MEGAWATI: DEBAT CAPRES BUKAN BUDAYA INDONESIA


Salemba/Karlsruhe (kawat) - Sudah jelas bagi bangsa ini tidak ada budaya
mundur bagi pejabat, seperti yang pernah diucapkan oleh Jendral Try Sutrisno
beberapa tahun yang lalu. Kini muncul istilah baru yang muncul dari calon
presiden PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri, yang mengatakan bahwa
perdebatan visi calon presiden bukanlah budaya negeri ini.

Pernyataan yang disampaikan oleh Sekjen PDI Perjuangan, Haryanto Taslam
baru-baru ini adalah sebagai penolakan ketua umum partai banteng atas
undangan Forum Salemba untuk mengikuti debat terbuka antar capres.

Dengan sikapnya itu praktis, menurut sebagian pengamat, membuat partai
pecahan PDI ini akan tetap berada dalam level slogan yang tidak memiliki
visi pembangunan guna melepaskan krisis ekonomi dan politik bangsa ini
dimasa mendatang.

Dikatakan lebih lanjut, jika Megawati berkehendak meraup simpatisan dan
pendukung dari kalangan yang hingga kini belum terjangkau PDI Perjuangan
dari kalangan menengah ke atas dan para intelektual, maka seyogyanya ia
disamping melancarkan politik pengerahan masa kejalan-jalan, juga
melakukan pendekatan intelektual. Sebab rakyat Indonesia saat ini pada
umumnya sudah memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi dibanding empat
puluhlima tahun yang lalu, ketika Soekarno membakar-bakar pengikutnya melalui
pengerahan masa.

Sas sus pun lalu menyebar dengan cepat, bahwa penolakan ini tidak lain dari
upaya Megawati menghindari masyarakat mengetahui kemahirannya bertatanegara
dan berpolitik yang sangat minim. 

Benar atau tidaknya gossip ini hanya Megawati yang dapat menjawabnya, berani
atau tidakkah beliau menjawab tantangan debat terbuka ini. (hd/ad)

--------------------------------------- 
To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke