Tidak banyak diantara orang yang berusaha memakai neuronnya untuk berfikir yang bisa membenarkan sejumlah besar langkah politik Abdurachman Wachid. Siapa, siapa yagn masih bisa mempertahankan langkahnya mendukung Tutut sebagai calon presiden, menduduh tanpa bukti mahasiswa demonstran dapat bantuan dari luar neger melalui Unilever, menemui bekas diktator Soeharto dan seribu langkah lain yang tidak bisa diterima akal sehat? Bila para kiyayi dan orang-orang Islam yang neruonnya berhasil dilumpuhkan oleh para kiyayi, yaitu para pengikut NU di Jawa Timur itu akan selalu membenarkan apa saja yang dilakukan oleh Abdurrachman Wachid saya tidak akan merasa aneh. Ini adalah versi Indonesia dari apa yang disebut oleh Karl Marx sebagai nightmare ketika filsuf itu berbicara tentang Perancis di dalam bukunya 18 Brumaire. Tapi bila orang Nasrani, intelektuil seperti Leon di Indonesia-l ini menyediakan belasan posting untuk memahami kesedengan Abdurachman Wachid itu saya tidak bisa paham lagi. Dan bukan hanya Leon yang menolak untuk memakai akal sehatnya dalam menilai langkah politik sedeng Abdurrachman Wachid ini, tapi sejumlah besar orang Nasrani. Inilah yang melemeskan saya. Mari kita sadari, tempat Abdurachman Wachid itu sebenarnya bukan digelanggang politik tapi di asil psikiatrik, dirumah gila. Orang ini bukan tuna netra, tapi tuna waras! Dan berbahaya untuk usaha penegakan demokrasi di Indonesia. Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo = ====================================== To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the message body the line: unsubscribe demi-demokrasi