To:                     [EMAIL PROTECTED]
From:                   [EMAIL PROTECTED]
Date sent:              Tue, 11 Jul 2000 12:10:19 -0000
Send reply to:          [EMAIL PROTECTED]
Subject:                [proletar] Re: Pemisshan urusan agama dari urusan negara ....

> Apakah pemisahan urusan negara dari urusan agama tidak menimbulkan 
> degradasi moral yang banyak terjadi saat ini, di mana dalam 
> penyelenggaraan negara para politisi dan negarawan menghalalkan 
> segala cara untuk mencapai tujuan politiknya ?
> 



    Politisi, pada dasarnya - tapi tidak semua - adalah bajingan dan
    tukang tipu. 

    Di negara sekular atau tidak. 

    Bush berjanji, sebelum dipiih menjadi presiden untuk tidak
    memperberatoa pajak. 

    Nyatanya... 

    Dan Bush bukan ke kecualian. 

    Hanya di negara protestan di Eropa Utara politisi itu rata-rata
    mengharamkan cara yagn tidak bermoral dalam berpolitik. 

    Tapi yang terang pula, di negara demokratik yang memiliki pers
    bebas dan dimana ada kontrol nyata warganegara terhadap para
    politisi maka moral bernegara itu bisa dipertahankan. 

    Demikianlah, di negeri Belanda baru-baru ini, menteri dalam
    negeri dari partai sosialis yang mentraktir orang lain makan
    diresotaran dengan uang negara dan beberapa kali bikin deklarasi
    pengeluaran yang tidak disertai bukti pengeluaran yang sah
    terpaksa mudur: wartawan berhak di negeri Belanda untuk melihat
    bon resotaran menteri itu dan menyesuaikan dengan harga makanan
    yang sebenarnya. 

    Saya ingat, perdana menteri Inggeris Haraold Wilson dulu ditanya,
    apakah selama berkunjung diluar negeri dia menyuruh pegawai
    hotelnya untuk menyemir sepatunya ataukah dia semir sendiri. Dan
    kalau disuruh semir oleh pegawai hotel yang bayar siapa? 

    Di Indonesia, yang bodoh kita-kita juga:

    sudah jelas dari dulu Megawati itu manusia geblek dan tolol,
    tukang main jailangkug,  tukang tidur siang tapi orang Indonesia
    berbondong-bondong memilihnya.Kita tahu bahwa Amien Rais itu
    manusia culas, tapi toh banyak yang memilinya. 

    Hendardi benar: anggota DPR Indonesia itu kebanyakan crossboys. 

    Tapi yang salah adalah orang Indonesia juga. 

> Dapat dimengerti bahwa - di satu pihak- jika urusan negara disatukan 
> dengan urusan agama, tentunya suatu agama tertentu, dikhawatirkan 
> akan terjadi diskriminasi terhadap umat beragama yang lain.


    Di Timur Tengah misalnya, atu di Pakistan. 

    Atau di Eropa sebelum Revolusi Perancis. 


> Akan tetapi - di pihak lain - sama sekali membuang agama dari 
> kehidupan bernegara juga ada kekhawatiran akan timbulnya penghalalan 
> segala cara dalam melakukan kebijakan bernegara.
>


    Di negara sekular kebebasan tiap orang beragama dijamin dan
    dilindungu oleh negara, tapi negara tidak boleh mendahulukan
    salah satu agama. 

    Itulah hakekat Amandemen Pertama UUD Amerika Serikat. 

    Dan tiap hari ada agama baru di Amerika. 

 
> Sementara itu, di banyak negara, juga dilakukan sumpah berdasarkan 
> agama yang dianutnya ketika seseorang diangkat menjadi Perdana 
> Menteri atau Presiden atau anggota lembaga perwakilan rakyat. 
> Bukankah hal ini berarti juga memasukkan norma agama dalam 
> penyelenggaraan negara ?
>


    Benernya sumpah-sumpahan itu nggak ada gunanya. 

 
> Barangkali ada ahli tata negara yang dapat membahas persoalan ini 
> lebih jauh ?
> 
> 
> Juworo.
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] wrote:
> > 
> >     Seluruh kunci masaalah antara ummat Islam dan ummat agama lain
> >     di Indonesia (dandiseluruh dunia) terletak dari penolakann umat
> >     Islam untuk memisahkan urusan agama dari urusan negara - artinya
> >     penolakan orang-orang Islam Indonesia untuk mensekulerkan 
> >     negara.
> > 
> >     Ummat Nasrani, sejak dari  Reformasi telah menerima pemisahan
> >     urusan agama dan negara itu.
> > 
> >     Dari segi teologis sekularisasi ini dimungkinkan dalam agama
> >     Islam, bila orang Islam menyadari adanya perbedaan antara masa
> >     makiyah dan masa madiniyah di sejarah Islam.
> > 
> >     Masa makiyah memisahkan dengan jelas urusan politik (artinya
> >     urusan negara) dari urusan agama, sedangkan masa madiniyah tidak
> >     jelas-jeals memisahkannya. 
> > 
> >     Inilah yang kudu disadari oleh orang Islam dan disiniah letak
> >     kunci masaalah yang kita hadapi di Indoensia - masaalah yang
> >     juga dihadapi oleh orang Islam diseluruh dunia.
> > 
> > 
> > Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
> > =====================================
> > 
> > * Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh 
> ketololan, kedunguan, kegoblokan dan kebodohan
> > 
> > * Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini 
> biadab, keji dan nista
> 
> 
> ------------------------------------------------------------------------
> Saving on Long Distance is BIG NEWS. Click here and find out how 
> you can save with beMANY!
> http://click.egroups.com/1/6601/0/_/8509/_/963317422/
> ------------------------------------------------------------------------
> 
> Post message: [EMAIL PROTECTED]
> Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
> Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
> List owner  :  [EMAIL PROTECTED]


Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
=====================================

* Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh ketololan, 
kedunguan, kegoblokan dan kebodohan

* Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini biadab, keji dan nista


Kirim email ke