***Bila sebelumnya saya telah membagi 10 tips
buat teman-teman yang masih bujang,
tentu tidak adil tidak membagi tips bagi yang sudah menikah.
Ditunggu komentar untuk memperkaya tips ini.

=======================

10 Kunci Perkawinan Langgeng

Kalau kita menyaksikan pasutri yang mampu bertahan sedemikian
lama dalam perkawinan, tentu kita iri dan ingin tahu resepnya.
Menurut Thomas Rice, ada 10 hal yang bisa mengawetkan hubungan
suami-istri.


Ketika artis terkenal, Dewi Yul, memutuskan bercerai dari suaminya,
Ray Sahetapy, banyak orang terkejut. Di mata masyarakat
perkawinan mereka yang telah membuahkan empat anak itu tampak
adem-ayem dan sepi dari gosip. Siapa sangka setelah 24 tahun
bersama-sama menjalani manis-pahitnya biduk perkawinan,
akhirnya pasangan ini pun berpisah.

Memang, tak ada yang bisa meramal usia perkawinan. Apakah bakal
langgeng atau putus di tengah jalan. "Perkawinan itu kan proses
perjalanan panjang hidup bersama. Kalau di dalam proses itu tak ada
kesepakatan, ya bisa saja putus di tahun berapa pun. Bahkan di tahun
ke-40 yang nyaris kawin emas. Jadi ada yang sukses berproses, ada
yang gagal," ungkap Drs. Monty P. Satiadarma, MS/AT,MCP/MFCC,
seorang terapis keluarga.

Lebih jauh dijelaskan Monty, menikah secara mudah diartikan
sebagai persatuan dua pribadi yang berbeda. Konsekuensinya akan
banyak terdapat perbedaan yang muncul saat menjalani perkawinan.
"Satu hal yang sering kurang disadari oleh orang yang menikah
adalah bersatunya dua pribadi bukanlah persoalan sederhana. Setiap
orang mempunyai sejarahnya sendiri-sendiri dan latar belakang yang
seringkali sangat jauh berbeda, entah latar belakang keluarga,
lingkungan tempat tinggal ataupun pengalaman pribadinya selama
ini. Makanya perkawinan adalah proses untuk menyatukan
perbedaan-perbedaan tersebut."

Berdasarkan itulah, kesuksesan perkawinan ditandai bukan hanya
oleh berapa lama hubungan tersebut terjalin, tapi juga intensitas
perasaan yang dialami dua orang yang menjalin relasi perkawinan.
"Bisa saja di tahun ke-5, proses sharing sudah enggak jalan. Yang ada
cuma kekesalan dan kekecewaan. Perkawinan tidak lagi nyaman,
tinggal tunggu satu pemicu saja, maka semuanya akan berakhir,"
tandas psikolog yang menjadi Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Tarumanegara ini.


PERKAWINAN SEMU

Jadi, mengukur sukses-tidaknya sebuah perkawinan tak bisa semata-
mata berpatokan pada lamanya usia perkawinan saja. Apalagi
seperti dibilang Monty, di Indonesia, lamanya perkawinan bukanlah
ukuran sukses perkawinan tersebut. Banyak pasutri yang
menghindari perceraian meski perkawinannya jelas-jelas sudah
"ambruk"!

Bagi masyarakat timur yang masih memegang tradisi keluarga, kata
Monty, perkawinan adalah bukti komitmen. Perceraian dianggap hal
yang tabu. Akibatnya, jika mereka bercerai juga, maka
kredibilitasnya akan turun. "Sedapat mungkin mereka
mempertahankan karena perceraian mengubah status sosial dan
finansial seseorang."

Belum lagi masalah anak yang dipikirkan dampaknya bila orang tua
harus bercerai. "Tak sedikit orang tua yang menunda perceraian
hingga anak-anak menjadi dewasa dengan anggapan, mereka akan
lebih mudah menerima perceraian orang tuanya."

Akibat sudah tak sejalan, tetapi karena ngotot mempertahankan
perkawinan demi tuntutan masyarakat, akhirnya yang terjadi adalah
'perkawinan semu'. "Ini yang disebut dengan 'superficial marital
relationship'. Hidup dalam ikatan yang sah, tapi masing-masing pihak
sebenarnya sudah jalan sendiri-sendiri. Mungkin sempat menjalani
kehidupan harmonis sekian tahun, selebihnya menjadi pribadi yang
asing satu sama lain. Perkawinan diteruskan hanya sebagai upaya
memenuhi tuntutan sosial."

Kesuksesan suatu perkawinan, menurut Monty, harus dilihat dari
sejauh mana pasutri merasakan kepuasan hubungan perkawinan
pada sebagian besar waktu yang dilalui dalam ikatan perkawinan.
Apakah keduanya merasa yakin dan percaya bahwa kebutuhan fisik,
emosional, dan psikologisnya terpenuhi dalam kebersamaan dengan
pasangan?

"Yang sudah menjalani sampai 30 tahun lebih pun belum pernah
diteliti, apakah betul mereka menjalani kebersamaan secara terus-
menerus dengan sesungguhnya. Mungkin sekian tahun pertama,
penuh cinta dan harmonis. Selebihnya, cuma status sosial saja yang
mengatakan bahwa mereka menikah," kata Monty mengakhiri.


KESENJANGAN MENJADI POTENSI KONFLIK

Dari penelitian ditemukan, indikator umum yang terkait dengan
kesuksesan perkawinan adalah faktor kesenjangan. Entah dalam hal
berpikir, budaya, penghasilan, dan sebagainya. "Misalnya, si istri
seorang sarjana sementara suaminya tak sekolah. Awalnya berjalan
romantis, tapi lama-lama si suami ini kalau diajak ngomong, kok,
enggak nyambung. Akhirnya, salah satu dari mereka jadi "gerah" dan
minta cerai karena komunikasi sudah tidak jalan," papar Monty.

Namun, meski kesenjangan berpotensi mengancam keutuhan
perkawinan, bukan berarti pasutri yang sejak semula banyak
perbedaan, lalu bakal bercerai di kemudian hari. "Perkawinan adalah
suatu dinamika. Jika selama proses perkawinan, kesenjangan-
kesenjangan yang muncul sejak awal dan selama perkawinan bisa
diterima dan ditolerir, ya, perkawinan bisa jalan terus." Sebaliknya,
ada yang dari awal, pasangan itu dinilai bibit, bebet, bobot-nya sudah
oke, ternyata cerai juga. Memang, pada akhirnya, jodoh adalah
rahasia Yang Maha Mempertemukan meski semua pasangan tentu
bercita-cita melewatkan kawin emasnya.


10 KUNCI SUKSES PERKAWINAN AWET

Kalau kita menyaksikan pasutri yang mampu bertahan sedemikian
lama dalam perkawinan, tentu kita iri dan ingin mengikuti resepnya.
Menurut Thomas Rice, dalam bukunya, 'Intimate Relationship,
Marriages and Families', ada beberapa hal yang bisa mengawetkan
hubungan suami-istri, yaitu:

1. Komunikasi
Yang dimaksud bukan sekadar berbicara, tapi juga mendengarkan.
Bila Anda sudah mulai malas mendengarkan pasangan berbicara,
berarti Anda telah kehilangan komunikasi.

Tunjukkan sikap yang baik dalam berkomunikasi, yaitu
mendengarkan pasangan berbicara sampai selesai, sebelum Anda
mengutarakan pendapat Anda sendiri. Ingat, perkawinan adalah
timbal-balik di antara dua orang. Semua pihak ingin punya
kesempatan berbicara dan hak untuk didengar.

2. Kejujuran
Banyak pasangan mengaku, kejujuranlah yang membuat perkawinan mereka bertahan 
lama. Memang, mengakui dengan jujur kesalahan dan kekhilafan, tak jarang pahit 
didengarkan, tapi kejujuran akan menyelamatkan hubungan.

3. Saling Menghargai
Hubungan perkawinan yang sukses memandang pasangannya sederajat (equal). Jalani 
perkawinan dengan saling menghargai satu sama lain.

4. Saling Percaya
Jangan menghabiskan pikiran untuk terus-terusan tegang dan curiga pada 
pasangan. Jika suami terlambat pulang dengan alasan lalu-lintas macet, buat apa 
selalu menjadikannya bahan kecurigaan? Janganlah kecurigaan kecil menjadi 
ancaman dalam perkawinan.

5. Pasangan Adalah Teman
Jadikan pasangan Anda sebagai teman saat suka dan duka, sebab cinta yang awet 
membutuhkan persahabatan, bukan sekadar emosi.

6. Humor
Percintaan yang diselingi humor akan menyejukkan suasana. Jangan ragu untuk 
tertawa bersama pasangan, termasuk menertawakan hal-hal yang remeh sekalipun.

7. Kompromi
Apa yang Anda inginkan darinya dan apa yang dia inginkan dari Anda, perlu 
dikompromikan untuk mencapai keseimbangan. Seringkali ada hal kecil yang harus 
dikorbankan untuk memperoleh kebahagiaan.

8. Saling Memaafkan
Hubungan perkawinan tak akan langgeng bila salah satu pihak menyimpan dendam. 
Berilah maaf, jangan menyimpan dendam.

9. Cinta
Tumbuhkan perasaan cinta pada pasangan, karena sampai kapan pun, manusia hidup 
butuh dicintai dan mencintai.

10. Doa
Mohonlah berkah dan kemurahan hati-Nya agar cinta dan perkawinan Anda selalu 
berjalan mulus dan langgeng.

(Sumber: Tabloid Nakita) 


   Terima kasih
   M.Yusuf.web.id
   
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
   
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke