Assalamu'alaikum wr wb,

Hari "Plentine" begini kok mengirim tulisan ini lagi?
Sebab TV2 dan Media-media lain gencar mempromosikannya.
Jangan sampai Hari "Kasih Sayang" akhirnya berubah jadi Hari Zinah, "Mlendung", 
dan Aborsi...:)
Jadi tetap sebarkan!

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” 
(HR. Ahmad dan Abu Dawud.

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR 
At-Tirmizi).

Merayakan Hari Saint Valentine itu Haram bagi Ummat Islam
Saat ini mulai banyak Muslim Indonesia (terutama remaja dan pemudanya) yang 
merayakan Hari “Kasih Sayang” Saint Valentine (Valentine’s Day). Dengan 
pacarnya mereka berpegangan mesra bahkan lebih dari itu. Di Barat sendiri, kaum 
remaja dan pemuda kafir (misalnya SMA atau Perguruan Tinggi) biasa mengadakan 
Pesta Perayaan Hari St Valentine. Biasanya mereka berpasangan pria dan wanita. 
Kadang ada kamar khusus untuk berzinah. Bisa juga mereka melakukan perzinahan 
usai pesta Valentine tersebut.

Dari situ kita tahu bahwa Hari St Valentine itu lebih kepada hawa nafsu atau 
maksiat perzinahan. Bukan kasih sayang! Itu satu budaya kafir yang buruk yang 
tidak pantas ditiru!

Islam mengajarkan kita untuk menjalin Silaturrahim. Tali Kasih Sayang. Membantu 
sesama seperti menolong fakir miskin dan menyantuni anak yatim. Dan itu 
dilakukan setiap hari mulai dari mengucapkan salam kepada sesama saat bertemu 
dan menebar senyum. Tak terbatas kepada wanita pasangannya. Dalam Islam kita 
dilarang mendekati perbuatan zina.

Sementara Hari Raya Saint Valentine itu cuma setahun sekali. Itu pun umumnya ke 
pacarnya/pasangannya yang mengarah pada perbuatan mesum/zinah. Jika sudah 
hamil, “kekasih” bisa tak bertanggung-jawab. Bisa menggugurkan/membunuh 
kandungan. Ada juga gadis yang bunuh diri karena tak dinikahi padahal terlanjur 
hamil. Ada pula yg membunuh pacarnya karena tak mau menikahi saat didesak.

Dalam Islam ada ajaran Silaturrahim/menjalin tali kasih sayang yang tulus. 
Namun dilarang mendekati zinah sehingga kasih itu benar2 tulus. Bukan 
nafsu…Jadi beda dengan ajaran Islam.

Seorang teman berkata: Daripada Palentinan mendingan Pengantenan (Menikah)!

Dari Hidayatullah.com:

Kalangan ulama Aceh menyatakan “haram” merayakan Hari Valentine, khususnya 
untuk masyarakat muslim di provinsi itu.

“Haram bagi kaum muslimin merayakan valentine day karena Islam 
mengaktualisasikan hari kasih sayang tidak hanya sekali dalam setahun, tapi 
setiap detik dan waktu sepanjang kehidupan,” kata Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, 
Kamis (10/2).

Hal senada disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Dumai, Riau, 
Roza`i Akbar. Ia menegaskan, perayaan Hari Valentine (Valentine`s Day) pada 14 
Februari adalah haram bagi umat Islam.

“Hari Valentine adalah sebuah hari kasih sayang bagi warga di dunia Barat di 
luar agama Islam. Dilihat dari asal muasalnya, diketahui bahwa Valentine 
merupakan hari raya bagi kaum non-Islam di Roma, Italia. Untuk itu, Valentine 
haram bagi mereka yang beragama Islam,” tegasnya.

Dari Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Valentine ), Saint Valentine 
sendiri tidak jelas asal-usulnya. Ada 3 oknum yang diduga merupakan Saint 
Valentine yang “Asli”:

* Seorang Pendeta di Roma

* Seorang Uskup di Interamna (modern Terni), atau

* Seorang “Syuhada di Propinsi Roma di Afrika

Tanggal perayaannya pun sebelumnya berbeda-beda. Ada yang tanggal 6 Juli, 30 
Juli, dan terakhir 14 Februari!

Sejarah Valentine pun tidak jelas. Paling tidak ada beberapa versi. Pertama 
berdasarkan Nuremberg Chronicle (1493) menyatakan seorang Pendeta Roma mati 
“Syahid” saat pemerintahan Claudius II (Claudius Gothicus). Dia dihukum mati 
karena menikahkan pasangan Kristen. Tahun kematiannya pun tak jelas. Ada yang 
menyatakan tahun 269, 279, dan 273 masehi.

Alban Butler dan Francis Douce menyatakan bahwa Hari Valentine dibuat untuk 
menggantikan hari raya kaum Romawi: Lupercalia untuk merayakan Dewi Juno sang 
pensuci

Banyak legenda Valentine dibuat di abad ke 14 di Inggris oleh Geoffrey Chaucer 
dan teman-temannya.

Perayaan Hari Saint Valentine itu haram dengan dalil:

Mengikuti/Membebek Budaya Kaum Kafir yang Penuh Maksiat:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” 
(HR. Ahmad dan Abu Dawud.

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR 
At-Tirmizi).

Artinya jika kita mengikuti budaya kaum kafir yang negatif tersebut, maka kita 
termasuk kaum kafir yang layak dimasukkan ke neraka.

Merayakan Saint Valentine berarti mencintai Saint Valentine. Maka di akhirat 
akan berkumpul bersama Saint Valentine padahal menurut Islam, kaum Kristen yang 
mempertuhankan Nabi Isa adalah kafir dan masuk neraka:

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « 
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى 
الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ 
بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika 
mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta 
(Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، 
وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ 
بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan 
‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, 
walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Kalau orang Kristen merayakan hari Valentine, itu wajar. Mereka merayakan hari 
kematian pendeta mereka.

Tapi kalau ada orang Islam yang merayakan hari Valentine, otaknya ditaruh ke 
mana? Bisa pinteran sedikit tidak? Kok merayakan hari kematian pendeta Kristen?

Merayakan Valentine itu Haram karena Mendekati Perzinahan/Berzinah

Dengan merayakan Valentine bersama pacar yang bukan muhrimnya, itu sama dengan 
mendekati zina:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu 
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)

Jangankan berzinah, sekedar menyentuh atau berpegangan tangan dengan wanita 
yang bukan muhrimnya saja siksanya melebihi daripada ditusuk dengan jarum besi 
kepalanya:

“Seorang ditusuk kepalanya dengan jarum dari besi adalah lebih baik ketimbang 
menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani, no. 16880, 
16881)

Dengan mengikuti kaum kafir, maka kita sudah menganggap mereka sebagai pemimpin 
kita. Padahal itu dilarang:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan 
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu; sebagian mereka adalah pemimpin bagi 
sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi 
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya 
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah: 
51).

Dari Abu Sa‘id Al Khudri, ia berkata: “Rasululah bersabda: ‘Sungguh kalian akan 
mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga 
kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk ke 
dalamnya.’ Mereka (para sahabat) bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah kaum 
Yahudi dan Narsani?’ Sabda beliau: “Siapa lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu 
mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah 
petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka 
setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung 
dan penolong bagimu. ” [Al Baqarah 120]



Kirim email ke