To: [EMAIL PROTECTED] From: "Meutia Chaerani Djojosoegito" <[EMAIL PROTECTED]> Date sent: Thu, 19 Oct 2000 16:45:33 -0000 Send reply to: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Istiqlal] Setuju potong tangan > Tangan yg dipotong.. > > kalo gue setuju tangan-tangan yang menyebabkan pencurian itu > dipotong... > > krn kalo ada pencurian, akarnya adalah masih adanya ketidakadilan di > dunia.. masih ada orang yang miskiiin banget saking miskinnya mesti > mencuri.. > > kemiskinan ini, menurut gue, adalah 'tangan' yang menyebabkan > mencuri, dan ini yang harus 'dipotong' dengan bersedekah dan berbuat > baik dengan sesama, menjalin hubungan sosial yang baik sesama > manusia.. > > selain kemiskinan juga faktor-faktor lain yang bikin mencuri.. > itulah 'tangan-tangan' yang harus dipotong.. > > bukan tangan secara fisik.. > > gue rasa.. interpretasinya mengenai 'potong tangan' bisa gini kan.. ? > > soalnya, kan Tuhan maha pengampun (ini ada ayatnya juga kan?).. dia > ngasih kesempataan orang utk memperbaiki diri.. nah gimana mo > memperbaiki diri dengan hukuman yang bersifat irreversibel seperti > potong tangan? > > makanya kalo menurut gue 'potong-tangan' itu yang mesti digali lebih > dalam maknanya, gak mentah gitu doang... > Ada dua hal yang harus dibedakan. Pertama apa yang di al-Quran:bendang bak bersuluhkan matahari, yang dimaksud degan potong tangan itu adalah tangan fisik pencuri yang kudu di dipotong. Atau setiap ayat-al Quran kudu dianggap sebagi ramalan Joyoboyo yang harus 'digali lebih dalam maknanya'? Hukum potong tangan pencuri adalah adat kebiasaan yang dulu berlaku di Timur-Tengah. Kedua, apa yang harus dilakukan untuk meghilangkan penyebab pencurian. Ini bukan masaalah Islam saja, polisi di Amsterdam juga memikirkan hal yang sama. Jadi: Mari kita akui dengan jujur: yang dinamakan usaha 'menggali lebih dalam makna' ayat-ayat al-Quan itu adalah usaha defensif orang Islam yang kebingungan danngeri sendiri menghadapi kekejaman ajaran agamanya. Sekali lagi: hukuman potong tangan adalah hukuman primitif yang dulu lazim dilakukan diberbagai budaya, terutama di Timur-Tengah dan hingga sekarang masih dilaksanakan di Arab Saudiah misalnya. Di level lain, usaha orang yang mencari-cari pesan ilmiah di al-Quran itu adalah usaha orang Islam yang berusaha, kayak burung onta yang memurukkan kepalanya kepasir dihadapan kenyataan bahwa al-Quran itu isiya banyak dongengnya. Kita kudu berani melihat kenyataan sebagaimana adanya: Al-Quran itu adalah juga kumpulan dongeng, seperti dongeng yang ada ditiap agama. > mohon pencerahan.. > > PS: lagian kalo diliat pelaksanaan hukum potong tangan di saudi > arabia.. katanya yang dapet hukuman tuh banyakan orang-orang yang > miskin kayak orang bedouin dan sebagainya.. sementara orang-orang > saudi yang kaya-kaya malah gak keliatan?? Ya, menurut kesaksian Pemadi dulu, yang dlihatnya adalah anak kecil asal (artinya pegungsi) Palestina . > > --- In [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Jusfiq : > > Saya mempuyai rasa kemanusian dan rasa keadilan! > > Dan anda rupanya tidak punya rasa kemanusiaan dan keadilan itu! > > Saya sunguh keberatan bila tangan pencuri itu dipotong! > > > > Dan satu lagi: hukuman potong tangan itu irreversibel sifatnya, > > artinya orang yang tidak bersalah tapi telah terlanjur dipotong > > tangannya tidak bisa memperoleh kembali tangannya yang sudah > > dipotong itu! > > > > > > Bagus : > > He .. he ... orang beragama sampai-sampai diajari kemanusiaan oleh > > Kang Jusfiq yang mengaku tidak beragama .. he .. he ... jadi malu > aku. > > > > Tapi dalam hal di atas saya sependapat dengan Jusfiq, ... bahwa > > hukuman yang diberikan manusia sewajarnya hanyalah bertujuan untuk > > mendidik sesamanya, dan bukan menghakimi serta mencacatkan fisik > > sang pelaku kejahatan.