To: <[EMAIL PROTECTED]> From: "Bagus Susanto" <[EMAIL PROTECTED]> Date sent: Thu, 19 Oct 2000 20:19:16 +0900 Send reply to: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: Frans Seda & Vatikan (was RE: [proletar] Jusfiq & Tanjung Priok ( II ) > Jusfiq : > Begini: untuk diterima Paus, Frans Seda memerlukan lampu hijau > dari dari gerjea.Dan lampu hijau itu diberikan. > Untuk bisa bertemu dengan Paus, Vatikan menanyakan dulu kepada gereja katolik Indonesia pendapat gereja tentang orang itu. Dan pendapat itu diberikan: Frans Seda adalah orang yang layak diterima Paus.. Ini namnya lampu hijau. Tapi bukan hanya Frans Seda yang dilampu hijaukan, tapi beberapa kali salah seorang uskup (saya sudah lupa uskup yang mana,tapiia di cekdi koranAngkatan Bersenjata atau Berita Yudha doeloe) berkunjung ke Vatikan untuk menjelaskan posisi Indonesia dalam masaalah Timor-Timur, artinya KWI meminta Paus untuk mendukung usaha pembunuhan di Timor-Timur. Dan sekali lagi, yang penting pula adalah: gereja Indonesia diam seribu basa dihadapan mayat yang bergelimpangan sedang Bello angkat bicara. Ada beberapa rohaniwan yang angkat bicara, seperti mendiang romo Mangun dan romo Hardo, tapi mereka adalah kekecualian dan mereka berada diluar hiearkhi. > > Bagus : > he .. he .. yang ini belum bisa saya terima Uda, .. lampu hijau yang > bagaimana yang Uda maksudkan ... Lihat diatas! > Jusfiq : > Ya saya mngatakan, karena sya lihat inilah yang terjadi. > Lihat saja di mailinglist Istiqlal ini, buat kebanyakan orang > Islam orang Nasrani per definisi salah. > Dan peserta mailinglist ini - saya yakin - bukan preman bayaran > serdadu, tapi orang-orang yang berpendidikan dan bisa akses ke > internet, artinya bisa tulis baca.. > > > Bagus : > Uda sendiri yang mengatakan. Ya saya katakan apa yang saya lihat. > Jusfiq : > Buat kebanyakan orang Islam, orang Nasrani per definisi adalah > musuh. > > Bagus : > Uda sendiri yang mengatakannya. > Ya itulah yang saya lihat! > Jusfiq : > Tapi bila orang Nasrani Indonesia menunjukkan bahwa mereka bukan > musuh orang Islam dalam menghadapi penindasan maka tidak bisa > tidak mereka akan berfikir, yang terang mereka akan kehilangan > dalih. > > > Bagus : > Yah .. itulah yang seharusnya dilakukan oleh umat Kristiani di Indonesia > selalu memberikan kasih kepada saudara-saudaranya tak peduli apa > agamanya, ... tetapi seperti Uda sendiri ketahui, tidak semua orang > dapat melakukannya bukan, ... kasihilah musuhmu, .. mudah diucapkan > tetapi sangat sulit dilakukan, tapi juga bukan berarti tidak bisa. Dan orang > Kristen harus belajar untuk itu. > Saya ulangi: di Timor-Timur ada uskup Belo, Afrika Selatan ada uskup Tutu (memang buka katolik sih), di Filipina ada kardinal Sim, di Polandia ada seluruh gerjea dan daftar contoh ini bisa diperpanjang. > Hanya saja kalau alasannya adalah seperti yang Uda sampaikan maka > > saya kurang setuju, perbuatan yang didasarkan hanya untuk mendapat > > penghargaan manusia adalah sia-sia, .. Saya tidak mengatakan "hanya untuk mendapat penghargaan manusia", tapi untuk menujukkan kepapa orang Islam bahwa orang Nasrani itu bukan musuh bebuyutan orang Islam. t> erlebih lagi, kapan pernah tercatat > manusia kehabisan dalih ? .. dalih tidak akan pernah habis bukan, .. Uda > sendiri mengalami dalam milist ini. Ataukah anda tidak percaya bahwa perdamaian antara penganut agama Islam dan penganut agama Nasrani tidak bisa dicapai? Sejak Vatikan II, Paus tidak jera-jeranya menguasahakan dialog antara ummat Nasrani,Yahudi dan Islam serta denganpenganut agama lain. Bila Paus telah mengakui kesalahan gereja katolik selama 2000 terakhir, temasuk inkuisisi, maka tujuan Paus adalah juga untuk mempermudah dialog itu, untuk menunjukkan kepada orang Islam yagnjuga telah menjadi korban inkuisisidi Andalusia, bahwa gereja memang salah dan menyatakan penyesalan atas kesalahan itu.