Sebelum kalian marah marah dengan subyek diatas, saya perlu kasih tahu bahwa saya juga
orang Islam. Baru beberapa hari terakhir ini saya menemukan milis mimbar-bebas mendadak
jadi ramai kembali setelah sekian lama vakum, dan muncullah beberapa tulisan tulisan
"Islami" yang picik.

Dari berbagai milis yang saya ikuti, saya memperhatikan (dengan sedih) bahwa mayoritas
propaganda orang Islam adalah kebencian. Masalah yang diangkat selalu hujatan terhadap 
ini
atau itu, mengkafirkan si ini dan si itu, menuduh konspirasi anti-islam oleh ini dan 
itu.
Terus terang saya muak.

Apakah yang bisa dilakukan orang Islam hanya menebarkan tuduhan dan kebencian kesana
kemari? Apakah yang bisa dilakukan orang Islam hanya mengancam sana sini? Apakah yang 
bisa
dilakukan orang Islam hanya bunuh bunuhan seperti di timur tengah? Kalau memang iya,
berarti saya tidak mau digolongkan sebagai Islam.

Dulu di kampung saya, saya sempat mendengarkan ceramah seorang Da'i tamu yang berapi 
api
melalui speaker masjid. Sang Da'i menggembar-gemborkan dengan bangga betapa ia 
menantang
dan mengusir para pastur yang membagi bagikan makanan dan sabun colek (dia menekankan
dengan sinis pada kata "colek") ke penduduk miskin di daerah tanjung priuk. Duh, saya
tidak bisa menahan kemuakan saya mendengar omongannya. Kalau memang penduduk di daerah
Islam itu miskin, kenapa bukan orang Islam yang menyantuni dengan memberi kebutuhan
mereka? kenapa jadi pastur pastur itu dilarang untuk membagikan sesuatu yang memang
dibutuhkan orang miskin? Kalau sang Da'i berkaca mata kuda ini tidak suka penduduk 
miskin
diberi oleh para pastur, ya kumpulkanlah uang dari umat Islam sendiri dan santuni 
mereka
dengan uangnya orang Islam, dan sebaiknya beri lebih banyak daripada yang diberikan 
oleh
para pastur itu.

Bukannya menggalang dana umat untuk menyaingi sumbangan para pastur, eh malah si da'i
blo'on ini melarang pembagian itu. Bukannya berlomba lomba menuju kebajikan (berlomba
memberi lebih banyak ke orang miskin), malahan si da'i memilih menyengsarakan orang 
miskin
dengan melarang pembagian itu. Dengan dalih "Islam" sang da'i menyengsarakan umatnya
sendiri.

Memang, jauh lebih mudah untuk menebarkan bibit kebencian daripada bibit kebaikan. 
Kalau
disuruh membenci apapun yang bukan Islam, orang orang sejenis da'i tadi getol sekali. 
Tapi
kalau disuruh mengorganisir badan amal untuk umat, susahnya bukan main. Mirip dengan
reputasi orang Arab yang kalau disuruh memusuhi orang non Islam gampang sekali, tapi 
kalau
dimintai sumbangan susahnya setengah mati.

Lihat sekarang. Orang orang madura di sambas yang notabene beragama Islam saat ini
kesulitan bahan makanan, obat obatan, sarana sanitasi, dan lain lain. Begitu juga orang
orang Islam di Ambon. Nah, orang orang berhaluan radikal yang mengaku Islam di Jakarta
begitu gencar meneriakkan jihad, mengorganisir orang orang yang siap dikirim ke sana 
(dan
siap berantem), tapi begitu menyangkut bantuan materiil untuk saudara saudara seiman di
sana, langsung tidak terdengar suaranya. Sibuknya hanya mau berantem saja, bukannya
membantu yang lagi kesusahan.

Jangan beralasan bahwa orang orang Islam itu mayoritas miskin. Saya tahu bahwa ada
minoritas orang Islam yang sangat kaya, tetapi lebih memilih menghamburkan uangnya 
untuk
menebar kebencian ke umat lain daripada memperhatikan kesejahteraan umatnya sendiri.

Saya tidak akan ikut ikutan permainan kebencian kalian. Islam adalah keselamatan, bukan
kebencian.

-Wisnu-

To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke