Ya, sebenarnya selain KPR ada juga tuh kendaraan bermotor.
Sistem yg dipakai cost plus atau murobahah.

Sebenarnya ini lebih tepat kalau untuk pembelian mesin
industri atau penambahan kapsitas produksi.
Jadi cost plus dengan spesialisasi untuk yang
ada nilai tambahnya, baik sektor jasa maupun produksi.

Kalo KPR dan Motor mungkin masih komersial konsumtif.
Kecuali kalo kendaraan bermotornya dipakai buat alat
bantu bisnis.

BMT Aa Gym saya lihat sudah jalan kredit sepeda modtor.
Adira pun sekarang bikin adira syariah, dan sudah masuk
ke asuransi takaful syariah.

Yang nggak sehat bila pasang margin/cost plusnya kemahalan.
yudah gitu main patokannya berdasar bunga bank konvensional.
Karena secara filosifs dihitung berdasar fundamental ekonomi,
seperti resiko, inflasi, tingkat kenaikan harga, tingkat perekonomian
di masa depan, yang oleh Adiwarman Karim disebut dengan
Economic Value of Money, untuk membedakannya dengan
konsep time value of money yang melahirkan riba perbankan tersebut.

salam,
Ari Condro

----- Original Message -----
From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>

Tapi untuk KPR memang belum bisa. Skema KPR Syariah berupa bank membeli
rumah kemudian "menjual" ke peminjam dgn harga lebih, menurut saya tak lebih
dari akal2an saja yang sama dgn riba.

Salam






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to