Date sent:              Fri, 2 Apr 1999 16:05:06 -0600 (CST)
Send reply to:          [EMAIL PROTECTED]
From:                   "King JoJon" <[EMAIL PROTECTED]>
To:                     Multiple recipients of list <[EMAIL PROTECTED]>
Subject:                Re: Program partai oposisi ...

> > From: [EMAIL PROTECTED]
> > Date: 31 Maret 1999 21:24

(...)

> 
> KJJ:
> Ya memang mengerikan.  
> 
> PUDI saya lihat bagus. Sayang tidak keliatan menonjol pendukungnya.
> PAN juga OK, sekalipun Amin mesti pandai mengatur perseteruan intern
> antara orang-orangnya yang bergaris keras dan agak berbau islam
> fundamentalis dengan mereka yang Islam moderat serta kaum sekuler.
> Saya kuatir energi Amin habis buat ngurusin yang kayak beginian.


    Saya yakin di PKB hal yang sama juga sedang terjadi, cuma tidak kedengaran
    keluar. 

    Jangan kita lupa, bahwa di antara santri  Jawa Timur ('lapik' yang
    diduduki PKB) ada (artinya tidak semuanya) diantara mereka yang segenerasi
    dengan Sasis atau dibawahnya yang neuronnya tidak sempat dilumpuhkan sama
    sekali oleh kiyayi (sebahagian lagi tetap saja lumpuh). Mereka yang tak
    lumpun neuron itu geregetan dengan santri tuna-neuron yang pikirannnya
    mirip KISDI. 

    Dan mereka itu - yang masih punya neuron - juga geregetan melihat kelakuan
    Abdurrachman Wahid yang seyogiyanya sudah kudu dimasukkan kerumah gila.
    (Baca interpiunya yang terakhir setelah ketemu Carter: fascist!) 

    Cuma, karena didunia santri santri Jawa Timur itu cucu Raja Kiyayi itu
    dianggap sama dengan wakil Nabi Muhmamad didunia ini, maka mereka tidak
    berani secara terbuka melawan manusia tuna-waras yang bernama Abdurrachman
    Wahid itu. Tapi segera dia jalan kudu pakai tongkat atau didahului anjing
    seperti orang buta di Eropa, maka konflik itu akan membludak. Saya yakin 
    akan lebih dahsyat dari apa yang terjadi di PAN sekarang. 

    PAN sebaliknya akan berkesempatan menemukan mekanisme pemecahan konflik
    ini dengan lebih baik. 

    Tapi tidak berarti bahwa saya akan mendukng PAN. 

> Belakangan saya dengar, pentolan Kristen/Katholik yang tadinya ikut di PAN
> diam-diam sudah mengajukan pengunduran diri.  Mungkin ada pembersihan
> dalam tubuh PAN :-(
>

    Ah, tidak mengherankan! 
 
> Mungkin sudah merupakan paradox bahwa partai bagus hanya sedikit
> pendukungnya dan partai tak bagus malah banyak peminatnya.  
> Kalau dalam ilmu marketing, ini soal biasa.  
> Dagangan mesti yang hebat-hebat agar dapat menarik pelanggan.
> Giliran sudah dapat pelanggan banyak, kuantitas produksi mesti digenjot
> agar kebutuhan konsumen terpenuhi semua.  Sedangkan kualitas bolehlah
> ditaruh dalam prioritas berikutnya.
>

    Bahwa jumlah demokrat itu pada mulanya sedikit, sudah manjadi hukum
    sejarah. 

    Cf. beberapa tulisan saya tentang nighmare marxian dan tentang pendukung
    PDI-Mgawati. 

    Yang saya sayangkan adalah bahwa demokrat Indonesia, terutama  generasi
    saya dan generasi diatas empat puluhan tidak berhasil selama lima puluh
    tahun terakhir  ini menyusun kekuatan alternatif yang kredibel. 

    Akibatnya seperti sekarang ini: disaat perubahan begini gelanggang politik
    dikuasai oleh anak-anak raja Jawa dan avonturir politik. 
 
> PRD, bagus menurut anda?

    Pernah saya keluarkan pendapat seperti itu? 

    Seperti Pramoedya saya berpendapat bahwa mereka, karena masih muda-muda,
    tidak korup dan punya keberanian untuk memihak kepada korban penindasan,
    termasuk pendukung Orde Lama. 

    Dan mereka, seperti anda lihat, juga sedang berusaha merambah
    jalan, mencari jalan.

    Ada berbagai 'garis' yang sedang meributkan arah yang kudu ditempuh. 

    Tapi begitulah, di PRD itu juga ada garis stallo-polpot-sison, seperti yang
    diwakili (di internet ini) oleh Sonya. 

    Ini yang mengerikan. 

> Saya bilang belum tentu.  
> Dimata saya, mereka sedang bereksperimen dengan marxisme.
> Sebagian dari mereka mengambil jalur Leninis, sebagian Fascist, 

    Lenin itu biang fascist! 

    Orang yang mati karena sakit sipilis inilah yang menghalalkan segala cara
    untuk mencapai tujuan. 

> sebagian
> sosialis demokrat model PSI Syahrir (Sekalipun pernah ada yg bantah - tapi
> saya anggap mereka perlu membantah untuk antagonisasi - biarpun konsep nya
> jelas sama) dan sebagian lagi saya nggak tahu mengambil marxisme jalur
> yang mana.  
> 
> Bahwa mereka memasuki lorong-lorong marxisme-sosialisme yang sistimnya di
> banyak negara sudah bangkrut sejak 20 tahun yang lalu, saya terus terang
> agak heran.  Memang  bukan persoalan buat mereka yang masih muda dan punya
> cukup banyak waktu untuk berpikir kembali dan mengoreksi jika jalan yang
> ditempuh keliru.
> 
> Saya cuma saran saja, bahwa marxisme itu punya banyak jalan buntu.
> Jangan segan dan merasa malu untuk berpaling atau keluar dari sana jika
> tersesat  di kebuntuan yang gelap itu.
> 

    Kalau hanya jalan buntu nggak begitu masaalah, tapi kalau jalan
    stallo-polpot-sison itu sempat dipraktekkan, maka darahpun akan mengalir. 

    Ini yang mengkhawatirkan saya. 

> 
> Salam,
> 
> King JoJon
> 


Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo                                             =
======================================


To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke