasrani mengadakan perayaan Natal

Dan sejak larangan Nabi itu disampaikan hingga saat ini, tidak pernah ada 
seorangpun dari kalangan umat Islam yang memuji Rasulullah shallallahu alaihi 
wasallam melebihi batasannya sebagai manusia.

Sehingga benarlah apa yang disampaikan Imam Bushiri di dalam syair Burdahnya:

"Tinggalkan pengakuan orang Nasrani atas Nabi mereka… Pujilah beliau 
(shallallahu alaihi wasallam) sesukamu dengan sempurna… Sandarkanlah segala 
kemuliaan untuk dirinya… Dan nisbahkanlah sesukamu segala keagungan untuk 
kemuliaannya…"

Sudah jelas batasan berlebihan seperti juga anjuran janganlah makan berlebihan. 
Batasannya seperti "berhentilah sebelum kenyang" atau "1/3 udara, 1/3 air, 1/3 
makanan

Begitu pula para Sahabat pernah ditegur oleh Rasulullah ketika mereka melakukan 
pujian kepada Rasulullah yang diiringi dengan rebana pada kalimat "Dan di 
tengah-tengah kita ada seorang Nabi, yang mengetahui apa yang akan terjadi esok 
hari." karena Rasulullah mengetahui kejadian-kejadian di kemudian hari hanya 
berdasarkan apa yang diwahyukanNya

Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Bisyr 
bin Al Mufadldlal Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Dzakwan ia berkata; 
Ar Rubayyi' binti Mu'awwidz bin `Afran berkata; suatu ketika, Nabi shallallahu 
`alaihi wasallam dan masuk saat aku membangun mahligai rumah tangga (menikah). 
Lalu beliau duduk di atas kasurku, sebagaimana posisi dudukmu dariku. Kemudian 
para budak-budak wanita pun memukul rebana dan mengenang 
keistimewaan-keistimewaan prajurit yang gugur pada saat perang Badar. Lalu 
salah seorang dari mereka pun berkata, "Dan di tengah-tengah kita ada seorang 
Nabi, yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari." Maka beliau bersabda: 
"Tinggalkanlah ungkapan ini, dan katakanlah apa yang ingin kamu katakan." (HR 
Bukhari 4750)

Kesimpulannya yang dimaksud "janganlah memuji Rasulullah berlebihan" adalah 
memuji Beliau dengan sesuatu yang menyalahi laranganNya atau dengan sesuatu 
yang bertentangan dengan Al Qur'an dan Hadits

Pujilah sesuka kita dengan segala keagungan untuk kemuliaan manusia yang paling 
mulia, Nabi Sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Wassalam

Zon di Jonggol , Kabupaten Bogor 16830

Kirim email ke