Salah satu sebabnya adalah pengelola migas di Indonesia mengekspor gasnya ke luar negeri meski dgn harga yang lebih rendah dari harga domestik.
Akibatnya kebutuhan dalam negeri justru tak terpenuhi. > -----Original Message----- > From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of arief rasyid > Sent: 22 Juni 2005 13:01 > To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com > Subject: Re: [ekonomi-nasional] STOK PREMIUM DAN SOLAR KRITIS > > > dari millis sebelah > > Rekans, > Sekedar share saja kondisi di Jatim mengenai ketersediaan Migas, yang > menurut saya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan propinsi lainnya. > Kebetulan kemarin saya baru saja rapat diskusi panel dengan Deperindag, > Dep ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), BP Migas, Pertamina UPMS V > (Unit Pemasaran V, Jawa Timur), dan beberapa wakil dari kalangan > industri lainnya. Intinya menyoal tentang kelangkaan pasokan Gas Alam di > Jatim dan efeknya terhadap krisis Energi/BBM bagi masyarakat dan > industri. > > Saat ini distribusi Gas untuk Industri swasta di Jatim hanya dipegang > oleh PGN (Perusahaan Gas Negara) dengan total kebutuhan sekitar 110 > MMCFD (juta kaki kubik gas per hari) dengan sekitar 44 pelangan utama, > 11 diantaranya mengkonsumsi min 1 MMCFD. Dengan kebutuhan sebesar itu > idealnya PGN harus memiliki pasokan minimal sebesar 132 MMCFD, sialnya > saat ini pasokan dari blok Migas milik Lapindo Brantas, EMP Kangean dan > Kodeco (yang memasok gas ke PGN) hanya dapat mencukupi kebutuhan > sejumlah maks 80-90 MMCFD. Lebih parah lagi PGN sendiri masih harus > berebut Gas dengan PLN (sekitar 50% Pembangkit Listrik PLN mengunakan > Gas) > > Sebagai dampak dari minimnya pasokan Gas ini sejak Q3 2004, lalu > sebagian besar industri terpaksa mengalihkan kebutuhan Gas-nya ke Solar. > Akibatnya kebutuhan Solar di Jatim naik 2-3x lipat, padahal anggaran > subsidi dari Pemerintah pusat yang diajukan oleh Pertamina UPMS V tidak > sebanyak itu karena Pertamina telah mengajukan bujet subsidi 2005 > berdasarkan kontrak quota Solar dari sektor Industri tahun 2004 ditambah > angka pertumbuhan industri normal. Harga Solar industri yang dipatok Rp > 2200/liter itu masih disubsidi Pemerintah 50% lebih dari harga beli > Pertamina yang USD 51.5 cent/liter atau USD 9.0/MMBTU. > > Pertamina confirm off the record bahwa mereka sudah tidak punya uang > lagi untuk beli tambahan Solar karena tambahan subsisdi dari Pemerintah > Pusat belum turun, Dep ESDM pun tidak bisa berkomentar sambil merujuk > bahwa masalah subsidi sebaiknya ditanyakan kepada DepKeu, repotnya > ketika wakil dari Deperindag dan Pertamina bertemu dengan Gubernur > minggu lalu untuk menjelaskan masalah kelangkaan BBM, APBD Jatim tidak > cukup untuk nombok tambahan kebutuhan sekitar 190 juta liter solar > pertahun atau sekitar 47.5 juta USD. Alhasil seminggu belakangan ini > Solar sudah langka di Jatim, bahkan hari ini beberapa SPBU di Surabaya > tidak kebagian Solar dan Premium. > > Kalau mau dilihat lebih jauh, masalah yang sedang kita hadapi saat ini > seperti lingkaran setan. Stok BBM nasional yang biasanya 21-28 hari saat > ini hanya tinggal sekitar 15-18 hari, dengan stok level seperti ini > adanya gangguan/keterlambatan distribusi BBM sedikit saja (> 6 jam) bisa > menyebabkan SPBU di daerah kehabisan BBM. Secara mikro dan short term, > kelangkaan BBM di SPBU akan lebih cepat memicu keresahan masyarakat > dibandingkan dengan kelangkaan BBM bagi sektor Industri, oleh karena itu > Men ESDM telah memerintahkan PLN untuk mengurangi penggunaan Solar dan > beralih ke Gas. Jangan salah, PLN sendiri juga saat ini sedang > ketar-ketir karena pasokan listrik untuk Jawa-Bali sudah pas-pasan > karena selain kapasitas pembangkit yang sudah tidak mencukupi ditambah > dengan krisis sumber energi. Kalau PLN beralih ke Gas, maka sektor > Industri akan beralih ke Solar, maka Solar akan semakin langka kecuali > Pemerintah punya cukup dana untuk menambah subsidi. Yang repot > sebenarnya masyarakat juga, karena kalau sampai Solar diperebutkan oleh > sektor Industri seperti saat ini, maka akan banyak terjadi spekulasi di > pasar. Jangankan di tingkat pengecer, para supir truk BBM pun sudah > banyak yang mencari keuntungan sendiri-sendiri, karena harga Solar umum > dan industri terpaut Rp 100/liter. Di sisi lain, ada juga kalangan > sektor industri yang malah beli solar dari SPBU atau lewat > distributor/koperasi yang berani menawarkan Solar dengan harga Rp > 2150/liter, sudah jelas kita tahu bahwa itu ialah jatah solar SPBU. > > Sehubungan dengan topik pasar bebas BBM yang diajukan om Prap, maka per > tanggal 1 Juni 2005, Pertamina UPMS V melakukan terobosan dengan > menaikkan harga jual solar industri menjadi market price USD 51.6 > cents/liter untuk pembelian di atas quota 2004 yang akan berubah setiap > bulannya. Jika hal ini dipatuhi oleh sektor industri bisa jadi > masalahnya menjadi mudah karena Pertamina tidak perlu lagi menunggu > subsisdi Pemerintah, tetapi bisa jadi malah memperburuk situasi kalau > ada sebagian pelaku industri yang malah semakin memperebutkan solar SPBU > mengingat price gap yang 2x lipat. > > Dalam jangka panjang, memang arahnya akan kesana, tetapi masih perlu > beberapa pembenahan regulasi terutama dari segi UU Migas itu sendiri, > termasuk perijinan operasi dan patokan tarif explorasi dari pemerintah. > Saat ini Pemerintah mematok harga minimum Migas hasil explorasi yang > harus diikuti oleh para operator, nantinya harga ini akan dilepaskan > tergantung kepada efisiensi masing2. > > Sebagai rangkuman, saya cuma mengajak rekan2 TO semua yang umumnya > berjiwa sosial 8-) agar bisa ikut menghemat pemakaian energi kita, baik > BBM maupun listrik, ingat Solar lagi susah, banyak yang ngerebutin, jadi > jangan beli mobil diesel (just kidding 8-).. Kurangi pemakaian listrik > antara jam 17-22 ntar dimarahin si Oneng... > > > Salam hemat, > 55 > > > > > Wardoyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > BBM langka di beberapa kota, antrian kendaraan melonjak dan pasokan sangat > kurang. Yang berwenang sebaiknya tdk memandang ringan masalah > kelangkaan bbm > ini. Selain sbg akibat dampak dari keterlambatan pembayaran pertamina, > ------------------------- cut ------------------------------- > > --------------------------------- > Yahoo! Sports > Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > Bantu Aceh! Klik: > http://www.pusatkrisisaceh.or.id > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > Bantu Aceh! Klik: http://www.pusatkrisisaceh.or.id Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/