Agar posting ini tidak luput dari perhatian GYN, saya fwd
    kembali. 

    Dan sekarang saya bertanya: adakah manusia yang bersifat lebih nista
    dan menjijikkan dari orang ini?

    Rasa gratefulpun dia tidak punya atas pembelaan anda! 

    Dia hanya tertawa terbahak-bahak melihat anda perlu menjelaskan
    posisi anda (yang membelanya). 

    Tidak ada rasa simpati, tidak ada rasa risih karena ada orang
    yang perlu bersusah-susah menjelaskan posisinya karena (membela)
    dia. 

    Apalagi rasa bersalah, rasa ikut bertanggaung jawab atas jerih
    payah yang harus anda keluarkan untuk memberikan penjelasan atas
    pendirian anda 

    Sungguh, selama ini belum pernah saya melihat manusi yang sebusuk
    dan senista orang ini. 

    Agar jelas: orang ini bukan (hanya) keledai debil yang gede udel
    -  yang menurut anda hanya perlu pengarahan -  tapi juga manusia
    jahat! 

    Bangsat!. 

    Saya kutipkan tulisannya, walupun tidak jauh dibawah ini tulisan
    itu bisa dibaca: 

    "yaaaaaah .... koq jam-sessionnya melempem gini sih? 

    ayo dong, ayo dong. 

    hehehe. 

    (ntar kalo saya dituduh mengadu domba, bakal saya jawab kayak
    waktu ke hb: "emangnya ente keturunan domba?" hehehe lagi.)" 


------- Forwarded Message Follows -------
To:                     "'[EMAIL PROTECTED]'" <[EMAIL PROTECTED]>
From:                   Ferli Iskandar <[EMAIL PROTECTED]>
Date sent:              Wed, 9 Aug 2000 17:39:59 +0800 
Send reply to:          [EMAIL PROTECTED]
Subject:                RE: [proletar] Re: Baca juga emoticon!

[ Double-click this line for list subscription options ]

yaaaaaah .... koq jam-sessionnya melempem gini sih?

ayo dong, ayo dong.

hehehe.

(ntar kalo saya dituduh mengadu domba, bakal saya jawab kayak waktu ke hb:
"emangnya ente keturunan domba?"
hehehe lagi.)

-----Original Message-----
From: Gu Yo-Nan [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Wednesday, August 09, 2000 2:45 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [proletar] Re: Baca juga emoticon!


>From: <[EMAIL PROTECTED]>
>Subject: Re: [proletar] Re: Baca juga emoticon!

>> Gu Yo-Nan
>> Iya nih. Ndak tahu kenapa Ferli kok selalu saya belain.

>     Dan kebiasaan anda ini sungguh tidak terpuji, karena anda tidak
>     lagi membela kebenaran, tapi orang!
>     Apakah kelakuan orang itu baik atau tidak, apakah kelakuan orang
>     itu tepuji atau tidak toh anda bela juga.

Anda benar. Saya memang sering terpengaruh oleh perasaan suka atau 
tidak saya kepada orangnya. Sehingga kadang-kadang saya menjadi 
sangat biased.  


>     Yang kudu dibela adalah kebenaran dan hak orang dan bukan orang.

Bagi saya, setiap anggota di proletar@ ini adalah manusia yang baik, 
apapun juga pendapat dan ideologi mereka. Sehingga saya seringkali 
melihat mereka dari sisi manusianya, bukan dari ideologinya.  


>     Anda membela orang, anda membela Ferli dan pada saat yang
>     bersamaan anda membela kebusukan hati Ferli, kekejian dan
>     kenistaan sifatnya!

Tapi saya memisahkan Ferli sebagai manusia dan Ferli sebagai ideologinya.

Misalnya, dia menyukai tulisan Emha. Jelas itu adalah selera 
pribadinya, yang tidak ada hubungannya dengan bagaimana sikap dan 
posisinya. Tidak ada orang yang berhak mencaci selera itu. Itulah 
sebabnya saya membela Ferli, waktu HB mengkritiknya.  


>> Saya kira karena Ferli itu "innocent", kayak dalam Children of Heaven
>> itu. Apa yang dia perbuat tidak bisa terus disalahkan begitu saja,
>> karena memang tidak disengaja.

>     Dan anda harapkan saya akan menganggap serius omongan anda ini?

Saya serius kok.

Saya mendapat kesan, Ferli itu lebih banyak di mulut daripada di 
hati. Seperti anak ABG yang belum tahu persis ke mana arah 
langkahnya, tapi mau tampak dewasa. Mengingatkan waktu saya muda.  

Orang seperti Ferli perlu diarahkan, bukan (cuma) dicaci-maki.

>     Dan saya nyatakan dengan lantang disini: kepercayaan saya kepada
>     anda yang dulunya total, telah berkurang, telah banyak berkurang
>     karena anda telah membela orang dan bukan hak orang dan bukan
>     kebenaran.

Oleh karena itu, seperti pada awal tulisan saya yang lalu, saya sendiri
mengherankan kenapa saya berbuat demikian.

Tapi agaknya itu memang sifat saya, yang lebih rindu melihat segi 
kemanusiaan masing-masing orang, ketimbang ngotot pada ideologinya 
saja.  

Apapun si Ferli, bagi saya dia tetap saja manusia yang mempunyai 
keindahan dan kelemahan.  

Ada waktu menegur dan mengkritiknya, ada pula waktu untuk melihatnya sebagai
sesama manusia.


> Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo


Gu Yo-Nan


Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
=====================================

* Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh ketololan, 
kedunguan, kegoblokan dan kebodohan

* Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini biadab, keji dan nista


Kirim email ke