Asosiasi Istri Pendukung Suami Poligami         
Berita ini mungkin akan 'menyengat' para aktifis perempuan dan gender yang
paling alergi mendengar kata 'poligami'. Tapi di Mesir, asosiasi itu
benar-benar ada dan banyak peminatnya Rabu, 31 Agustus 2005




Hidayatullah.com--Adalah Hayam Dorbek, 42 tahun. Dalam sebuah debat di
televisi, ibu dua anak mencengangkan banyak orang, terutama aktifis
perempuan yang sering dianggap pembawa gagasan gender dari Barat. Pasalnya,
Dorbek justru mengajak pemerintah dan wanita seluruh negeri di kota itu
untuk menggalakkan ta'adud atau yang sering disebut poligami. 
 
Dalam debat yang ditayangkan di sebuah televisi, Dorbek sempat membuat kaget
banyak orang. Menurutnya, Mesir dan negeri-negeri Arab di Timur-Tengah harus
lebih terbuka lagi dan menggalakan  poligami.

Karena itu, dia, mengajak para wanita Mesir untuk mempromosikan suaminya
agar bisa menikah lagi.

Sebelum gagasannya dikampanyekan keluar, awalnya, Dorbek merasa tak siap
dengan itu. Menariknya, justru dua anaknya yang paling dicintai malah
mendukungnya.

Apalagi dengan kesibukannya dalam pekerjaan, baginya, sang suami tidaklah
cukup mempunyai satu orang istri saja, katanya dikutip Associated Press
(AP), (29/8), Senin kemarin. 

Dia merasakan, konsep Islam tentang poligami justru jawaban bagi banyak dari
penyakit sosial di Mesir. Karena itu, dirinya pernah menulis artikel
berjudul "Satu Isteri Tidaklah Cukup," dan telah membantu suatu asosiasi
bernama "Al-Tayseer," atau pemberian kemudahan, untuk mempromosikan
poligami.

Tentu saja, gagasannya itu menyengat kalangan aktifis gender. Nihad
Aboul-Qomsan, Direktur Center for Women's Rights (CWR), Mesir dengan sinis
menyebut gagasan itu akan membuat Mesir mirip Arab Saudi yang dianggapnya
konservatif. 

Namun Dorbek justru menyangkal. Menurutnya, gagasan mendukung suami untuk
berpoligami itu sesuai dengan perkembangan kebutuhan dunia modern.
Menurutnya, memberikan kesempatan menikah lagi itu adalah alternative atas
dekadensi Barat.

"Aku meminta hak kaum wanita: hak-hak mereka menikah sekalipun menikah satu
pria," ujarnya. Tapi, poligami adalah "izin yang diberikan Tuhan untuk
menstabilkan masyarakat dan memecahkan permasalahannya," tambahnya lagi.

Berpoligami, ujarnya, akan menghentikan kebiasaan buruk termasuk budaya
affair, sebagaimana dilakukan para pejabat tinggi.

Gempuran dan rasa sinisme terhadap poligami, menurut Dorbek adalah akibat
gencarnya arus sekularisme dari Barat dan merusak Islam.

"Arus sekular  dalam masyarakat telah memberangus suara Islam dan
mengaburkan mereka," katanya. 

Undang-undang Mesir membolehkan pria berpoligami. Namun, kebanyakan pria
Mesir jarang mempraktekkannya. Ini agak berbeda disbanding di belahan
negeri-negeri Arab lainnya.

Meski demikian, beberapa waktu belakangan ini, budaya poligami di negeri itu
mulai meningkat. Salah satu contohnya adalah Arafat Sayed. Pengusaha asal
selatan kota Luxor ini telah menikah dengan tiga istri dan akan
mempertinbangkan menikah keempat kalinya.

"Kamu bisa menikah dengan hanya satu wanita, tetapi mempunyai masalah yang
mana  menjadi lebih baik?" katanya.

Hal yang sama terjadi pada Nagwa. Namun pria yang tinggal di kota Sinai ini
lebih dulu menyarankan agar menikah lagi sesuai dengan ketentuan agama.
Sebab dengan cara itu perniakahannya akan terjaga. Terutama akan melindungi
hak wanita yang akan dinikahi.

 "Pada mulanya merasa cemas," kata Nagwa."Tetapi ketika kamu bersama
seseorang yang sangat takut pada Allah, ia akan menjagamu."

Faktanya, meski kalangan aktifis perempuan sewot, Dorbek mengaku makin yakin
gagasannya berkampanye mendukung para suami menikah lagi. Menurutnya, telah
ratusan pria mendukung kampanye nya dan menemukan seorang isteri kedua.
Sebaliknya, sudah belasan wanita menghubungi nya dan berencana akan
mencarikan suaminya istri lagi.

Praktek Lama
 
Praktek poligami bukanlah hal baru.  Sejak zaman raja-raja Nusantara dulu,
praktek seperti ini sudah biasa dilakukan para raja yang dikenal memiliki
puluhan selir. Bedanya dengan Islam, praktek seperti ini dibatasi hanya
empat orang dan harus benar-benar adil.

Di Indonesia, praktek seperti ini sebelumnya tak pernah dipermasalahkan
kecuali munculnya wanaca gender dari Barat. Umumnya, beberapa ulama dan kiai
besar  dari NU dikenal memiliki istri lebih dari satu. Menariknya, belum ada
berita perkawinannya bermasalah.

Beberapa tahun lalu, kelompok aktifis perempuan sempat mengeluarkan daftar
calon anggota dewan yang tak layak dipilih karena dianggap punya kelakuan
buruk. Anehnya, seorang pakar hadits dari salah satu partai Islam dimasukkan
sebagai tokoh berperilaku buruk karena dianggap telah mempraktekkan
poligami.

Umumnya para aktifis perempuan yang alergi poligami, sering mengaitkan
praktek itu sebagai bentuk kekerasan dalam rumah tangga atau melecehkan
harkat dan martabat perempuan.

Namun hingga kini, tak terdengar suara LSM atau aktifis perempuan yang
menentang perselingkuhan, pergaulan seks bebas atau maraknya sexual
dissorder (hubungan lawan jenis) dan mengeluarkan daftar serupa sebagai
orang berperilaku buruk. (HoustonChronicle.com/AP/Hid/Cha)
        


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/hjNroD/EbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke