JIKA ABRI TIDAK MAMPU, MAKA ICMI AKAN MELAKUKANNYA SENDIRI


Jakarta/Karlsruhe (kawat) - "Ini merupakan pernyataan yang mencaci maki!",
ungkap Prof. Syafi'ie Maarif, ketua umum PP Muhammadiyah menanggapi
pernyataan Pangdam Jaya yang mengatakan bahwa tidak ada pemboman terhadap
mesjid Istiqlal. Sebelumnya Mayjen Djaja Suparman, tokoh yang dikenal dekat 
dengan Jendral Wiranto ini bersikeras menentang bahwa bom itu hanya
meledakkan perkantoran, seperti yang diberitakan DETIK kemarin.

Dalam pada itu mengomentari masalah pengusutan kasus berbau sara ini, Achmad
Tirto Sudiro selaku pelaksana ketua harian ICMI Pusat kembali mengkritik
tajam gerak tim keamanan yang sangat lamban. Dikatakannya jika memang ABRI
merasa tidak mampu mengusutnya, maka ICMI akan melakukannya sendiri, dengan
nada kesal. 

Pada hari senin, 19 April dua orang tidak dikenal berhasil menyelundupkan
bahan peledak ke dalam mesjid terbesar di Asia Tenggara ini, dan ledakannya
sempat meluluhlantahkan lebih dari 20 ruangan rumah suci tersebut. Reaksi
masyarakat atas provokasi ini dalam situasi panas menjelang masa kampanye
sangat emosional. Spekulasi terhadap motif tindakan ini pun sangat simpang
siur dan membingungkan masyarakat. Serta merta GusDur, sesepuh PKB, menuduh
bahwa pelakunya kemungkinan besar dari kelompok ABRI yang tersingkir.
Yng mengingatkan kita kepada peran militer dizaman Orde Baru dalam
kasus-kasus seperti Tanjung Priok, Haur Koneng, Aceh dlsb.

Ketua Umum PAN (15), Prof. Amin Rais adalah orang pertama dari partai politik
yang mengutuk keras pemboman tersebut, tanpa menyebut siapa dalang
dibelakang semua itu.

Beberapa koresponden KAWAT di beberapa daerah di Tanah Air mengabarkan, saat
ini tengah digalang masa Islam secara besa-besaran untuk menghadapi segala
kemungkinan serangan-serangan anasir-anasir yang tidak menyukai kerukunan
antar umat beragama di Indonesia. Harapan terbesar masyarakat sekarang adalah
partai-partai politik yang terpilih nanti hendaknya mereka yang menjamin tidak
terulangnya peristiwa-peristiwa yang menyinggung perasaan keagamaan seperti
ini. (dp/jz/ad)

------------------------------------------- 

To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke