To:                     <[EMAIL PROTECTED]>
From:                   "Tonny Mathovani S." <[EMAIL PROTECTED]>
Date sent:              Thu, 10 Aug 2000 08:01:52 +0700
Send reply to:          [EMAIL PROTECTED]
Subject:                [proletar] Re: (2)  (Jusfiq) Forwardan A Fauzi - kok diam saja?


(...)

> 
> >     Adakah kenistaan yang lebih menjijikkan dari sikap anjing-anjing
> >     Nasrani ini (karadinal, uskup, romo dan pendeta) dalam sejarah
> >     orang Nasrani dimuka bumi ini sejak perang dunia ke II?
> >
> >     Sekali lagi:  bila anjing-anjing Nasrani  itu berteriak ketika
> >     Biki dan orang Islam lain dibunuh oleh serdadu Benny Murdhani di
> >     Tanjung Periuk, ketika orang usroh dibantai serdadu, ketika
> >     mayat orang Islam bergelimpangan di Lampung, saya yakin tidak
> >     sedikit orang Islam yang juga akan berteriak menentang laskar
> >     jihad assunah wa jammah.
> >
> 
> Masalah Tanjung Priok itu seperti apa, Fiq?
> Aku nggak begitu jelas tentang apa yang terjadi.
> 
> Aku pernah baca di Indonews, bahwa ada satu keluarga pendeta yang
> dibakar
> sampai tewas di dalam rumahnya, oleh kelompok Biki itu. Benarkah ini,
> Fiq?
> 
> Tentang yang Lampung itu, aku juga belum jelas, belum pernah baca
> tentang
> duduk perkaranya.
> 


    Tanjung Periuk: ratusan orang-orang Islam dibantai oleh serdadu
    di Tanjung Periuk, serdadu yang ketika itu dikepalai oleh Benny
    Murdhani. 

    Versi tentara: mereka itu fundemenalis yang menganggu keamanan -
    dan untuk bukti tentara juga tidak lupa membakar sebuah apotik
    yang dimiliki oleh orang Tionghoa dan mengatakan bahwa yang
    membakar adalah orang Islam, untuk menunjukkan bahwa orang Islam
    yang dibunuhi itu  fundemntalis anti-Tionghoa. 

    Dua hari setelah itu, artinya ketika darah korban pembantain ini
    belum kering seluruhnya, Abdurrachman Wahid berkata diharian
    Pelita bahwa yang salah adalah Bii dan bukan tentara yang
    membantai. 

    Dari apa yang saya baca di apakabar - dari reaksi beberapa orang
    Nasrani terhadap posting saya mengenaii Tanjung Peiuk - para
    (sejumlah) pastor dalam khotbahnya menyampaikan versi tentara
    tentang Tanjugn Periuk ini. - 

    Dan sekali lagi, pastor dan hierarkhi gereja  tidak punya ekskus
    untuk tidak tahu apa yang terjadi di Tanjung Periuk, kalau saya
    yang di negeri Belanda tahu apa yang terjadi, maka orang yang
    ada di Indonesia tidak bisa UNTUK TIDAK TAHU. 

    Lampung: penduduk sebuah desa yang penduduknya orang Islam
    dibantai tentara, pada hal dari denah yang dibikin oleh Tempo
    ketika itu jelas-jelas bahwa desa itu dilingkari parit dan
    hanya dihubungkan oleh titian (jembatan yang terdiri dari dua
    batang kayu) ke tanah sekelilingnya.

    Kalau serdadu mau menangkap penduduk itu dan bukan mau membunuh,
    maka tinggal melemparkan granat gas air mata lalu diiringi oleh
    bunyi helikopter maka penduduk desa itu - tidak pelak - akan
    berbondong-bodong menyeberangi jembatan itu untuk ditampung oleh
    mobil serdadu..... 

    Tentara bilang bahwa penduduk desa itu mau berontak dan sebagai
    buktinya ditunjukkan senjata mereka yang terdiri dari ... jeriji
    sepeda yang dijadikan anak panah dan bom molotov. 


Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
=====================================

* Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh ketololan, 
kedunguan, kegoblokan dan kebodohan

* Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini biadab, keji dan nista


Kirim email ke