FYI Jusfiq ------- Forwarded Message Follows ------- From: Self <Single-user mode> To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [INDONESIA-L] IM - Islam & Jusfiq Date sent: Thu, 8 Apr 1999 09:05:14 + 1.0 Date sent: Wed, 7 Apr 1999 13:38:09 -0600 (MDT) To: [EMAIL PROTECTED] From: [EMAIL PROTECTED] Subject: [INDONESIA-L] IM - Islam & Jusfiq > > From: "Indonesian Man" <[EMAIL PROTECTED]> > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: IM - Islam & Jusfiq > Date: Tue, 06 Apr 1999 22:07:53 PDT > > ISLAM & JUSFIQ > > Weh weh weh saya agak njenggirat (terperanjat, Red.) membaca posting > Jusfiq. Walau yang disposting oleh Jusfiq memang benar (dan setahu saya > Jusfiq adalah seorang Muslim yang baik dan tidak munafik - yang kadar > kebaikannya setara dengan Proletar dan Supangkat) tapi jangan terlalu > keras, ah. Bukan takut bukan apa, cuma hampir semua Muslim kurang kuat > menghadapi kritikan, saya cuma memperingatkan mereka berjihad, atau anda > diadili in absentia dan dihukum mati seperti Salman Rushdie. > Orang Islam, seperti juga orang-orang beragama lain kudu membiasakan diri untuk menerima kebenaran sebagaimana adanya. Dan ini hanya bisa dicapai dengan mengatakan kebenaran itu sebagaimana adanya. Betapapun pahit kedengarannya! > Memang, Islam dan juga agama-agama lain termasuk agamaku (Katolik) tidak > luput dari kesalahan-kesalahan, karena faktor manuasia-nya (baca: > umat-nya). Yang salah di Islam itu bukan hanya orangnya, tapi ajarannya yang diikuti juga (al-Qur'an yang dibaca secara harafiah). Berbeda dengan ajaran agama Nasrani yang berangsur-angsur berubah kearah perbaikan (misalnya penolakan Paus terhadap hukuman mati) ajaran agama Islam telah beku sejak abad ke XI dan tetap biadab. Belum banyak orang Islam yang membicarakan penolakan hukuman mati atau hukuman siksa seperti potong tangan (yang konon masih dilakukan di Arab Saudi). Dan yang lebih penting, kebiasaan berdiskusi atau bertukar pendapatpun belum meluas. Ini semua harus diubah. Membiarkan kebiadaban ini berlangsung terus adalah salah. Membiarkan kebekuan pikiran Islam itu berlangsung adalah salah. Dan saya berada diposisi yang memungkinkan saya untuk ikut memecahkan kebekuan itu: saya telah menunjukkan kekonsistenan saya dalam berbuat dan berfikir selama ini. Adalah salah bila saya tidak berusaha sekuat tenaga saya untuk menunjukkan kesalahan dan kebiadaban danketinggalan ajaran Islam itu. > Dan yang ditulis Jusfiq sudah benar, hanya sedikit agak > vulgar kalau saya boleh berpendapat (Sorry Jus) > > Eh, satu hal lagi, Tuhan tidak salh loh Bung. Saya tandaskan, Orang- > orang di seputar agama itu sendiri (baca: Umat) > Masalahnya bukan soal Tuhan salah atau tidak, tapi cara membaca al-Qur'an. Saya mengusulkan untuk membaca al-Qur'an itu dengan mengingat bahwa ayat-ayat itu diturunkan empat belas abad yang lalu di jazirah Arab sono. Dan kita berada di akhir abad ke XX di Indonesia. Dan yang penting pula: ajaran agama lain atau pikiran orang agnostik dan atheis telah jauh lebih maju dari ajaran agama Islam. Orang Islam kudu belajar dan menarik pelajaran dari pengalaman mereka itu dan bukannya menganggap mereka itu sebagi musuh. Hanya dengan cara demikian ajaran Islam itu bisa maju. > Awas loh bung, jaga kepala anda dari teroris yang siap memancung anda > Ah, ini saya nggak yakin! > IM > Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo = ====================================== To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the message body the line: unsubscribe demi-demokrasi