Date sent: Mon, 10 Jul 2000 16:04:53 -0600 (MDT) To: [EMAIL PROTECTED] From: [EMAIL PROTECTED] Subject: [INDONESIA-NEWS] KMP - Hammas Sempat Duduki Komnas HAM ..... > X-URL: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0007/11/nasional/komn08.htm > > >Selasa, 11 Juli 2000 > Hammas Sempat Duduki Komnas HAM > Komnas Adakan Rapat Pleno Khusus > Jakarta, Kompas > > Sekitar 50 aktivis Himpunan Mahasiswa Muslim Antar Kampus (Hammas), > Senin (10/7), mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia > (Komnas HAM) sejak pukul 06.30 sampai sekitar pukul 17.30. Mereka > mendesak Komnas HAM agar menarik kembali rekomendasi Komisi Penyelidik > dan Pemeriksa Pelanggaran HAM Tanjungpriok (KP3T), dan melakukan > penyelidikan ulang dengan komisi yang baru. Dalam pertemuan dengan > pimpinan dan anggota Komnas HAM, Hammas memaksa Komnas HAM untuk > mengadakan rapat pleno khusus untuk menjawab tuntutan Hammas tersebut. > (....) > Yusuf dan Burhanuddin, misalnya, mempersoalkan laporan Komnas HAM yang > tidak mengakui telah terjadinya pembantaian warga Muslim Tanjungpriok > yang dilakukan secara terencana, begitu juga jumlah korban tewas yang > sama sekali tidak didasari oleh penggalian kuburan. Hammas juga > mempersoalkan tindak lanjut laporan akhir KP3T yang bukannya > diserahkan kepada kejaksaan untuk disidik lebih jauh, tetapi hanya > diserahkan kepada DPR dan presiden, serta para pelakunya tidak > disebutkan secara tegas sama sekali. Hal itu dinilai merupakan bentuk > diskriminasi Komnas HAM terhadap kasus di mana umat Islam yang menjadi > korban, karena pada kasus Timor Timur hasil Komnas HAM diserahkan > kepada kejaksaan dan pelakunya jelas-jelas disebutkan. > > Ingkar janji > > Burhanuddin juga mengkritik tajam Ketua KP3T yang dinilainya telah > ingkar janji. Pada pertemuan sebelumnya, Ketua KP3T menjanjikan akan > membongkar kuburan, serta memperpanjang masa kerja KP3T. Soal > peninjauan ke lapangan yang dilakukan Wakil Ketua KP3T BN Marbun, pun > dipersoalkan Hammas, karena peninjauan lapangan itu dinilai dilakukan > dengan tidak serius. > > "Oleh karena itulah kami menuntut Komnas HAM menarik kembali hasil > KP3T dan rekomendasinya, serta membentuk kembali KPP HAM Priok yang > independen, dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat," tegas > Burhanuddin. > Saya dukung tuntutan HAMMAS ini. Laporan Komnas Ham tentang Peristiwa Tanjung Periuk ini adalah lelucon yang menunjijikkan dan penuh nista. Komnas Ham di zaman Orde Baru telah membuktikan dirinya sebagai tameng penutup kekejian dan kenistaan tukang bunuh dan tukang suruh bunuh. Dizaman inipun Komnas ini, dengan laporan mengenai peristiwa Tanjung Priuk ini tetap menunjukkan dirinya sebagai pa cabo tukang bunuh dan tukang suruh bunuh. Dan apa saja yang telah dilakukan oleh lembaga ini dihadapan ribuan mayat yang bergelimpangan di Tobelo dan Maluku sekarang ini? > Perdebatan hangat pun sempat muncul ketika membahas dasar hukum yang > digunakan KP3T yang semula menggunakan Perpu No 1/1999 akan tetapi > kemudian di tengah jalan menghapuskan Perpu tersebut setelah ditolak > oleh DPR. Aktivis Hammas menilai, penghilangan Perpu No 1/1999 sebagai > dasar hukum itu tidak seharusnya dilakukan karena Perpu itu belum > ditarik pemerintah dan belum ada penggantinya karena masih sedang > dibahas di DPR. > > Dengan tegas Hammas menyampaikan agar Komnas HAM bubar saja jika tidak > menarik hasil rekomendasi KP3T. Sementara itu, kepada DPR, Hammas juga > mendesak DPR agar segera merestrukturisasi atau membubarkan Komnas > HAM, dan membentuk Komnas HAM yang baru. Tuntutan ini tidak saya anggap berlebihan. Sebaliknya malah, tuntutan ini adalah tuntutan yang legitim. Masaalah ham adalah masalah yang serius yang perlud itangani oleh orang-orang yang serius dan bukan oleh bdut-badut yagn banyak duduk di Komnas Ham itu. (oki) Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo ===================================== * Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh ketololan, kedunguan, kegoblokan dan kebodohan * Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini biadab, keji dan nista