From:                   "Anong Risapori" <[EMAIL PROTECTED]>
To:                     [EMAIL PROTECTED]
Copies to:              [EMAIL PROTECTED]
Subject:                MALUKU  DAN  ORANG  NASRANI (buat   bung Jusfiq)
Date sent:              Wed, 12 Jul 2000 16:06:59 JAVT

> 
> 
> MALUKU  DAN  ORANG  NASRANI (buat   bung Jusfiq)
> 
> 
> RNW Killing Field Maluku!
> *MALUKU SEBAGAI KILLING FIELD DAN PENGUNGSI KRISTEN YANG TERTINDAS
> >
> >
> >Intro: Dalam sidang paripurna DPR siang tadi, anggota DPR dari PDIP, JE 
> >Sahetapy mengadakan interupsi membela Maluku.
> 
> 
> Yusfic menulis.:
>     Saya tidak tahu, dalam situasi begini apakah tidak obscene untuk
>     mengeritik orang Nasrani yang saat ini sedang menjadi korban
>     kebiadaban di Maluku?
> 
>     Tapi saya toh tidak tahan diam dan ingin berkata kepada ummat
>     Nasrani di Indoneisa: ketika mayat orang Islam bergelimpangan di
>     Tolebo, ada berapa orang Nasrani yang angkat bicara?
> 
>     Kenapa orang Nasrani pada diam ketika itu?
> 
>     Sahettapy dimana dia ketika itu?
> 
>     Kenapa mereka tidak berbunyi ketika itu?
> 
>     Teriakan mereka sekarang adalah teriakan legitim, teriakan yang
>     harus didukung. Tapi teriakan itu - saya yakin - akan mendapat
>     echo yang nyaring juga dikalangan penganut agama Islam, bila
>     dulu, ketika yang bergelimpangan itu adalah mayat orang Islam,
>     orang Nasrani telah ikut menangis dihadapan mayat orang Islam
>     itu.
> 
>     Okey, orang Islam juga sama-sama hipokritnya, ketika orang Islam
>     dibunuhi dulu di Tolebo mereka berteriak, dan teriakan itu adalah
>     teriakanlegitim. Tapi sekarang, ketika orang Nasrani yang
>     menjadi korban siapa diantara mereka yang berbunyi?
> 
>     Tapi saya tetap menyalahkan orang Nasrani, karena orang Nasrani,
>     menurut hemat saya berada diposisi moral yang mewajibkan mereka
>     untuk angkat bicara ketika orang Islam dibunuhi, karena ajaran
>     agama Nasrani menolak pembunuhan, siapapun pelakunya, siapapun
>     korbannya.
> 
>     Dan mari kita ingat: bukan hanya kali ini orang Nasrani
>     Indonesia telah alpa menurutkan ajaran agamanya, ketika mayat
>     orang Islam bergelimpangan di Tanjung Periuk, di Lampung dan
>     dimana-mana di seantero Indonesia dizaman Orde Baru ada berapa
>     orang Nasrani yang angkat bicara? .
> 
>     Ah, tapi apakah orang Nasrani Indonesia hanya diam didepan mayat
>     orang Islam?
> 
>     Nggak juga, karena mereka pada diam dulu dihadapan mayat orang
>     Nasrani di Timor-Timur. KWI dan PDI telah menggadaikan pantat
>     mereka kepada serdadu tukang bunuh dan tukang suruh bunuh.
> 
>     (Cf. tulisan saya di arsip apakabar tentang percaboan KWI dan
>     PGI dengn dwi-fungsi).
> 
> Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
> 
> 
> 
> 
> Anong  menanggapi:
> 
> Sebelumnya  saya   termasuk salah satu  pengagum  sdr  Jusfiq  yang  
> menyiratkan luasnya pengetahuan  anda, jujur  dan pembela hak azasi,  namun  
> membaca tulisan  Saudara tersebut diatas, maka  kriteria   luasnya wawasan  
> saya coret.
> 

    Silahkan! 


> Saudara  Jusfiq  seharusnya  tahu  bahwa  pers Indonesia  bahkan sampai hari 
> ini  tidak  obyektive dalam  memberitakan suatu  peristiwa.  Pada jaman  
> orde baru  pers memihak  penguasa  sehingga  pemberitaan  peristiwa  Priok,  
> Lampung dan sebagainya   membentuk citra  bahwa  telah terjadi  gerakan 
> terorisme dan pemberontakan  oleh  Islam Ekstrim  yang sudah  terkenal 
> kejamnya  di seluruh dunia.  Disamping  itu  opini yang terbentuk adalah  
> kematian  mereka  karena  melawan  petugas keamanan, sehingga  terkesan 
> wajar.
>


    Bila saya yang berada di negeri Belanda tahu bahwa semua itu
    adalah rekayasa militer maka sungguh tidak ada ekskus buat orang
    Indonesia yang berada di Indonesia untuk tidak tahu bahwa
    semuanya itu adalah rekayasa militer. 

    Ambil peristiwa Lampung. 

    Majallah Tempo (saya ingat betul) membuat denah desa yang
    diserang militer. 

    Disitu terlihat jelas bahwa desa itu dilingkari parit dan hanya
    dihubungkan dengan 'dunia luar' oleh sebuah jembatan kayu.. 

    Kambing congekpun akan segera tahu, cacing ascarsis pun akan
    segera tahu bahwa sungguh tidak perlu didatangkan helikopter
    untuk menangkapi penduduk desa itu: cukup dengan menjaga jembatan
    itu dan dengan melemparkan beberapa granat gas air mata maka
    penduduk kampung itu akan berbondong-bondong menyerah. 

    Tapi pemberokkah mereka? 

    Perlukan merka ditangkap? 

    Tempo juga menujukkan 'senjata' yang disita tentara: jeraji
    sepeda yang katanya dijadikan anak panah dan bom molotov! 

    Saya segera setelah melihat foto itu sadar bahwa serdadu,
    seperti biasanya, sedang menipu. 

    Dan saya tarik kesimpulan bahwa yang terjadi adalah massaker
    penduduk yang tidak bersalah. 

    Dan saya adukann masalahnya ke sidang sub-Komisi Ham PBB. 

    Bila orang Nasrani Indonesia yang banyak diantaranya bisa membaca
    Tempo tidak sadar bahwa mereka sedang dikibuli tentara maka
    sebabnya adalah karena mereka itu goblok, tolol dungu dan bodoh! 

    Kayak kerbau! 

    Dan kardinal, para uskup, romo dan pendeta yang diam dihadapan
    mayat yang bergelimangan itu saya anggap bukan hanya kerbau tapi 
    bajingan! 

    Merreka elah ingkar terhadapan ajaran agama mereka! 

    Lalu tentang Tanjung Periuk. 

    Seperti semua orang juga, saya mula-mula hanya mendengar versi
    yang disampaikan militer. 

    Tapi saya punya harga diri,  saya tidak mau menerima begitu saja
    versi militer, saya cari sumber lain, saya hubungi Petisi 50,
    dan dari dua versi itu saya tarik kesimpulan saya. 

    Dan orang Nasrani Indonesia?

    Kebanyakan bersikap seperti anjing lapar dihadapan taik hangat:
    mereka telan dengan lahapnya versi militer. 

    Bodoh bukan? 

    Tolol bukan? 

    Dungu bukan? 

    Goblok bukan? 

    Pandir bukan? 

    Karena mereka itu tolol ketika itulah makanya teriakan mereka
    tentang Maluku tidak mendapat echo dikalangan orang Islam
    Indonesia. 

    Coba bayangkan: bila pada saat itu mereka memakai otaknya untuk
    berifkir dan bukannya bersikap seperti kerbau; bila mereka
    menurutkan ajaran Injil ketika itu dan ikut dengan tulus
    menangis dihadapan mayat yang bergelimpangan, maka saya yakin
    tidak sedikit orang Islam yang sekarang yang akan bersedia
    mendengarkan omongan Sahetappy.. 

    Dan bila Sahetappy menangis dengan tulus dihadapan mayat orang
    Islam yang bergelimpangan di Tobelo, maka - saya yakin - tidak
    sedikit orang Islam yang juga akan mendengarkan ratapan Sahetappy
    sekarang ini. 

    Inilah pelajaran yang kudu ditarik oleh orang Nasrani Indonesia
    - pelajaran yang kudu ditarik juga oleh orang Islam Indonesia:
    manusia itu sama, beragama atau tidak, apapapun agamanya. .

    Bila ada seorang manusia yang menjadi korban kebiadaban serdadu
    atau korban kebiadaban siapa saja, maka adalah kewajiban orang
    Nasrani atau orang islam, atau siapa saja untuk menentang
    penindasn itu. 

    Inilah pelajaran yang saya tarik dari Torah, pelajaran yang
    mestinya kudu dipegang oleh setiap manusia. 

> Pada  masa orde  reformasi sampai sekarang  pers  masih  tidak objektive  
> dan cenderung  memihak pada  golongan Islam.  Kerusuhan di Maluku dan Maluku 
> Utara   pada saat saat  awal  diberitakan sebagai  Muslim Cleansing,  pada 
> hal  kejadian sebenarnya  adalah  terjadi saling bantai   dengan kerugian  
> yang seimbang  diantara  kedua belah pihak  yang bertikai,  penyebab  awal  
> adalah masalah ekonomi  dan ketidak adilan  yang kemudian  oleh provokator  
> dibelokkan  menjadi pertikaian  bernuansa  sara . Lebih  jelek lagi   adalah 
>   perbuatan keji  yang dilakukan  umat Islam kepada  umat kristen diplintir 
> menjadi sebaliknya,  sebagai contoh adalah  wanita  hamil  Kristen  di desa  
> Banteng Karang yang  dibelah perutnya oleh  perusuh Islam  di beritakan  
> sebagai wanita  Islam  yang dibelah  perutnya oleh  perusuh Kristen  dan 
> berbagai kebohongan yang lain.
> 
> Akan lebih baik  bila  Sdr   Jusfik  membaca dengan teliti  sejarah  
> kerusuhan  bernuansa sara di Indonesia sejak  tahun 1996  sampai saat ini  
> sehingga dapat mengerti duduk masalah yang sebenarnya  dan  dapat menarik 
> kesimpulan bahwa  umat Kristen  yang  berjiwa pembunuh  ataukah sebagai 
> manusia  normal  terpaksa  terjebak  dalam pertikaian  karena provokasi  
> ICMI,  Cendana,  dan  ABRI.
> 
> Perlu SDR  Jusfiq  ketahui  bahwa  s/d  awal  tahun 1990 an,  umat Kristen 
> dan Islam  Maluku  tidak pernah bermusuhan  bahkan pada  peristiwa 
> pembantaian  orang orang  yang dituduh PKI,  Maluku / Maluku Utara adalah  
> wilayah yang bebas dari perbuatan  biadab tersebut. Kalaupun  ada provokasi  
>   hanyalah  menghasilkan  satu truk  masa Islam yang berusaha  membantai  
> tawanan PKI  namun digagalkan  ABRI  yang sapta Margais  di OSM( dalam 
> perjalanan ke  tempat tawanan).
> 
> Keadaan  menjadi berobah pada  awal 1990an  ketika  ICMI  dengan  ideologi  
> sesatnya  meracuni sebagian  umat Islam di Maluku dan  Indonesia pada 
> umumnya( termasuk  personil TNI).
> 
> Untuk selanjutnya  Saya menyarankan  saudara  Jusfiq  membaca  tulisan pada  
> milis  ini  dengan  judul" KERUSUHAN  AMBON  DIMULAI  10  TAHUN  YANG 
> LALU,dari 3(TIGA  )  netters   sebagai berikut:  Farid  Basalamah, Orang 
> Maluku,  dan Joshua Latupati   pada tahun 1999.
> 
> Baca pula tulisan saya dibawah  yang pernah dimuat pada  milis ini.
>.


    You are telling me! 

 
> 
> =====================================
> Subject: KEANEHAN REAKSI POROS TENGAH
> Date: Tue, 27 Jun 2000 08:08:55 JAVT
> 
> REAKSI POROS TENGAH YANG ANEH:
> 
> Sangat menggelikan reaksi para tokoh poros tengah (dari PBB dan PPP)
> atas pernyataan DEPLU AS tentang penanganan kerusuhan di Maluku.
> Para tokoh poros tengah tersebut benar benar menunjukkan sikap munafiknya
>   terhadap kenyataan yang terjadi dilapangan .
> Kalau mereka mau jujur, maka sebetulnya kekhawatiran AS atas kerusuhan
>   Maluku adalah tepat dan tidak terlambat. Alasannya cukup logis, yaitu:
> 
> 1. Amerika memiliki data Intelijen yang cukup akurat tentang
> perkembangan kerusuhan di Maluku, dan penilaiannya cukup obyektip
> karena dikendalikan oleh etika moral sebagai kampiun HAM.( bandingkan
> dengan kasus di Yugoslavia).
> 
> 2.Pada awal terjadinya kerusuhan di Maluku ( awal 1999 di Ambon dan
> akhir 1999 di Maluku Utara) maka kejadian tersebut benar benar pertikaian
> antar warga setempat yang bersumber dari masalah ekonomi dan ketidak
> adilan dan lebih cenderung bernuansa pertikaian antar etnis, namun
> selanjutnya berkembang kearah nuansa agama oleh provokator agar
> kerusuhan tersebut bisa langgeng selama mungkin dan berkembang ke skala
> yang lebih besar, dan tampaknya akan dimanfaatkan guna Islamisasi
> Indonesia Timur dalam rangka scenario yang lebih besar yaitu penyimpangan
> dari kesepakatan Nasional ( mengembalikan berlakunya piagam Jakarta
> dan mungkin lagi menuju terwujudnya NII( negara Islam Indonesia).
> 
> 3. Pers Indonesia boleh saja merekayasa seolah olah hanya umat Muslim
> yang menjadi korban( Muslim cleansing) dan katanya kerusuhan dimulai
> oleh pihak Kristen yang terlebih dahulu menyerang, padahal kenyataannya
> tidaklah demikian Kerusuhan bernuansa agama tersebut sebetulnya dimulai
> dari pulau Jawa sejak tahun 1996 dimulai dari Purwakarta, Tegal, Poso,
> Surabaya, Situbondo, Tasikmalaya, Banjarmasin, Rengasdengklok, ketapang, (
> sampai disini Kristen yang terus jadi Korban) akhirnya Kupang( disini
> barulah pihak Islam yang jadi korban) dan akhirnya ke Ambon dan Maluku(
> Islam dan Kristen sama sama menjadi korban).
> Amerika Serikat tahu dengan jelas perkembangan diatas..
> 
> 4.Pada awal kerusuhan di Maluku, A.S tahu bahwa masalah tersebut belum
> sempat tertangani oleh pihak keamanan RI dengan baik dan ada indikasi kuat
> bahwa pemerintah RI menunjukan langkah langkah yang serius untuk
> menanganinya yang terlihat dari pernyataan pernyataan Presiden
> Abdulrachman Wahid yang menyejukkan ditambah dengan pengiriman 18
> batalion ABRI , sehingga diharapkan kerusuhan tersebut bisa segera
> teratasi.
> 
> 5.Dalam perkembangan berikutnya ternyata pemerintah dan ABRI tidak
> memiliki sense of crisis yang memadai dengan mengijinkan mesin
> pembantai laskar jihad Ahlusunnah Waljamaah masuk ke Maluku dengan enam
> container berisi persenjataan canggih yang semakin jelas terus
> memporakporandakan pemukiman pemukiman Kristen, juga membantai, menculik ,
> memaksa pindah keyakinan ke Agama Islam secara masal dengan ancaman
> kehilangan nyawa , memburu dan membunuh para pendeta (sudah kurang lebih
> tujuh pendeta dibunuh), dan terakhir memporak porandakan asrama Brimob
> Maluku , Universitas Kristen, Kantor Pos, Kantor Telepon . Senjata yang
> digunakan setarap dengan senjata teroris yang kita saksikan dalam film
> film pada TV yaitu pelontar bom. Granat dll..
> Mengherankan lagi adalah sudah dilansir di Koran Koran dalam negeri
> bagaimana pernyataan pimpinan laskar Jihad (Jafar Umar) bahwa laskar
> tersebut sudah dilatih oleh personil ABRI untuk trampil mengoperasikan
> senjata senjata mutakhir, namun laskar tersebut tetap diijinkan ke
> Maluku.
> 
> 6.Dari waktu ke waktu, 18 batalion (didominasi Kostrad) yang dikirim ke
> Maluku tersebut tidaklah menunjukkan kemanfaatannya malah pasukan elit
> tersebut memperlihatkan sikap pagar makan tanaman terhadap komune komune
> Kristen sehingga leluasanya laskar jihad membantai rakyat tidak berdosa
>   termasuk wanita dan anak anak serta penghancuran sarana sarana umum
> (termasuk gedung gereja) semakin menjadi pemandangan biasa sehari hari
>   .
> Dikhawatirkan kerusuhan tersebut tidak akan pernah berakhir sampai
> musnahnya umat Kristen yang telah menjadi ayam sayur saat ini.
> 
> Saya sebagai salah satu warga negara asli Indonesia sangat mengharapkan
>   pihak yang netral segera masuk ke Maluku untuk segera mengakhiri
> penderitaan warga di Maluku dan Indonesia pada umumnya karena jelas
> kerusuhan tersebut disamping sangat menginjak injak hak asasi manusia,
> juga akan terus menguras kemampuan keuangan negara yang sebetulnya sudah
> dalam keadaan bangkrut ini.
> Pihak Netral tersebut bisa saja PBB atau AS yang sudah terbukti akan
> prestasinya di Bosnia dan Kosovo.
> 
> Kalau tokoh poros tengah memiliki rasa nasionalisme yang memadai dan
> menyadari akan keadaan negara serta pembela kebenaran seharusnya mereka
>   akan berpendapat yang sama , namun terbukti mereka tidak akan
> berpendapat demikian karena skenario jahat mereka bisa tidak terlaksana
> bila kerusuhan bisa secepatnya diselesaikan dengan adil.
> 
> 
> 
> Mudah  mudahan  Sdr Jusfiq  tetap menjadi   Muslim Indonesia yang  saleh dan 
> cinta damai.
> 
> ----- End of forwarded message from Anong Risapori -----
> 
> 
> ________________________________________________________________________
> Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com


Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
=====================================

* Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh ketololan, 
kedunguan, kegoblokan dan kebodohan

* Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini biadab, keji dan nista


Kirim email ke