Rame-rame keroyokan, sebuah perwujudan
demokrasi?

----------------------------------------
Massa PDI Perjuangan Serbu Golkar

PURBALINGGA -- Ribuan massa PDI
Perjuangan kemarin menyerbu rombongan
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Akbar
Tanjung, yang akan mengadakan acara
silaturahmi dengan para kadernya di
Stadion Wasesa Purbalingga, Jawa Tengah.
Rombongan fungsionaris Golkar itu sudah
dihadang sejak di ruas jalan sepanjang
tempat Akbar Tanjung transit di rumah
Ketua DPD II Golkar hingga ke Stadion
Wasesa.

Dalam peristiwa ini, sebuah mobil satuan
pengawalan khusus (Satwalsus) milik DPD
II Golkar dibakar massa PDI Perjuangan.
Mobil yang ditumpangi Akbar, Land Cruiser
warna coklat Nopol B 188 XZ yang telah
terkepung massa, nyaris dihancurkan.
Seorang pengawal pribadi Akbar terluka
akibat terkena lemparan batu. Dua buah
mobil Pasukan Reaksi Cepat (PRC) juga
terkena lemparan batu hingga pecah kaca
depannya.

Akbar Tanjung sendiri selamat dalam
insiden ini, karena mobil yang sudah
pecah kaca-kacanya itu kemudian
dibelokkan ke jalan semula. Namun, ketika
ditemui Akbar tampak pucat, tangannya
gemetar. Ia beberapa kali minum air
mineral untuk menenangkan diri. ''Sungguh
saya terkejut, peristiwa itu terjadi di
depan mata saya. Dan, yang membuat saya
geram, aparat seperti tidak berdaya,''
kata Akbar ketika ditemui Republika.

Selain menghadang rombongan Akbar, pada
waktu yang hampir bersamaan massa PDI
Perjuangan yang berada di samping kantor
Mapolres juga menyerbu lapangan Wasesa --
tempat acara silaturahmi diselenggarakan.
Untungnya massa Golkar yang sedang
dihibur musik itu telah terlebih dahulu
dievakuasi. Sehingga, bentrok fisik
antara pendukung Golkar dan warga PDI
Perjuangan tidak terjadi.

Namun, yang memprihatinkan, massa PDI
Perjuangan kemudian memaksa melucuti kaos
kuning yang dikenakan oleh puluhan
laki-laki dan perempuan kader Golkar.
Beberapa wanita dengan hanya mengenakan
[maaf] BH sambil menangis terpaksa
berlarian meminta perlindungan ke
Mapolres.

Acara silaturahmi yang diperkirakan akan
dihadiri sekitar 20 ribu kader Golkar ini
rencananya berlangsung sekitar pukul
14.00 WIB. Rombongan Akbar yang terdiri
atas Ketua DPP Partai Golkar Slamet
Efendi Yusuf dan Priyo Budi Santoso tiba
di rumah Ketua DPD II Golkar Soetarto
Rachmat pukul 11.00 WIB. Rombongan ini
sempat mengikuti shalat Jumat di Masjid
Agung Purbalingga.

Kemudian pukul 13.30 WIB, ketika
rombongan akan berangkat terdengar kabar
ribuan massa PDI Perjuangan melakukan
penghadangan di jalan-jalan. Beberapa
truk pengangkut kader Golkar dipaksa
kembali. Bahkan, mereka yang bandel,
truknya lalu dilempari batu. Tak hanya
itu, atribut Golkar yang mereka kenakan
dipaksa dilucuti. Di beberapa ruas jalan
sempat terjadi bentrok fisik antara kader
Golkar dan massa PDI Perjuangan. Sampai
saat ini belum diketahui jumlah yang
terluka.

Karena ada aksi penghadangan, Ketua Umum
Partai Golkar kemudian menunda
keberangkatannya. Sekitar pukul 15.00
WIB, Akbar dan rombongan lalu berangkat,
dengan dikawal antara lain oleh mobil
Satwalsus, PRC, patroli polisi, serta
puluhan truk yang mengikuti di
belakangnya. Namun ketika memasuki ruas
Jalan A Yani, tepatnya di depan makam
Purbosaroyo, konsentrasi massa banteng
langsung merangsek rombongan tersebut.

Puluhan petugas gabungan tampak tidak
memberikan reaksi, ketika mobil Akbar
diserang massa. Tak satu pun peluru
meletup untuk memperingatkan massa. Guna
menghambat terjangan massa yang kesetanan
ini, mobil Satwalsus bersama sejumlah
Satgas berusaha mendorong. Massa lalu
berbalik menyerang mobil Satwalsus.
Sejumlah petugas Satgas sempat dianiaya
dan bajunya dilucuti.

Ketika situasi tidak menguntungkan ini,
mobil yang ditumpangi Akbar, Slamet,
Priyo, dan Ketua DPD I Golkar Jateng H
Hasbi, langsung berbalik arah. Massa
sempat merusak mobil Land Cruiser yang
ditumpangi Akbar. Di samping itu,
lemparan batu antara lain sempat mengenai
pengawal pribadi Akbar. Massa yang
kemudian berbaur dengan masyarakat lantas
membakar mobil warna kuning milik
Satwalsus No Pol R 9062 AC.

Pada saat yang bersamaan, massa PDI
Perjuangan yang lain di dekat Mapolres
kemudian menyerbu tempat acara
silaturahmi. Dua tenda tamu dirobohkan
dan panggung dirusak.

Sejumlah sound system dan alat musik
nyaris dirusak namun berhasil dicegah.
Massa kemudian membakar ratusan bendera,
spanduk Golkar, dan sebagian kursi untuk
tamu undangan. Beberapa kader Golkar yang
kocar-kacir akibat penyerbuan ini sempat
dihadang massa PDI Perjuangan. Puluhan
orang, di antaranya wanita, dipaksa
menanggalkan kaos kuningnya.

''Saya kasihan sekali, ada beberapa
wanita hanya tinggal memakai BH berlarian
sambil menangis menuju Mapolres. Ini
sungguh keterlaluan,'' kata Ny Evi, warga
Purbalingga, yang mengaku menyaksikan
langsung peristiwa memprihatinkan itu.

Setelah tak bisa tampil di stadion, Akbar
Tanjung terpaksa berpidato di kantor DPD
II Golkar di Jalan Notosumarno. Ia sempat
berpidato sekitar 30 menit. Dalam
kesempatan berpidato itu, Akbar meminta
para kadernya untuk tidak emosional
menghadapi kejadian tersebut. ''Sekalipun
hati kalian panas, tapi kepala tetap
dingin. Tidak perlu ini dibalas, kasihan
rakyat,'' ujar Akbar Tanjung.

Sekitar pukul 15.30 WIB, Akbar kemudian
menerima banyak laporan dari para
koordinator lapangan tentang aksi
penghadangan massa PDI Perjuangan.
Beberapa di antaranya ada yang menangis
karena takut pulangnya dihadang lagi.
Namun, Akbar berharap mereka tetap
berbesar hati. Setelah jalur menuju
Yogyakarta lewat Purbalingga dinyatakan
aman, sekitar pukul 16.00 WIB Akbar
bersama rombongan kemudian meninggalkan
Purbalingga. Kejadian yang memprihatinkan
ini sempat diliput televisi nasional
Jepang, NHK. Beberapa krunya sempat
geleng-geleng kepala menyaksikan ulah
massa PDI Perjuangan.

Hingga sore kemarin sekitar pukul 16.30
WIB, konsentrasi massa PDI pimpinan
Megawati tetap ada. Mereka berkeras
melewati Kantor DPD II Golkar di Jalan
Notosumarno. Namun, aparat gabungan
menghadang mereka di perempatan jalan.
Sempat terjadi adu mulut. Lemparan batu
mulai terjadi dan salah satu di antaranya
tepat mengena dada seorang wartawan yang
sedang mengambil gambar. Massa ini
menuntut seluruh atribut berupa bendera
yang dipasang di kantor DPD II supaya
dilepas. Setelah tuntutan dipenuhi
barulah massa bubar.

Salah seorang pengurus DPC PDI
Perjuangan, Soekarjo, mengaku tak bisa
berbuat banyak. Ia tak membantah atau
membenarkan bahwa massa itu dari
kelompoknya meski mereka semua mengenakan
atribut PDI Perjuangan. ''Saya tidak
tahu, karena tidak ada komando atau
perintah apa pun,'' ungkap Soekarjo.

Namun, ia mengungkapkan peristiwa itu
merupakan akumulasi ketidaksenangan
mereka terhadap Golkar dan ABRI. Tentang
apakah perlu PDI Perjuangan meminta maaf,
Soekarjo hanya mengatakan untuk apa.
Alasannya, karena yang melakukan tindakan
tersebut adalah massa. ''Jadi apa
relevansinya kok harus minta maaf pada
Golkar,'' ucapnya.

Wakil Kapolres Purbalingga, Mayor Sugito,
yang memimpin pengendalian operasi ini
menolak memberi komentar. Apakah para
pelaku yang membuat onar itu ditangkap,
Sugito mengaku belum ada. ''Sampai
sekarang belum ada yang ditangkap,''
paparnya.

Sedangkan Komandan Kodim Purbalingga,
Letkol Inf Mukjizat, yang terlihat di
lapangan tak mau berkomentar. ''Anda bisa
lihat sendiri kejadiannya, jadi tulis
saja apa adanya,'' ujarnya singkat.


    Diterbitkan oleh Republika Online
     Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 1999


To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke